Sweet Tooth season 3 hadir di Netflix pada tanggal 6 Juni 2024 melanjutkan petualangan Gus mencari ibunya, dengan dibantu Jepperd, Wendy, dan Bear. Season ini juga menjadi musim terakhir yang akan menutup kisah anak-anak hibrida ini.
Salah satu serial fantasi terbaik di Netflix ini sudah berhasil memikat para penonton melalui dua musim tayang sebelumnya. Dengan kisah berlatar dunia paska apokalips yang unik dan karakter-karakter yang kuat, Sweet Tooth memang tidak saja menjadi tontonan yang seru dan menyenangkan.
Netflix merilis serial Sweet Tooth season 3 seperti biasa, yaitu langsung 8 episode sekaligus. Jadi kalau kamu memang punya waktu senggang, kamu bisa menonton bagaimana Gus dan teman-teman melawan keluarga Zhang secara maraton.
Tapi jujur saja, walau narasinya masih menarik, ada beberapa hal yang membuat season final Sweet Tooth ini tidak memuaskan seperti season sebelumnya.
Awas spoiler
Sinopsis Sweet Tooth Season 3
Season 3 dibuka dengan menunjukkan apa yang terjadi dengan Kapten Thacker dan krunya di HMS Simpson. Burke, anak buah kapal, meminta sang kapten untuk menghentikan misi. Namun Kapten Thacker yang terobsesi dengan “obat segala obat” dan merasa sudah menemukannya berkeras ingin kembali ke Inggris. Hanya saja, seluruh kru kapal sudah terjangkiti ‘doomsday strain’ alias ‘the Sick’.

Setelah berhasil mengalahkan the Last Men dan mendapat mimpi soal Birdie yang terancam di Alaska, Gus, Jepperd, Bear, dan Wendy melakukan perjalanan ke sana. Mereka harus melewati pegunungan Rocky untuk mencapai Idaho dan menuju Kanada, hingga akhirnya sampai ke Alaska.
Mereka menemui berbagai tantangan dalam perjalanan itu. Seperti mencari bahan baku untuk bekal, bertemu kembali dengan dr. Singh yang ingin bergabung, dan mencari kendaraan yang bisa membawa mereka ke Alaska dengan cepat.
Sementara itu, kehadiran Birdie menjadi kontroversi di komunitas yang tinggal di Alaska. Komunitas itu terbagi dua, sebagian besar takut dengan penyelidikannya dan bahaya yang mungkin muncul, sementara sebagian kecil — seperti Siana dan anaknya Nuka yang hibrida — mendukungnya. Di sisi lain, Birdie juga diburu oleh anak buah keluarga Zhang.
Keluarga Zhang sendiri trus memburu rombongan Gus. Kali ini perburuan dipimpin oleh Rosie, anak perempuan tertua dari Helen Zhang, yang dibantu keempat anak hibrida serigalanya. Helen Zhang bertekad meraih rahasia yang ada dalam gua di Alaska dan menghapus fenomena hibrida sebelum anak perempuan keduanya yang sedang hamil melahirkan.

Di sisi lain, Birdie hampir putus asa dan hampir memutuskan kembali ke Colorado supaya bisa bertemu kembali dengan Gus. Namun, ia diburu oleh anak buah keluarga Zhang dan bertemu dengan ‘the Caribou Man’, sosok mitos yang ternyata adalah hibrida seperti Gus, namun sudah dewasa.
Twist dan Jawaban Kurang Memuaskan
Sampai sejauh ini, setelah dua musim berjalan, serial Sweet Tooth selalu berhasil menjaga narasi dan ritme ceritanya dengan baik, juga menyeimbangkannya dengan sisi misteri dan realita pahit kemanusiaan. Para tokohnya — entah itu protagonis atau anatagonis — memiliki masalah mereka sendiri dan tantangan yang relevan.
Season 3 serial Sweet Tooth ini berusaha menjaga hal itu dan mendorongnya lebih jauh lagi. Gus dan teman-temannya harus menghadapi realita yang lebih pahit dan melakukan pilihan yang lebih sulit sehubungan dengan masa depan manusia dan hibrida.
Secara umum, season final Sweet Tooth berhasil melakukannya. Perkembangan karakter di dalamnya, baik itu Gus, Jepperd, Bear, Birdie, sampai tokoh baru seperti Rosie, mampu membuat kita merasakan konflik yang mereka hadapi. Sinematografi yang bagus juga masih tetap terjaga dengan baik.

Hanya saja, ada beberapa hal yang masih kurang memuaskan dan sedikit meninggalkan rasa pahit di lidah.
Cerita di awal, ketika rombongan Gus mencari bekal di kasino lalu bertemu sekelompok orang tua yang mengasingkan diri dan ketika mereka mau melewati pegunungan Rocky, terasa hanya sekedar numpang lewat.
Ya, memang ada drama dan konflik tersendiri di sana. Namun dari sisi perkembangan cerita, kedua hal itu terasa tidak memberi kontribusi yang signifikan pada bobot cerita. Hanya sesuatu yang jadi alat untuk menyambungkan perjalanan para tokohnya.
Misalnya topi tinggi yang diberikan oleh salah satu orang tua pada Gus, yang kemudian tertinggal setelah salju longsor di pegunungan, dan kemudian dicium oleh anak-anak hibrida Rosie. Lalu, perjalanan di pegunungan Rocky yang awalnya terlihat mengerikan karena salju longsor, kemudian juga disingkat begitu saja dan tiba-tiba mereka sudah melaluinya dengan selamat.

Sebelum ini kita memang sudah melihat bagaimana tekanan yang dialami oleh Jepperd, baik secara fisik atau mental. Namun di sini, Jepperd digambarkan mengalami penurunan fisik yang drastis, terutama karena ‘luka pertempuran’ yang ia miliki, seperti luka tembakan dan cedera lutut. Ia menyebutnya “menjadi tua”.
Jepperd yang kita kenal sebagai ‘raksasa berhati lembut’ dan tangguh, tiba-tiba jadi terlihat rentan dan lelah. Yah, kondisi yang menurun itu akan masuk akal jika perjalanan mereka berlangsung cukup lama. Hanya saja, jika kita pikir urutan waktu dari season sebelumnya, kondisi Jepperd ini — terutama dari sisi mental — agak terlalu drastis dan terlihat didramatisasi.
Tapi memang dramatisasi itu terjawab di beberapa episode akhir. Sweet Tooth season 3 memberikan sebuah twist yang cukup menyebalkan, yang membuat perjalanan selama ini jadi terasa hambar.
Kondisi Jepperd yang menurun itu merupakan plot yang menjebak, yang mengarahkan kita pada “death flag” bagi karakter itu. Tapi di saat kita mengira si ‘Big Man’ akan memiliki akhir yang heroik, tokoh lain yang menjadi tujuan perjalanan mereka lah yang mengalaminya.

Yah, Sweet Tooth memang menghadirkan tema tentang perubahan dunia yang tidak bisa dielakkan. Sesuatu yang lama digantikan oleh sesuatu yang baru, seperti manusia dan hibrida, termasuk juga hubungan antar manusianya. Sosok Pubba bagi Gus digantikan oleh Jepperd dan sosok Aimee bagi Wendy digantikan oleh Becky (Bear).
Terus terang, twist di akhir season 3 serial Sweet Tooth itu memberikan perasaan kosong pada ceritanya. Sesuatu yang menjadi tujuan sejak awal tiba-tiba dihilangkan begitu saja dari cerita.
Mungkin tim produksi memang sengaja merancangnya seperti itu, agar kita penonton bisa merasakan kekosongan yang dialami tokoh-tokohnya. Tapi yang bikin parah, setelah itu tidak ada penggambaran lebih jauh tentang kehilangan itu, kecuali dua kartu karyawan Fort Smith yang dipajang berjejer. Efeknya tidak seperti Pubba dan Aimee.
Lalu, setelah dibuat penasaran dengan apa penyebab ‘the Sick’ dan lahirnya anak-anak hibrida, season final Sweet Tooth tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Ya, kita melihat apa yang menjadi pangkal permasalahannya. Tapi apa itu sebenarnya — dan kenapa bentuknya seperti itu — tidak dijelaskan lebih jauh.

Dari sisi karakter, ada beberapa tokoh baru yang menarik dan bersinar. Sementara beberapa porsi karakter lama disesuaikan. Misalnya Wendy tidak memiliki fokus sebanyak di musim ke-2.
Salah satu karakter yang paling menarik, seperti sudah disebut di atas, adalah Rosie Zhang yang memiliki empat anak hibrida serigala. Ia awalnya menjauh dari keluarga Zhang, namun harus kembali karena harus menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
Tapi Rosie harus menghadapi ibunya yang membesarkan dan memperlakukan anak-anaknya sebagai alat. Ceritanya sendiri sangat menyentuh, dan konfliknya dengan Bear cukup memprovokasi pikiran.
Lalu, tokoh lain yang layak disebut adalah Nuka, anak Siana yang merupakan hibrida rubah salju. Kehadirannya, dengan tingkahnya yang sering membawa kejutan. memberikan warna tersendiri di season final Sweet Tooth.
Bagus Tapi Cukup Menyebalkan
Jadi yah… secara keseluruhan, serial Sweet Tooth season 3 masih berhasil menjaga kualitas tontonan seperti dua musim sebelumnya. Hanya saja, seperti sudah dibahas di atas, ada beberapa kekurangan yang terasa kurang memuaskan, yang pada akhirnya menurunkan cita rasa serial ini.
Pada akhirnya, mungkin kita bisa memakai pembenaran bahwa segala kekurangan dan ketidakpuasan itu memang menjadi bagian dari sirkulasi kehidupan, sesuatu yang menjadi tema yang dibawa oleh serial ini.