Miris! 5 Film Indonesia Ini Kurang Laku & Tak Diapresiasi di Negara Sendiri

Miris banget! Beberapa film Indonesia ini justru kurang laku dan tak terlalu mendapat apresiasi di negaranya sendiri. Apa saja filmnya?

Dari sekian film yang pernah diproduksi anak bangsa, ada banyak film yang sukses dan mampu menyedot jutaan penonton dalam sekali penayangan.

Tapi di balik itu semua, ada juga beberapa film yang kurang mendapat apresiasi alias nggak laku di bioskop Indonesia. Ironisnya, film-film ini justru lebih diakui di dunia internasional. Tak sedikit dari mereka yang berhasil menyabet penghargaan di festival film bergengsi internasional.

Nah, kali ini kami telah merangkum beberapa film Indonesia yang kurang mendapat apresiasi di negaranya sendiri. Serius, ini tamparan buat kita semua guys!

Siti

“Siti” adalah film yang mengangkat kisah hidup masyarakat kelas bawah. Film ini sengaja dibuat dalam format hitam putih (jadi mungkin nggak terlalu cocok sama selera mata anak zaman now).

Walau cerita diangkat sangat berkesan dan bahkan saya yakin, film ini telah berhasil menampilkan kehidupan masyarat kelas bawah dengan epic, namun “Siti” justru tak mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia.

Walau nggak diapresiasi oleh negaranya sendiri, tapi film ini justru mendapat apresiasi di luar negeri. Salah satunya yakni masuk dalam kategori naskah terbaik, dan sinematografi terbaik di festival Shanghai 2015.

Turah

Nggak jauh beda sama film yang pertama, film yang kedua ini juga menggambarkan gimana kehidupan masyarakat kelas bawah. Cuma bedanya, film ini lebih fokus memberikan perspektif baru soal kehidupan masyarakat miskin yang tertinggal dan terisolasi dari modernitas.

Film ini berhasil menyabet sejumlah penghargaan tingkat internasional. Tapi mirisnya, di hari penayangan perdananya di Indonesia, film ini cuma ditonton 8 orang.

Kucumbu Tubuh Indahku

Hal-hal yang berkaitan dengan LGBT memang super sensitif di Indonesia. Penyebabnya karena unsur agama dan budaya timur yang super kental di Indonesia. Makanya orang-orang Indonesia sangat ‘anti’ sama yang namanya LGBT.

Nah kebetulan, film ini mengangkat isu seksualitas sesame jenis yang digambarkan secara nyata. Inilah yang jadi boomerang dan membuatnya kontroversial. Menjadikan “Kucumbu Tubuh Indahku” jadi salah satu film yang haram tayang di bioskop Indonesia.

BACA JUGA  Srimulat The Movie Siap Digarap, Reuni Grup Komedi Legendaris!

Istirahatlah Kata-Kata

Istirahatlah Kata-Kata” adalah film fiksi sejarah yang mempertontonkan kehidupan Wiji Thukul. Dia adalah seorang sastrawan sekaligus aktivis yang kerap menyuarakan penolakan terhadap rezim Orde Baru.

Ceritanya sebenarnya menarik dan jarang banget ada film yang berani mengangkat kisah seperti ini. Tapi karena ceritanya dianggap terlalu sensitif, film ini hanya tayang selama beberapa hari di bioskop. Bahkan saking sensitifnya, apparat sempat mendatangi bioskop yang menayangkan film itu lho!

Senyap

Terakhir adalah film dokumenter berjudul “Senyap” karya sutradara Joshua Oppenheimer. Dia juga merupakan sutradara dari film kontroversial, “The Act of Killing.”

Apa yang diangkat oleh film ini? Jadi film dokumenter ini mengangkat cerita kelam di balik pembantaian PKI tahun 1965. Walau mayoritas orang Indonesia nggak tertarik sama film ini, tapi film ini mampu membuktikan kualitasnya. Buktinya, ia berhasil masuk jadi salah satu nominasi film dokumenter terbaaik Oscar lho!

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: