Netizen yang suka buka-buka komik strip digital, utamanya yang muncul di media sosial, pasti pada tau tentang Pepekomik. Yak komik kocak satu ini menceritakan kehidupan sehari-hari Wagiman dan kawan-kawan, dan kadang orang-orang yang gak ada hubungannya sama mereka.

Kalian yang familiar sama komiknya, tentu penasaran kan sama otak di balik kesomplakan Wagiman dan lain sebagainya ini di Pepekomik? Yak kali ini kita akan berbincang dengan author Pepekomik nan femes itu.
Prasetia Pradana a.k.a Pepe demikian namanya. Lahir di keluarga yang erat hubungannya dengan seni. Meski begitu dia mengaku “tersesat” di belantara Matematika. Padahal Ayahnya pegiat seni, utamanya tradisional. Tapi itu tak menggoyahkan hati Pepe untuk menempuh pendidikan S2 Matematikanya di universitas ternama di Yogyakarta.
Awal mula pemuda kelahiran Bantul ini berkarya di jalur komik strip merupakan sebwa “kecelakaan”. Aslinya Pepe pengen banget jadi Youtuber… Wicis merupakan cita-cita most of pemuda-pemudi jaman now. “Awalnya yang kubikin itu konten buat video Youtube, tapi nasib berkata lain”, jelasnya.
Daripada naskahnya nganggur, Pepe memutar otaknya. Menurutnya, mengapa tidak dibikin komik strip saja? Akhirnya Desember 2014 lahirlah karya pertamanya yang diposting di Instagram. Sampai saat ini, bahkan Pepe sendiri tidak menduga apresiasi pembaca bakal sebesar ini. “Go with the flow aja, syukuri, dan selalu berusaha berkarya lebih lucu”, tipsnya.
Karena soal kejombloannya tidak boleh diekspos, bukan untuk konsumsi publik katanya, maka mari kita membahas tentang bagaimana Pepe memperoleh ide ngomik. Kalian juga penasaran kan?

Source : Instagram Pepekomik
Awalnya, ide Pepekomik berasal dari teman-teman sekitar Pepe. Banyak cerita yang bisa diangkat dari sana, baik dari hasil sharing maupun ngobrol nirfaedah. Kalau sudah habis, biasanya Pepe akan menggali ide sendiri. Intinya, ucap Pepe dengan mimik serius, peka dengan kondisi sekitar. “Kalau sudah terbiasa, kepekaan terhadap lingkungan sekitar bakal meningkat. Dari sana muncullah ide-ide segar yang bisa dieksekusi untuk komik.” Peka yang dimaksud adalah memiliki sense pada hal-hal biasa di sekitar kita yang sebenarnya menarik jika diangkat dalam komik.
Jadi, hal ini sekaligus mengklarifikasi pihak-pihak yang menyatakan bahwa ide komiknya diperhitungkan secara saksama dengan rumus tertentu, menilik latar belakangnya dalam bidang matematika. Itu tidak benar, tegasnya.
Selain ide segar, Pepekomik terinfluence dengan tokoh karakter terkenal dari luar maupun dalam negeri. Di antaranya Gravity Falls, Atashinchi, Rysetkomik, dan tentu saja Tahilalats.
Meski sampai saat ini kerajaan komik strip Pepekomik bertumbuh dan meluas, dengan pendapatan terbesar Pepe berasal dari karya komik stripnya yang fresh tiap harinya, Pepe masih punya impian untuk mengajar. “Aku masih ingin keduanya – mengajar dan berkarya – jalan seimbang jadi tetap seiring sejalan.”

Saat ini Pepekomik beredar tiap hari di akun instagram. Disinggung tentang kemungkinan beredar komik cetak, pemilik followers 84,3K di akun komiknya ini cuma tersenyum. Menurutnya, mungkin satu saat buku bisa saja punah, tapi digital last forever. Kesimpulannya, Pepe masih belum kepikiran untuk menjadi komikus cetak dengan beberapa pertimbangan.
Eit.. Tapi jangan keburu kecewa dulu, untuk saat ini beberapa komik karyanya yang pernah dipost, dicetak terbatas pas pameran komik, jadi jangan dilewatkan. Selain mencetak sendiri, penggemar klub bola Chelsea FC ini juga telah menerbitkan secara indie beberapa komik kompilasi bersama Strip Jogja. Untuk tahun ini Pepe bersama Strip Jogja akan turut meramaikan Mangafest di JEC pada 25 – 26 November mendatang, Jadi jangan sampai ketinggalan ya temans!