Review Red Eye (2005): Film Thriller Yang Di luar Dugaan

film red eye 2005

Film Red Eye saya tonton di Netflix sehari sebelum saya menonton Godzilla x Kong: The New Empire. Karena otak saya penuh antusiasme dengan film kaiju itu, maka awalnya saya tidak terlalu memperhatikan film ini. Ternyata saya salah.

Memang saya melihat kalau film Red Eye yang dirilis tahun 2005 ini dibintangi oleh Cillian Murphy — yang saat review ini ditulis baru mendapat piala Oscar dari Oppenheimer — dan Rachel McAdams. Itulah yang menarik perhatian saya. Kemudian, saya juga melihat kalau film thriller ini disutradarai oleh Wes Craven, yang terkenal dengan film-film horornya. Okay, you’ve got my curiosity.

Saya pun menontonnya dan… wow, di luar dugaan saya, film ini ternyata memang menarik. Sebagai sebuah film bertema terorisme, Red Eye menyajikan sesuatu yang sedikit berbeda dengan film-film dalam sub genre sejenis.

Cerita Film Red Eye

Seecara umum, Red Eye bercerita tentang seorang manager hotel, yang pulang ke kotanya dengan naik pesawat “red eye” (penerbangan malam) dan terlibat dalam peristiwa terorisme yang menargetkan salah satu tamu di hotel tempat ia bekerja.

rachel mcadams dan cillian murphy di film red eye

Setelah menghadiri pemakaman neneknya, Lisa Reisert (diperankan oleh Rachel McAdams), pulang ke Miami dengan penerbangan malam. Di bandara, ia bertemu dengan seorang pria yang simpatik bernama Jackson Rippner (diperankan oleh Cillian Murphy), yang ternyata duduk di sebelahnya di dalam pesawat.

Namun sikap simpatik Jack berubah setelah pesawat lepas landas. Ia menyuruh Lisa untuk menelpon hotelnya dan memindah Charles Keefe (diperankan oleh Jack Scalia), seorang pejabat pemerintah, dari kamar hotel yang sudah dipesan ke kamar lain, dengan tujuan membunuh si pejabat. Jack mengancam akan membunuh Joe (diperankan oleh Brian Cox), ayah Lisa, kalau permintaannya tidak dipenuhi.

Lisa pun berusaha dengan segala cara untuk menghambat ancaman Jack tersebut, sambil berusaha menghindar supaya ayahnya tidak dibunuh.

Film Thriller Yang Cukup Berbeda

Walau Red Eye merupakan film yang bertema pesawat dan terorisme, film ini bukanlah tentang pembajakan. Hampir ⅔ cerita menunjukkan interaksi antara kedua tokoh Lisa dan Jack, lalu membangun ketegangan dari situ.

rachel mcadams di film red eye

Lisa, yang berada di bawah ancaman, berusaha memberi tahu penumpang atau pramugari. Sementara Jack terus menyuruh Lisa menelpon hotelnya dari atas pesawat sambil mencegahnya melibatkan penumpang lain atau pramugari maskapai penerbangan.

Jadi, kalau kasus pembajakan pesawat biasanya melibatkan seluruh penumpang beserta pilot dan pramugari, film ini hanya memanfaatkan dua tokoh sebagai fokus utamanya.

Usaha Lisa untuk memberi kode pada penumpang lain selalu digagalkan oleh Jack. Entah lewat pesan di buku yang ia berikan pada penumpang lain, atau pesan yang ia tulis di kaca pesawat, termasuk usaha pura-pura menelpon padahal jaringan sedang terputus.

Harus saya akui, plot ini sebenarnya cukup lemah. Karena sebenarnya bisa saja Lisa nekat berteriak minta tolong untuk mencegah usaha Jack. Toh Jack tidak membawa senjata dan ia sendirian. Ia hanya mengancam kalau ayah Lisa akan dibunuh, sementara komunikasi dengan orang di darat hanya bisa dilakukan melalui telepon pesawat.

Di sisi lain, pengaturan adegan untuk kedua tokoh ini bisa tetap menarik. Ada berbagai adegan-adegan kecil yang membangun ketegangan secara keseluruhan. Terutama kita dibawa untuk menduga apa tindakan yang diambil oleh kedua tokoh ini dalam situasi di dalam pesawat itu dan sejauh apa mereka mau mengambil resiko.

cillian murphy di film red eye

Apalagi Rachel McAdams dan Cillian Murphy bisa memainkan peran mereka dengan sangat baik. Yah, Rachel McAdams selain bermain bagus, memang charming. Sementara Cillian Murphy patut mendapat acungan jempol di sini. Perubahan sosoknya di awal dan di dalam pesawat cukup drastis. Lalu tiap emosi juga bisa muncul dengan jelas.

Bicara soal akting, selain kedua pemeran utama itu, Jayma Mays yang berperan sebagai petugas penerima tamu di hotel juga mampu mememainkan perannya dengan baik. Ia menjadi sosok yang kurang percaya diri karena sering mendapat tekanan dari tamu, lalu harus memberitahukan situasi genting yang ada.

Lepas dari adegan ancaman di atas pesawat, film Red Eye kemudian berbelok pada plot yang sering terjadi pada film action pada umumnya. Begitu mendarat, Lisa berhasil menusuh tenggorokan Jack dengan pulpen dan melarikan diri. Kejar-kejaran pun terjadi, sampai Lisa tiba di rumahnya dan berusaha menyelamatkan sang ayah.

Di titik ini, plot kembali menjadi terasa dipaksakan. Bayangkan saja, Jack yang terluka tenggorokannya bisa mengejar Lisa dari bandara (sambil berlari) sampai ke rumahnya tanpa kehilangan kesadaran.

cillian murphy di film red eye

Di samping itu, para teroris yang mau membunuh Charles Keefe juga melakukannya dengan cara yang agak terlalu bombastis, yaitu dengan menembakkan roket ke kamar hotel. Mungkin kalau para teroris melakukannya dengan sniper bisa lebih seksi.

Kekurangannya lagi, di film tidak dijelaskan secara eksplisit perbedaan posisi kamar hotel (saya berasumsi kamar hotel yang baru dipilih karena berada di sisi luar).

Tapi lagi-lagi, Wes Craven menunjukkan keahliannya menata adegan yang mampu membangkitkan ketegangan. Sehingga, walau seluruh bagian ketiga film Red Eye ini punya plot yang sudah umum, kita masih bisa menikmatinya dengan baik.

Lihat saja ketika Lisa bersembunyi di balik rak siap memukul Jack, Jack kemudian malah mundur dan menghilang. Dengan begitu menaruh posisi Lisa ke dalam ketidak pastian. Lalu sosok Jack sendiri kini sudah bukan teroris yang penuh perhitungan, tapi sudah menganggap serangan pada Lisa sebagai sesuatu yang personal.

Detil Menjadi Senjata Film Red Eye

Yah… Sebagai sebuah film Red Eye memang memiliki kelemahannya sendiri. Namun saya yakin kamu tidak akan merasakan kekurangan film ini secara langsung. Karena ada berbagai detil yang menarik yang mengisi lubang-lubang pada ceritanya itu.

rachel mcadams di film red eye

Selain penataan adegan yang baik, seperti yang sudah saya sebut di atas, kemampuan para pemeran di film ini akan menyedot perhatianmu pada situasi yang tidak pasti. Pertanyaan tentang apa yang akan terjadi berikutnya atau apa yang akan mereka lakukan selalu menghantui sepanjang film berjalan.

Jadi, kalau kamu mencari film thriller yang menarik dan cukup mengigit, Red Eye akan saya rekomendasikan. Apalagi kalau kamu juga fans Rachel McAdams dan Cillian Murphy.

Saat artikel ini ditulis, film Red Eye sedang ditayangkan oleh Netflix. Tapi karena bukan film Netflix orisinal, suatu ketika film ini akan keluar dari koleksi layanan streaming itu.

Red Eye
Film Thriller Yang Subtil
Wes Craven berhasil menyajikan thriller dengan cara yang menarik di film Red Eye. Berbagai detil adegan dan akting yang bagus menyajikan ketegangan unik di film ini.
7
Penulis

Kalau menurutmu bagaimana?