Review Film “Red Cliff” — Kisah Perang Epik Zaman Tiga Kerajaan

vicky zhao di film red cliff

Kalau kamu sedang ingin menonton film perang kolosal yang epik dan penuh strategi, kami memberi rekomendasi film Red Cliff. Film ini merupakan salah satu judul yang kami masukkan dalam daftar film bertema kerajaan terbaik.

Red Cliff dikenal juga dengan judul Chibi atau The Battle of Red Cliff. Film ini memiliki latar di masa akhir Dinasti Han dan menjelang Zaman Tiga Kerajaan di Cina. Tepatnya mengenai Perang Chibi, yaitu pertempuran pasukan koalisi Liu Bei dan Sun Quan melawan pasukan Cao Cao.

Film ini awalnya dirilis dalam dua bagian, yaitu Part I di tahun 2008 dan Part II di tahun 2009, dengan total durasi 288 menit (4,8 jam). Namun untuk pasar internasional kemudian dijadikan satu dan dipangkas menjadi berdurasi 148 menit (2,4 jam).

Film Red Cliff disutradari oleh John Woo dan dibintangi oleh aktor terkenal, seperti: Tony Leung Chiu Wai, Takeshi Kaneshiro, Zhao Wei (Vicky Zhao), Chang Chen, Zhang Fengyi, Hu Jun, dan Lin Chi-ling.

Nah, mari kita lihat kenapa film ini kami rekomendasikan.

Cerita Film Red Cliff

Kisah berawal dari Pertempuran Changban antara pasukan Cao Cao (Zhang Fengyi) melawan pasukan Liu Bei. Terdesak, pasukan Liu Bei pun mundur sambil berusaha melindungi warga di bawah pimpinan Guan Yu dan Zhang Fei. Sementara Zhao Yun berusaha melindungi istri dan anak Liu Bei, namun hanya berhasil menyelamatkan sang anak.

Penasihat Liu Bei, Zhuge Liang (Takeshi Kaneshiro), mengusulkan koalisi dengan Sun Quan (Chang Chen), raja Wu. Ia pun pergi ke Wu untuk meyakinkan Sun Quan atas ancaman Cao Cao. Sun Quan awalnya ragu-ragu, namun akhirnya setuju dan menunjuk Zhou Yu (Tony Leung) sebagai panglima perang.

Mengetahui hal itu, Cao Cao segera menyerang Wu melalui darat dan sungai. Namun pasukan darat Cao Cau berhasil dihalau oleh pasukan koalisi tersebut. Cao Cao, yang memiliki pasukan utama di sungai, tidak terpengaruh dan kemudian membuat markas di seberang benteng Chibi.

Pada suatu ketika, pasukan Cao Cao terkena wabah penyakit. Cao Cao memanfaatkan wabah itu untuk mengirim mayat korban ke pihak koalisi. Taktik itu cukup berhasil, karena Liu Bei patah semangat dan mundur dari arena, sementara Zhuge Liang tetap bertahan membantu Zhou Yu.

zhou yu dan zhuge liang di film red cliff

Pihak koalisi membalas hal tersebut dengan menanam benih ketidakpercayaan pada Cao Cao terhadap dua anak buahnya Cai Mao dan Zhang Yun, melalui gosip bahwa keduanya berusaha melemahkan pasukan Cao Cao, bahkan berusaha membunuhnya.

Walau begitu, pasukan Cao Cao yang berjumlah lebih banyak tetap menjadi ancaman besar. Zhuge Liang dan Zhou Yu pun harus merancang strategi jitu untuk bisa mengalahkan “benteng laut” Cao Cao dan menyerang benteng utamanya.

Film Perang Yang Penuh Strategi

Melihat latar belakang yang menjelang Zaman Tiga Kerajaan, penonton yang sudah tahu pasti paham kalau film Red Cliff ini akan menyajikan pertempuran sarat taktik. Bukan hanya strategi perang secara fisik saja, tapi juga secara psikologis.

Apalagi di film Red Cliff ini ada dua tokoh ahli strategi yang menjadi sosok utamanya. Zhuge Liang, ahli strategi Liu Bei, dan Zhou Yu, jenderal Wu yang brilian.

gambar pasukan wu mengatur strategi

Beberapa strategi yang ada memang menarik dilihat. Yah, walau harus diakui, pertempuran darat antara pasukan koalisi Sun Quan dan Liu Bei agak kurang dieksekusi dengan baik secara teknis, sehingga kita mungkin agak sedikit mengernyitkan dahi.

Lalu, harus diakui juga, sebagian besar strategi itu lebih banyak berjalan sebelum perang besar di Chibi berlangsung. Seperti saat Cao Cao mengirim mayat atau saat Zhuge Liang berusaha mengumpulkan anak panah ketika amunisi mereka berkurang.

Yah, seperti yang sudah disebut di atas, film Red Cliff menyajikan strategi perang bukan hanya secara fisik saja dan di saat terjadi perang saja, tapi juga psikologis. Sekali lagi, sangat menarik melihat proses pertempuran berlangsung.

Plot Cukup Menarik Untuk Durasi Yang Panjang

Tadi sudah disebutkan kalau film Red Cliff punya durasi yang panjang, bahkan untuk versi yang sudah dipangkas. Tentu pertanyaannya adalah apakah cerita film ini mampu membawa penonton menyaksikan film ini sampai selesai?

foto zhuge liang di flm red cliff

Jujur saja, tidak semua bagian film Red Cliff penuh dengan cerita atau adegan yang menarik. Ada beberapa bagian yang mungkin membosankan bagi kamu yang kurang suka dengan adegan drama. Terutama ketika film ini sedang berkisah soal usaha negosiasi Zhuge Liang mendekati Zhou Yu, atau ketika menceritakan hubungan Zhou Yu dan istrinya, yang juga disukai oleh Cao Cao.

Lalu, kalau kamu berharap bisa melihat aksi heroik Guan Yu dan Zhang Fei, mungkin kamu akan sedikit kecewa. Memang kedua tokoh legendaris itu tampil hebat dan heroik, hanya saja, porsi mereka tidak terlalu dominan di film ini.

Selain itu, plot yang bercerita soal Sun Shangxiang (Vicky Zhao) yang sebenarnya menarik juga terasa kurang kuat. Misalnya ketika ia menyelundup di pasukan Cao Cao menjadi mata-mata. Walau memberi efek dari sisi cerita yang berhubungan dengan strategi perang, namun bagian ini kurang punya sisi dramatis.

Tapi harus diakui juga kalau John Woo berhasil membuat film yang sesuai dengan cerita yang diadaptasinya. Secara keseluruhan, film Red Cliff memang terlihat epik dan megah.

Wajib Nonton Kalau Suka Film Sejarah

gambar tony leung di red cliff, salah satu film kerajaan terbaik

Kalau kamu memang suka dengan film berlatar sejarah, terutama film perang, Red Cliff jangan sampai kamu lewatkan. Silakan tonton film versi gabungannya dulu jika masih agak ragu. Tapi kalau memang betah nonton film berdurasi panjang, silakan cari yang versi asli dalam dua bagian.

Sekali lagi, film Red Cliff cukup berhasil menyajikan kisah epik salah satu pertempuran terkenal dari Zaman Tiga Kerajaan. Jadi, jangan sampai ketinggalan.

Saat artikel ini ditulis, Red Cliff ditayangkan di Netflix. Silakan menuju ke sana buat nonton.

Red Cliff
Benar-benar Epik
Film Red Cliff cukup berhasil menyajikan kisah salah satu pertempuran terkenal dari Zaman Tiga Kerajaan sebagai sebuah tontonan epik dan megah.
8.5
Penulis

Kalau menurutmu bagaimana?