Apakah kamu salah satu orang yang gemar dengan cerita samurai dari Jepang? Kalau iya, mungkin kamu akan tertarik melihat beberapa film samurai Jepang terbaik pilihan kami ini. Di sini, kami memilih beberapa judul hasil produksi masa kini.
Film samurai Jepang telah berkembang pesat sejak era keemasannya di tahun 1950-an. Lihat saja karya-karya Akira Kurosawa seperti Seven Samurai, Yojimbo, dan Sanjuro yang legendaris, memukau dunia dengan aksi memukau dan cerita yang penuh makna. Seiring waktu, film samurai terus berevolusi, menghadirkan cerita yang lebih kompleks dan karakter yang tidak kalah kuat.
Di era yang lebih modern, banyak film samurai Jepang baru yang tak kalah menarik. Dari kisah epik tentang pertempuran sengit hingga drama personal tentang kehidupan samurai, pilihannya semakin beragam.
Nah, di artikel ini, kamu akan menemukan beberapa rekomendasi film samurai Jepang hasil produksi masa kini yang wajib kamu tonton. Penasaran? Langsung simak aja yuk!
Rekomendasi Film Samurai Jepang Terbaik
13 Assassins (2010)

13 Assassins adalah remake dari film drama periode Jepang 1963 karya Eiichi Kudo. Ceritanya berlatar belakang tahun 1844 di akhir periode Edo, ketika tiga belas orang—terdiri dari dua belas samurai dan seorang pemburu—berencana untuk membunuh Lord Matsudaira Naritsugu, pemimpin pembunuh dari klan Akashi, untuk menggagalkan penunjukannya ke Dewan Shogunate yang berkuasa.
Takeshi Miike, sebagai sutradara, menghadirkan film13 Assassins dengan penuh dengan aksi yang seru, menegangkan dan brutal. Disamping itu juga menampilkan cerita yang menyentuh soal kesetiaan, pengorbanan, dan kehormatan. Akting para aktornya bagus, dan sinematografi film ini pun keren.
After the Rain (1999)

After the Rain bercerita tentang sekelompok pelancong yang terjebak di sebuah penginapan pedesaan ketika sungai setempat meluap. Ketika cuaca buruk berlanjut, ketegangan meningkat di antara para pelancong yang terjebak di penginapan. Seorang ronin (samurai tanpa tuan) bernama Ihei Misawa, mengambil inisiatif untuk menghibur semua orang dengan mengatur pesta mewah.
Dibuat berdasar naskah yang dirulis oleh Akira Kurosawa, After the Rain menyajikan alur cerita yang sederhana namun penuh makna, dan dibalut dengan sinematografi yang indah. Akting para aktornya pun bagus, khususnya Tadanobu Asano dan Mitsuko Mori yang berhasil membawa karakter mereka dengan baik.
Blind Swordsman: The Zatoichi (2003)

Blind Swordsman: The Zatoichi mengikuti Zatoichi yang buta yang mencari nafkah dengan berjudi dan memberikan pijatan. Namun, di balik fasad sederhananya, Zatoichi adalah seorang ahli pedang, yang dianugerahi serangan cepat seperti kilat dan pukulan dengan presisi yang menakjubkan. Zatoichi mampir ke sebuah kota yang dikuasai oleh geng-geng jahat dan seorang samurai yang kuat.
Sebagai salah satu karya Takeshi KItano, yang kerap membuat film gangster, Blind Swordsman: The Zatoichi hadir dengan adegan pertarungan yang seru, menegangkan, dan koreografi keren. Takeshi KItano sendiri tampil baik sebagai sosok Zatoichi yang legendaris.
Hara-Kiri: Death of a Samurai (2011)

Hara-Kiri: Death of a Samurai menceritakan seorang samurai Hanshiro Tsugumo’s yang meminta untuk melakukan ritual bunuh diri (seppuku) pada Kageyu Saito. Permohonannya itu mengungkap peristiwa pelik yang terjadi sebelumnya, yang juga melibatkan permintaan seppuku yang sama dari Motome Chijiiwa.
Film ini juga dibuat oleh Takeshi Miike. Namun, berbeda dengan 13 Assassins , film Hara-Kiri: Death of a Samurai lebih menekankan drama psikologis daripada aksinya. Film ini juga membawa nuansa yang kelam dengan cerita yang kompleks dan provokatif.
Love and Honor (2006)

Love and Honor menceritakan Shinnojo, seorang samurai yang tidak sengaja keracunan dan menjadi buta. Istrinya, Kayo, mencari bantuan dari samurai berpangkat tinggi bernama Shimada, yang malah memanfaatkannya. Marah dan percaya Kayo tidak setia, Shinnojo menceraikannya. Namun, setelah mengeetahui kebenarannya. Shinnojo melatih kembali kemampuan pedangnya dan menantang Shimada berduel.
Walau termasuk sebagai salah satu film samurai terbaik, Love and Honor lebih memusatkan cerita pada kisah cinta yang dramatis dan emosional. Film ini merupakan entri ketiga dalam trilogi samurai karya Yoji Yamada, setelah The Twilight Samurai (2002) dan The Hidden Blade (2004).
Rurouni Kenshin: The Beginning (2021)

Rurouni Kenshin: The Beginning menceritakan tentang Kenshin yang sebelum menjadi pelindung, adalah seorang pembunuh yang ditakuti yang dikenal sebagai Battosai. Namun, ketika dia bertemu dengan Tomoe Yukishiro yang lembut, ceritanya mulai berubah.
Jujur, sebenarnya kita bisa memasukkan semua film Rurouni Kenshin di sini. Toh Rurouni Kenshin: The Beginning berhasil menyajikan perkembangan karakter Kenshin dengan baik, yang bersanding dengan cerita cinta yang dramatis. Hasilnya adalah film samurai yang kompleks dan keren.
Jangan ketinggalan, baca juga soal film dan serial adaptasi live action anime dan manga terbaik.
The Last Ronin (2010)

The Last Ronin mengisahkan peristiwa 16 tahun setelah “Pembalasan 47 Ronin.” Kichiemon Terasaka, satu-satunya anggota yang hidup, berkelana dan menyebarkan kebenaran tentang pemberontakan tersebut. Ia bertemu Magozaemon Senoo, temannya yang menghilang sebelum peristiwa itu. Magozaemon, kini menjadi pedagang barang antik, hidup bersama Kane dan Yu, mantan pelayan yang menyayangi Kane. Sementara itu, cucu pedagang kaya raya, Shuichiro, jatuh cinta pada Kane dan meminta Magozaemon untuk mencari Kane.
Meski tidak banyak adegan pertempuran dan cenderung punya ritme lambat, The Last Ronin meghadirkan kisah yang menarik berkat penampilan para aktor yang luar biasa, terutama Koji Yakusho.
The Twilight Samurai (2002)

The Twilight Samurai mengikuti kehidupan Seibei Iguchi, seorang samurai berpangkat rendah yang bekerja sebagai pegawai birokrat. Meski miskin, dia masih bisa menjalani kehidupan yang bahagia bersama putrinya dan ibunya yang menderita demensia. Suatu hari ia ditugaskan untuk membunuh samurai lain.
Sebagai entri pertama dari trilogi film samurai karya Yoji Yamada, The Twilight Samurai menghadirkan kisah dan pendekatan unik pada kisah kehidupan pendekar pedang, melepasnya dari klise yang pada umumnya ada pada tema serupa.
The Hidden Blade (2004)

The Hidden Blade mengisahkan Munezo Katagiri, seorang samurai yang harus membuktikan bahwa dia tidak terlibat dalam konspirasi politik yang gagal dengan membunuh teman lamanya, Yaichiro. Dia mencari bantuan dari gurunya yang lama, master pedang Kansai Toda.
Entri kedua dari trilogi film samurai Yoji Yamada ini masih berpegang pada kisah drama yang subtil dari kehidupan seorang samurai. Meski begitu, drama tersebut berhasil membawa cerita menuju puncak pertarungan yang tidak kalah dramatis dan realistis.
When The Last Sword is Drawn (2002)

When The Last Sword is Drawn mengikuti kisah Kanichiro Yoshimura, samurai dan kepala keluarga yang tidak mampu lagi menghidupi keluarganya dari upah rendah di kota kecil tempat ia tinggal. Dia pun untuk pergi ke kota untuk mencari upah yang lebih tinggi dan bergabung dengan kelompok Shinsengumi.
Dengan penampilan yang kuat dari aktor-aktornya, When The Last Sword is Drawn memberikan gambaran realistis tentang kehidupan dan konflik di era tersebut, termasuk pandangan tentang kode etik samurai.
Film Samurai Bukan Sekedar Aksi Jagoan Pedang
Dari berbagai rekomendasi film samurai di atas, terlihat kalau genre ini menawarkan lebih dari sekadar aksi dan pertarungan pedang. Film-film samurai terbaik uniknya sering mengangkat tema kompleks, antara kehormatan, kesetiaan, pengorbanan, cinta, dan balas dendam.
Tema-tema ini dikemas dengan berbagai cara, mulai dari kisah heroik yang inspiratif hingga drama yang menyentuh. Baik dengan pertarungan eksplosif atau sisi kehidupan yang subtil. Dengan begitu, kita bisa melihat dengan perspektif lebih luas dari sepenggal sejarah para ksatria berpedang di era Jepang kuno.
Semoga rekomendasi film di atas bisa membantumu mendapat tontonan yang seru. Kalau kamu punya film favorit lain, jangan ragu untuk menyebutnya lewat komentar.