4 Donghua Adaptasi Manhua Terburuk, Bikin Penggemar Kecewa!

Beberapa donghua ini dicap sebagai proyek adaptasi manhua terburuk. Saking buruknya, kamu mungkin perlu pikir-pikir buat menontonnya.

Sudah jadi tradisi kalau manhuamanhua populer mayoritas bakal diadaptasi menjadi donghua. Tak sedikit adaptasi manhua yang sukses besar, sehingga mereka berhasil masuk dalam jajaran donghua adaptasi manhua terbaik.

Sayangnya nggak semua donghua adaptasi manhua bernasib mujur. Tak sedikit pula donghua adaptasi manhua yang justru mendapat banyak hujatan dari penggemar. Entah karena penggambaran visualnya yang nggak sesuai dengan manhua, atau justru alur ceritanya dianggap melenceng jauh.

Kebetulan kali ini saya telah merangkum beberapa donghua adaptasi manhua terburuk. Saking buruknya, kamu mungkin nggak bakal betah menontonnya sampai tamat.

Yao Shen Ji

Donghua ini juga dikenal sebagai “Tales of Demons and Gods.” Seri ini berlatar dalam dunia di mana monster adalah ancaman yang umum terjadi, uniknya hanya ada satu kota yang diyakini bisa selamat dari amukan mereka yakni Glory City. Sayangnya ternyata menurut ramalan, Glory City justru bakal hancur gara-gara serangan monster dalam 3 tahun.

Di sini kamu bakal ketemu karakter utama Nie Li. Dia adalah warga Glory City yang ditakdirkan bakal mati saat serangan monster terjadi. Uniknya Nie Li punya kemampuan untuk mentransfer ingatannya lewat ruang dan waktu ke versi dirinya yang lebih muda.

Nie Li mungkin lemah. Tapi ia bertekad melatih dirinya sendiri untuk mempersiapkan pertempuran yang akan datang. Ditambah dengan pengetahuan barunya, Nie Li mungkin dapat mengubah nasib Glory City.

Kalau dari segi cerita, mungkin donghua ini memang bagus. Tapi sayangnya kualitas visual yang ditampilkan versi donghua diklaim buruk dan nggak sesuai dengan manhua-nya.

Tong Ling Fei

Nggak jauh beda dengan donghua yang pertama, “Tong Ling Fei” atau “Psychic Princess” dianggap mengecewakan karena visual gambarnya yang dianggap jelek. Bahkan si karakter cewek yang versi manhua-nya terlihat cantik, justru di versi donghua terlihat seperti tante-tante. Selain itu, nggak sedikit penggemar yang merasa jika manhua “Tong Ling Fei” jauh lebih seru ketimbang donghua-nya.

Namun terlepas dari itu semua, alur cerita yang disuguhkan “Tong Ling Fei” cukup menarik, terlebih buat pecinta genre romancy comedy.

Donghua ini menceritakan tentang putri sulung Perdana Menteri, Qian Yunxi, yang harus menggantikan saudaranya menikah dengan pangeran. Rumornya, pangeran yang akan dinikahinya adalah sosok kejam dan berhati dingin. Makanya dia benci banget kalau harus menikah dengan si pangeran.

Huyao Xiao Hongniang

Donghua ini menceritakan tentang roh rubah yang telah melintasi berbagai zaman. Di donghua ini saat ada roh yang jatuh cinta dengan manusia, maka dia bisa membentuk perjanjian dengan roh rubah. Dengan begitu ia dan kekasihnya akan bisa bereinkarnasi dan mendapatkan kembali ingatan mereka, alhasil mereka bisa bersatu kembali seperti dulu.

Donghua ini bakal fokus sama Masuki Tushan Suusu, roh rubah yang ingin jadi mak comblang. Sedangkan karakter utama cowoknya adalah Bai Yuechu, manusia yang terlibat skema untuk membantu seorang pangeran agar bisa bersatu dengan kekasihnya. Sama-sama berprofesi sebagai mak comblang, mereka berdua justru bakal terlibat hubungan romantis.

Alasan kenapa donghua ini dianggap buruk adalah penggambaran alur cerita yang lama-lama terasa membosankan. Walau diselingi dengan scene-scene komedi, namun hal tersebut dianggap ‘garing’ oleh banyak penggemar. Tak hanya itu, ending versi donghua juga dianggap nggak sesuai dengan versi manhua-nya.

Dungguo Xiaojie

Donghua ini menceritakan tentang seorang pahlawan wanita, Dungguo Xiaojie, yang harus melakukan perjalanan berbahaya setelah tahu ibunya mengidap penyakit misterius. Tapi dia nggak sendiri, Xiaojie ditemani saudara angkatnya Mo Zixuan dan laki-laki misterius bernama ‘Life’s Hardship.’ Sayangnya perjalanan mereka nggak mulus, karena musuh Xiaojie siap menghadang di jalan.

“Dungguo Xiaojie” adalah manhua bergenre action, dan di setiap pertarungannya, visual yang ditampilkan benar-benar terlihat berdarah-darah dan itulah yang menjadi ciri khasnya. Sayangnya saat diadaptasi menjadi donghua, manhua ini justru kehilangan ciri khas tersebut. Alhasil setiap adegan pertempuran yang ditampilkan terlihat ‘B aja’ alias nggak seru.

Kalau menurutmu bagaimana?