Kalau kamu adalah salah satu penggemar film-film post-apocalypse, kemungkinan besar kamu juga akan suka melihat serial Silo di Apple TV+ ini. Serial ini menyajikan sebuah konspirasi dengan nuansa misteri di balik bunker dengan 144 lantai dan 10.000 orang di dalamnya.
Silo, yang menampilkan Rebecca Ferguson sebagai pemeran utamanya, mulai tayang di layanan streaming Apple TV+ pada tanggal 5 Mei 2023. Season pertama serial ini memiliki 10 episode dan berhasil memikat hati penonton (termasuk saya).
Kalau kamu belum sempat menonton serial ini dan mungkin agak ragu, silakan ikuti dulu ulasan ini. Jadi kamu bisa mendapat gambaran yang lebih jelas sebelum nonton.
Cerita Serial Silo
Secara sederhana, Silo bercerita tentang munculnya kembali kecurigaan beberapa orang yang tinggal di dalam bunker pada asal mula dan alasan mereka tinggal di sana. Hal itu pun memicu konflik antara pihak berwenang dan mereka yang berontak.

Cerita serial Silo dimulai ketika Allison Becker, istri sheriff, curiga dengan alat kontrasepsi yang terpasang ditubuhnya untuk mengontrol populasi silo. Mendengar isu bahwa silo tempat tinggal mereka itu palsu, ia bekerja sama dengan George Wilkins, seorang teknisi TI, untuk membongkar data masa lalu dari sebuah hard disk.
Allison lalu meminta untuk keluar silo demi membuktikan kebenarannya. Namun ia tewas di luar silo. George Wilkins pun ditemukan tewas karena jatuh dari lantai atas silo.
Beberapa tahun kemudian, Holston Becker, sang sheriff, masih menyelidiki kematian George Wilkins. Ia bertemu dengan Juliette Nichols, seorang mekanik di silo, yang ternyata kekasih George dan percaya kalau George dibunuh.
Seiring kecurigaan yang semakin meningkat, Holston juga memutuskan keluar silo. Lagi-lagi, ia tewas di luar sana. Setelah insiden itu, Juliette diangkat menjadi sheriff di silo menggantikan Holston. Memanfaatkan posisinya, Juliette pun meneruskan penyelidikannya walau harus mengalami banyak bahaya.
Premisnya Menggelitik

Kalau dilihat sekilas, serial Silo punya berbagai elemen klise dari cerita distopia dan post-apocalypse. Ada pihak yang berkuasa dan rakyat jelata, ada aturan ketat untuk mengatur masyarakat, ada kaum pemberontak yang tidak puas, dan tentu saja, ada bencana yang terjadi.
Diadaptasi dari seri novel trilogi berjudul sama (masing-masing buku berjudul: Wool, Shift, dan Dust), serial ini mengambil sudut pandang yang menarik untuk membangun ceritanya.
Setelah sekian lama, warga di silo sudah tidak tahu lagi kebenaran soal tempat mereka tinggal. Mereka hanya tahu kalau dunia di luar sudah beracun. Mereka bahkan tidak tahu seperti apa bentuk dunia sebelumnya.
Warga di silo juga dididik untuk mengingat bahwa ada pemberontakan yang terjadi dan itu membahayakan. Oleh sebab itu, ada peraturan ketat diterapkan. Termasuk kontrol populasi dan barang-barang terlarang.

Serial Silo kemudian membangun ceritanya dari situ dan mengembangkannya lebih jauh dengan menambah konspirasi dari pihak berwenang di tempat itu.
Pertanyaan: “Seperti apa sebenarnya di luar sana?”, “Kenapa ada peraturan ketat?”, “Apa sebenarnya yang ditutupi?” membawa kita mengikuti petualangan Juliette Nichols di sepanjang episode pertama.
Penuh Twist Tak Terduga
Dengan bumbu misteri dan konspirasi, tentunya serial Silo tidak akan memberikan jawaban begitu saja. Setiap ada perkembangan menarik selalu diikuti dengan kejadian lain yang tidak kalah misteriusnya.
Berbagai tokoh kunci di serial ini juga menyembunyikan sesuatu. Mereka tidak terlihat seperti apa yang ditampilkan. Bahkan pada pihak tertinggi pemerintahan. Hal ini menambah kuat sisi konspirasi di dalam serial ini.

Setiap pengungkapan bisa terjadi dari hal yang sederhana sampai ke hal terbesar di serial ini. Salah satunya adalah relik terlarang yang ternyata sebuah majalah flora dan fauna yang menunjukkan kondisi permukaan bumi sebelum bencara melanda.
Dengan berbagai perkembangan cerita seperti itu, serial Silo mampu membuat kita tetap penasaran dan terjun ke benak tokoh-tokohnya yang ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Rebecca Ferguson Tampil Prima
Kita tahu kalau Rebecca Ferguson adalah aktris yang keren. Lihat saja penampilannya di berbagai film Mission: Impossible dan di film The Greatest Showman.
Sebagai Juliette Nichols di serial Silo ini, Rebecca Ferguson juga tampil prima dan menunjukkan segala kemampuan aktingnya. Mulai dari tugasnya sebagai mekanik yang harus bekerja fisik menangani masalah turbin di silo, sampai berbagai emosi saat ia menemui benturan kenyataan dalam penyelidikannya sebagai sheriff.

Namun tidak hanya Rebecca Ferguson saja yang tampil memikat. Pemeran lainnya pun begitu. Termasuk Common yang berperan sebagai Robert Sims, pimpinan tim keamanan Judicial, dan Tim Robbins sebagai Bernard Holland, pimpinan tim TI silo yang kaku.
Semua pemeran yang tampil meyakinkan memang membuat serial ini tampak “berisi” dan menarik kita terjun ke dalamnya.
Sebuah Drama Yang Bagus
Kalau ditanya apakah serial Silo ini bagus, maka saya akan menjawab dengan iya. Mulai dari cerita, perkembangan karakter, sampai berbagai detilnya sangat menarik untuk ditonton. Yah, tidak heran sih. Apple punya duit untuk mewujudkannya.
Serial ini awalnya memang diniatkan untuk dibuat sebagai film, namun gagal. Apple kemudian membeli hak tayangnya dan mengalihkannya menjadi serial. Dengan modal yang besar, Apple cukup berhasil. Lihat saja setting Silo yang tampak meyakinkan.

Pada akhirnya, Silo berhasil menjadi salah satu serial Apple TV+ terbaik bersama Monarch: Legacy of Monsters dan Hijack. Bahkan, menurut saya, merupakan salah satu serial yang wajib ditonton kalau kamu suka dengan tema fiksi ilmiah, dunia distopia, dan post apocalypse.
Nah, kalau kamu sudah yakin dan ingin menyaksikannya, silakan kunjungi Apple TV+ dan mulai menonton.