Review Star Wars: The Last Jedi — Menguras Emosi! NB. Spoiler Alert

Star Wars The Last Jedi mulai tayang di Indonesia serentak pada tanggal 13 Desember 2017. Alur cerita film ini adalah lanjutan dari akhir film Star Wars: the Force Awakens dimana Rey mendatangi Luke Skywalker untuk berguru dan memanfaatkan kekuatannya.

The Last Jedi adalah penggambaran gimana harapan bisa muncul kapanpun, bahkan di saat tergenting yang dialami. First Order yang mengejar koloni Resistance sekarang punya teknologi yang lebih canggih dari teknologi pendahulunya. Mau nggak mau pihak resistance mencari cara dalam mengelabui First Order. Dalam skala besar, The Last Jedi adalah perang antara dua pihak yang sama-sama memegang erat prinsipnya. Satu untuk menguasai, satu unjuk menjaga perdamaian. Dan dalam skala lebih kecil, The Last Jedi adalah cerita yang mengedepankan karakter development dari konfrontasi yang timbul.

Oke.. Sebelum dilanjutkan, di titik ini adalah batas suci bagi fans antispoiler, bagi yang ga bermasalah dengan itu silahkan melanjutkan baca sampai selesai.

Kali ini, di The Last Jedi ada beberapa adegan duel yang bikin para fans Star Wars geregetan. Seperti yang dilihat di trailer, duel antara Finn dan Captain Phasma adalah salah satu yang ditunggu. Nggak lupa juga Rey dan Kylo Ren yang akhirnya bertatap muka kembali setelah sebelumnya duel lightsaber di The Force Awakens. Setelah beberapa duel tersebut, tiap karakter terlihat lebih kuat dan lebih matang.

The Last Jedi menyajikan satu film yang berisikan karakter-karakter penting yang nggak sembarangan. Rian Johnson sukses membuat tiap karakter bermakna di tiap keputusan yang mereka ambil.

Rey yang pada awalnya tidak tahu harus berbuat apa dengan kekuatan yang dia miliki, mampu mengambil keputusan bijak yang bahkan Luke pun tidak berani mengambilnya. Kylo Ren benar-benar terasa bengis di The Last Jedi ini dengan semua adegan yang ditunjukkan, apalagi Adam Driver emang orangnya gitu. Poe dan Finn terasa makin akrab dan memegang teguh prinsipnya. Dan nggak ketinggalan Rose Tico, karakter sidekick yang diperankan oleh Kelly Marie Tran mampu bikin saya sendiri kagum melihatnya di sepanjang film.

BACA JUGA  Peyton Reed dan Robert Rodriguez Jadi Sutradara Baru Serial The Mandalorian
Source : movieweb.com

General Leia sebagai pemimpin pihak resistance (diperankan oleh Carrie Fisher, RIP) dipojokkan dengan berbagai keputusan yang harus diambilnya secara cepat, tapi First Order yang dipimpin oleh Snoke dan dikomando General Hux selalu selangkah lebih maju.

The Last Jedi yang berawal dari perjumpaan Rey dan Luke, perjuangan Leia dalam memimpin the Resistance, misi Finn dan Rose untuk menyusup ke First Order, serta masa lalu Kylo Ren yang sebenarnya, mampu membuat saya sendiri kagum dengan balutan karakter yang ditulis oleh Rian Johnson.

Source : highsnobiety.com

Kalau dilihat dari sudut pandang perang antara First Order dan Resistance, Star Wars: The Last Jedi mungkin terasa antiklimaks dengan memberikan cliffhanger dan tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang kedua pihak. Tapi kalau dilihat lebih dalam, The Last Jedi mampu meng-establish karakter dengan lebih tajam dan mampu memanfaatkan 2,5 jam untuk menunjukkan storytelling yang sangat bagus, emosi yang terbangun, dan membuat saya sendiri percaya bahwa perdamaian bisa tercipta karena harapan akan selalu ada.

Kudos to everyone who makes Star Wars happen.

Baca Juga: Trilogi Star Wars Baru, Yay or Nay?

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: