Black Panther Review; Jelajah ‘Techtropolis’ Wakanda

Film-film Marvel emang punya reputasi yang kurang bagus di ranah dialog karena cheesy, dan di film terbarunya ini, Black Panther, Marvel bisa ngebuktiin kalau mereka nggak main-main menancapkan taringnya di ranah superhero movies. Dari dialog, karakter, plot, setting, bahkan hingga soundtrack, Ryan Coogler sebagai sutradara mampu menyulam itu semua menjadi Black Panther, film yang menyajikan keindahan Wakanda dengan sempurna.

Black Panther mampu menyajikan Wakanda sebagai negara afro-futuristik secara visual yang apik, memperjelas garis antara sejarah dan fantasi.

Film Black Panther diawali dengan penjelasan singkat tentang Wakanda, sebuah  negara Afrika yang tertutup yang pegunungannya mengandung logam super  kuat, vibranium. Zat ini adalah kunci bagi semua kemajuan teknologi Wakanda yang bisa dilebur untuk dijadikan pakaian, senjata, hingga kendaraan mereka. Tapi meski vibranium memungkinkan Wakanda untuk menjadi ‘techtropolis’,  namun juga membuat negara tersebut mengisolasi dirinya sendiri.

Kemudian film tersebut benar-benar dimulai, dimulai pada tahun 1992 di Oakland, di mana mata-mata Wakanda yang diperankan oleh Sterling K. Brown yang memiliki sudut pandang radikal untuk mengakhiri penderitaan sesamanya dengan berusaha mengekspos resource Wakanda.

Pernyataan tersebut juga menghantui T’Challa (Chadwick  Boseman), yang hakikat awalnya tidak hanya menjadi raja Wakanda, tapi  juga sebagai Black Panther, pelindung suku Wakanda.

T’Challa tahu bahwa mengekspos kemampuan teknologi Wakanda bisa mengakhiri kehidupan bangsanya seperti yang mereka ketahui–tapi dia juga tidak bisa membenarkan pilihan yang dibuat oleh raja sebelumnya.

Di tengah tragedi yang menimpa T’Chaka, ayah T’Challa, ia harus melanjutkan misinya untuk menangkap dan menghukum Ulysses Klaue (Andy Serkis), seorang Afrika Selatan yang maniak, bertangan satu dan memiliki lengan buatan berbahan vibranium.

Tidak hanya itu, masalah T’Challa juga datang ketika ada seseorang dari masa lalunya untuk menuntut tahta dan menantangnya untuk berduel: mantan tentara Erik Killmonger (Michael B. Jordan), mesin pembunuh yang mengakui dirinya seorang Wakanda dan berhak atas tahta.

Killmonger (Jordan) menggambarkan bagaimana ia menjadi monster buatan Wakanda sendiri.

Selain Killmonger yang diperankan oleh Jordan, karakter lain juga mewarnai Black Panther dengan penuh kharisma dan aksi. Diantaranya ada Shuri (Letitia Wright) sebagai insinyur terbaik di Wakanda yang membuat kostum terbaru Black Panther, kemudian ada Nakia, diperankan oleh Lupita Nyong’o sebagai filantropis yang memerankan mantan T’Challa. Nggak lupa juga ada Okoye yang diperankan oleh Danai Gurira sebagai Jenderal Dora Milaje, prajurit pengawal Raja Wakanda yang semua anggotanya wanita. Apalagi Angela Bassett yang memerankan ibu T’Challa dengan penuh kharisma, pantes banget lah mendapatkan Oscar.

BACA JUGA  [Review] "Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings" (2021)

Selama lebih dari dua jam, Kamu bakal menikmati bagaimana indahnya Wakanda dan teknologi yang membuatnya tetap bertahan selama ribuan tahun.

Source : Screenrant.com

Hmm, kalau nilai minusnya, mungkin adalah kehadiran Agen Ross yang diperankan Martin Freeman sebagai Agen CIA. Perannya tidak terlalu signifikan di film Black Panther. Apalagi scene di Korea Selatan (kenapa harus di sana, sih), meskipun adegan kejar-kejaran mobil benar-benar seru. Tapi coba bayangkan deh kalau scene tersebut terjadi di daerah yang rawan macet seperti New York atau bahkan Jakarta, pasti bakal jadi adegan yang tambah seru!

Overall, Black Panther menyajikan film dari sudut pandang seorang Ryan Coogler yang ingin menunjukkan bagaimana superhero, monarki, moral seseorang bisa memengaruhi satu kerajaan. Chadwick Boseman bagi saya seperti RDJ sebagai Iron Man, memang sudah ditakdirkan hidup untuk memerankan T’Challa. Lengkap dengan kharisma dan aktingnya yang membuat saya merinding.

Black Panther is fun to watch, and it’s fun to talk about it later.

WAKANDA FOREVER!

[zombify_post]

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: