Apa kamu sedang in the mood of baca komik tentang perkelahian anak sekolah? Kalau iya, kamu boleh coba baca manhwa King of the Arena. Seecara singkat, manhwa ini boleh digambarkan sebagai gabungan antara manga Wind Breaker dan film Fight Club.
Manhwa ini merupakan buah karya dari LICO, studio yang sebelumnya membuat Return of Sword Master, dan digambar oleh Han Kyeongchan. Lalu manhwa ini diterbitkan oleh Naver Webtoons, yang sayangnya, saat artikel ini ditulis, masih diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris saja.
Tapi saya pikir nggak masalah sih. Yah, siapa tahu nanti King of the Arena diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Jadi kamu sudah punya gambaran lebih jauh waktu mau mulai membacanya.
Cerita King of the Arena
Lee Gilsoo adalah seorang anak SMA yang sering dirundung di sekolahnya di Seoul. Awalnya ia ingin berhenti sekolah, karena ia pikir kalau pindah sekolah pasti ujungnya sama saja. Tapi ibunya memilih ia pindah. Maka Gilsoo pun akhirnya pindah ke SMA di daerah pinggiran.
Di sekolah barunya, Gilsoo sudah takut akan menerima nasib sama seperti yang dulu-dulu, dirundung dan jadi anak suruhan. Tapi anehnya, ia tidak mendapat perlakuan seperti itu. Semua anak kelihatan baik, bahkan ketika ia menyenggol dan menumpahkan minuman ke Kang Inhae.

Rasa heran Gilsoo terbayar pada malamnya saat pulang sekolah. Temannya, Jin Do Il mengajaknya ke sebuah gudang besar, dengan arena tempat anak-anak sekolah bertarung. Gilsoo pun dikenalkan pada ketua OSIS yang bernama Jang Choong yang menjelaskan bahwa arena itu menjadi sarana pelepas kekerasan dan tidak ada anak yang dirundung di luar arena.
Gilsoo pun ditarik masuk ke arena oleh Kang Inhae. Namun karena mentalnya belum siap, Gilsoo muntah dan pertarungan berakhir dengan muntahannya mengenai muka dan badan Inhae.
Keesokan harinya Gilsoo menghadap Jang Choong dan menyatakan kalau ia tidak mau datang ke arena lagi. Jang Choong menyetujuinya, tapi dengan begitu, peraturan arena tidak melindunginya dari gangguan anak lain.
Benar saja. Mendengar kalau Gilsoo tidak dilindungi oleh peraturan arena lagi, Inhae dan gerombolannya segera merundungnya. Akhirnya karena kepepet, Gilsoo pun mau bertarung di arena, walau kalah. Ia kemudian meminta bantuan Jang Choong untuk melatihnya.
Jang Choong pun melatih Gilsoo dengan keras, termasuk membiasakan diri dipukuli. Bahkan ia juga melepas Gilsoo di wilayah sekolah lain agar bertarung dengan anak sekolah tersebut.

Di sisi lain, Kang Inhae melakukan gerakannya sendiri. Ia sebenarnya adalah adik dari jagoan sekolah terdahulu, yang gerombolannya ditaklukkan oleh Jang Choong. Inhae mencari celah pada peraturan arena agar ia tetap bisa mengganggu anak yang lebih lemah.
Setelah ia berhasil menemukan celah, Inhae pun mengajak anak buah kakaknya dulu untuk mengeksploitasi arena sebagai ajang baru untuk menggencet anak lain.
Menarik Walau Belum Ada Yang Unik
Yah seperti bisa dilihat dari cuplikan cerita manhwa King of the Arena di atas, tema bullying masih menjadi pondasi bagi perkembangan karakter dan konflik di dalamnya untuk berkembang. Tapi, seperti juga saya sebut di atas, manhwa ini mengembangkannya menjadi sedikit seperti manga Wind Breaker (bukan manhwa ya… manga) dan Fight Club.
Yah, di sini ada sebuah SMA yang memiliki prinsip dan aturan, yang dalam satu hal mengingatkan kita pada SMA Furin. Lalu ada Jang Choong, pemimpin anak sekolah itu, yang menjaga prinsip tersebut setelah mengalahkan rezim sebelumnya. Tentunya sosoknya juga sedikit mengingatkan kita pada Hajime Umemiya si ketua Bofurin.

Arena itu sendiri, sebagai sebuah ajang bertarung tempat menumpahkan semua agresi dan kekerasan, tentunya sedikit mengingatkan kita pada apa yang terjadi di film Fight Club. Walau, yah… aturannya berbeda.
Sedikit menambahkan, Gilsoo yang dilatih oleh Jang Choong, juga sedikit mengingatkan pada manhwa lain, yaitu First-Class Fighting Lessons. Bedanya, tentu saja, yang melatih di King of the Arena itu sangar, sedangkan yang melatih di First-Class Fighting Lessons itu cantik.
Tentu saja, manhwa King of the Arena memiliki alur cerita dan konfliknya sendiri yang berbeda dengan beberapa judul yang disebut di atas.
Dari apa yang terlihat sejauh ini, di manhwa ini ada perkembangan pribadi Lee Gilsoo dalam mengalahkan rasa takut dan mengembangkan dirinya supaya lebih kuat. Lalu, ada konflik antara kelompok lama yang dikumpulkan kembali oleh Kang Inhae melawan kelompok baru di bawah pimpinan Jang Choong. Konflik antar kelompok itu juga pastinya akan menjadi sebuah pembuktian diri bagi Gilsoo dan latihannya.
Selain itu, ada geng dari SMA lain. Walau sejauh ini baru ditunjukkan dari satu sekolah, tapi Jang Choong sudah menyebut bahwa dulu kota mereka riuh dengan pertarungan antar geng sekolah, sampai sekolah mereka menaklukkan yang lain dan jadi yang terkuat.

Kalau ada yang kurang pada manhwa King of the Arena, mungkin itu terletak pada belum ada karakter yang benar-benar menonjol atau unik. Hampir semua masih berpijak pada stereotipe tokoh manhwa kebanyakan. Lihat saja: Anak yang di-bully kemudian ingin jadi kuat, jagoan sekolah yang jadi panutan, atau tokoh antagonis yang ingin berkuasa.
Dibuat oleh LICO yang sebelumnya menggarap Return of Sword Master, terus terang saya agak sedikit berharap ada tokoh-tokoh ajaib seperti di manhwa itu, sampai Yu Iseol yang juga bisa kocak. Tapi seperti disebut di atas, di manhwa ini tidak ada karakter seperti itu.
Bahkan sejauh ini belum ada tokoh cewek cantik yang biasanya menghiasi manhwa anak sekolah. Yah, memang bukan sebuah syarat untuk komik yang bagus. Tapi tumben saja kok belum ada.
Punya Potensi
Sebagai manhwa yang relatif baru, saat artikel ini ditulis, King of the Arena memiliki cerita yang cukup menarik untuk diikuti, dengan beberapa konflik yang potensial dan bakal seru kalau dikembangkan dengan baik. Selain itu, gambarnya juga bagus dan bisa menunjukkan adegan aksi yang juga seru.
Seperti yang sudah saya sebut, kelemahannya ada di berbagai karakternya yang masih terlalu generik, entah itu karakter yang memainkan peranan penting maupun karakter pendukung. Memang bukan sebuah kelemahan besar, tapi kalau ada yang lebih unik pasti akan jadi lebih asik.
Secara umum, boleh dibilang manhwa King of the Arena ini masih bermain terlalu aman. Tapi untuk sebuah bacaan, komik ini tetap seru kok. Hanya saja ya itu tadi, manhwa ini baru tersedia dalam edisi bahasa Inggris di Webtoons. Toh tidak ada salahnya kamu cek. Ya kan?