Madame Web merupakan sebuah film superhero yang menjadi bagian dari Sony’s Spider-Man Universe (SSU) yang tayang tanggal 14 Februari 2024 di bioskop. Film ini mendapat banyak kritikan dan gagal di box office.
Begitu gagalnya, sampai satu bulan setelah tayang di bioskop, film ini sudah tersedia secara online sebagai VOD (disewakan atau dibeli) pada tanggal 15 Maret 2024.
Film Madame Web disutradarai oleh S.J. Clarkson berdasarkan naskah yang dibuat olehnya bersama Claire Parker, juga Matt Sazama dan Burk Sharpless. Film ini dibintangi oleh Dakota Johnson, Sydney Sweeney, Isabela Merced, Celeste O’Connor, Tahar Rahim, Mike Epps, Emma Roberts, dan Adam Scott.
Bagi kamu yang sudah menonton film ini, yah… kamu sudah tahu seperti apa filmnya. Tapi jika ada di antara kamu yang belum melihat dan penasaran ingin tahu sebelum menontonnya, ijinkan saya memberi sedikit opini.
Cerita Madame Web
Madame Web menceritakan kisah bagaimana Cassandra ‘Cassie’ Web menjadi tokoh titular tersebut dan menguak masa lalunya, sambil berusaha melindungi tiga gadis — Julia Cornwall, Anya Corazon, dan Mattie Franklin — yang diburu oleh Ezekiel Sims. Ezekiel hendak membunuh mereka, sebelum mereka menjadi Spider-Woman dan membunuh dirinya di masa depan.

Film dimulai dengan kejadian tahun 1973, ketika Constance Webb, yang sedang hamil, mencari dan meneliti spesies laba-laba langka yang punya zat penyembuh. Dalam penelitiannya itu, ia dibantu oleh Ezekiel Sims yang memiliki agendanya sendiri.
Saat Constance menemukan laba-laba itu, Ezekiel berusaha merebutnya dan Contance tertembak dalam usaha itu. Setelah Ezekiel melarikan diri, suku pribumi yang disebut “manusia laba-laba” berusaha menolong Constance. Anak Constance selamat, namun ia sendiri meninggal dunia.
Adegan berpindah ke tahun 2003, tempat Cassie Webb bekerja sebagai paramedis bersama Ben Parker. Dalam sebuah insiden, Cassie terperangkap di dalam mobil dan jatuh tenggelam di sungai. Ia sempat meninggal selama 3 menit. Setelah berhasil diselamatkan Cassie mulai mendapat berbagai penampakan dari peristiwa yang akan terjadi.
Di sisi lain, Ezekiel yang sudah mendapat kemampuan dari laba-laba yang ia rebut, selalu mendapat mimpi ia terbunuh oleh tiga orang gadis superhero. Sebelum peristiwa itu terjadi, ia mencari dan memburu mereka.
Suatu hari, Cassie yang hendak menghadiri pemakaman rekannya, bertemu dengan ketiga gadis itu saat mereka diburu Ezekiel. Mendapat terawangan tentang apa yang terjadi, Cassie pun menyelamatkan mereka bertiga. Begitulah mereka berusaha melarikan diri dari buruan EEzekiel sambil berusaha memecahkan apa yang sebenarnya terjadi.
Plotnya Memang Kurang Mengigit
Seperti disebut di atas, film ini mengisahkan bagaimana Cassie Webb menjadi Madame Web dan menggambarkan ketiga gadis yang ia lindungi di masa depan menjadi para Spider-Woman. Permasalahannya, film ini dibuat seolah-olah akan ada film kelanjutannya.

Coba saya beri gambaran sedikit. Di film-film superhero lama, mulai dari Batman, Spider-Man, dan bahkan Iron Man, kita juga melihat bagaimana mereka berubah dari orang biasa menjadi sosok superhero.
Tapi mereka sudah menjadi sosok superhero itu ketika melawan musuh di film bersangkutan. Jadi kalau kita melihat dari kacamata pola tiga babak cerita, semua terpenuhi. Pengenalan saat mereka mengalami perubahan, konflik saat mereka berusaha merangkul identitas baru itu, dan klimaks saat mereka menerima identitas baru lalu mengalahkan musuh mereka.
Sementara di film Madame Web, Cassie baru benar-benar menjadi sang tokoh superhero itu di akhir cerita setelah semua konflik selesai. Lalu ketiga Spider-Woman ini juga belum menjadi sosok superhero sepenuhnya. Sosok mereka sebagai Spider-Woman hanya muncul dalam mimpi dan terawangan saja.
Mungkin kamu kemudian menyanggah bahwa ada juga film lain yang mirip seperti itu, misalnya Aquaman atau Wolverine. Yah, kedua tokoh ini memang diuntungkan dengan kehadiran film lain yang sudah memperlihatkan siapa mereka dan sebagai superhero mereka juga lebih dikenal daripada Madame Web.
Toh di film itu kita bisa merasakan bobot bahaya yang mereka hadapi. Sementara di Madame Web, hal itu kurang terasa. Sebagian besar kita justru melihat bagaimana ketiga gadis ini memberontak pada saran Cassie.

Lihat saja ketika mereka memutuskan makan lalu joget-joget di atas meja, atau waktu mereka mengantar Mary Parker ke rumah sakit, tapi walau sudah pakai hoodie, tetap menunjukkan wajah mereka. Sehingga kamera CCTV bisa menangkap wajah Mattie Franklin.
“Pemberontakan” mereka juga tidak menghasilkan konsekuensi yang berat. Semua berjalan cukup mulus, sehingga — seperti disebut di atas — tidak ada bahaya yang memberikan ketegangan. Kita tidak merasa terlibat secara emosional dengan cerita yang ada.
Belum lagi beberapa peristiwa yang rasanya terlalu mudah dan cepat berjalan, seperti saat Cassie Web pergi ke hutan Peru untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ibunya. Bayangkan seorang paramedis di yang tinggal di kota besar, pergi ke pedalaman hutan, tapi hanya terlihat seperti piknik di akhir minggu.
Menjual Gadis-gadis Cantik
Yah… Saya tidak bermaksud apa-apa dengan sub judul di atas. Karena pada kenyataannya memang seperti itu. Hampir semua pemeran wanita di film Madame Web ini menarik. Dakota Johnson, Sydney Sweeney, Isabela Merced, Celeste O’Connor, Emma Roberts, dan Kerry Bishé. Bisa kamu lihat sendiri.
Lalu, kita bisa melihat bagaimana Sydney Sweeney tampil dengan seragam sekolah dengan rok pendek, sementara Isabela Merced dan Celeste O’Conner pakai crop top ketat. Kembali lagi, ada adegan joget-joget yang sebenarnya kalau dipikir dari sisi plot tidak terlalu berfungsi.

Bukannya saya protes dengan hal itu 😊. Mereka memang cantik, seksi, dan menyenangkan dilihat. Tapi saya kira kita bisa melihat bagaimana tim produksi film ini menanganinya. Tidak salah juga sih.
Sayang saja. Dengan line up seperti itu, karakter mereka tidak maksimal. Sebenarnya mereka cukup berhasil memerankan tokoh mereka dengan baik. Hanya saja, tidak ada sesuatu yang benar-benar berarti dari plot cerita untuk mengambangkan karakter mereka lebih baik.
Sebenarnya Mau Dibawa Ke Mana?
Jadi… yah, secara keseluruhan, film Madame Web memang jauh dari yang diharapkan. Plot ceritanya kurang kuat dan sedikit mengada-ada, adegan aksinya tidak mengesankan, konfliknya juga tidak menggigit.
Pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa menangkap apa kekuatan para superhero ini dan peran mereka di jagat Spider-Man. Apalagi, kini kita tahu kalau kemungkinan besar tidak ada kelanjutannya lagi. Mungkin mirip penyajian “Knighmare” di film Justice League versi Snyder.
Entah apa yang ada di benak Sony saat mereka membuat film ini. Sejauh ini, mereka masih belum berhasil mengangkat SSU dengan film-film yang benar-benar menarik. Terus terang, setelah melihat Venom: Let There Be Carnage, Morbius dan Madame Web, saya jadi tidak yakin dengan Venom 3 dan Kraven the Hunter. Tapi yah, kita lihat saja nanti.
Anyway, silakan lihat daftar film terbaru 2024 untuk melihat tontonan apa saja yang akan hadir.