Serial House of the Dragon season 2 memulai kisahnya melalui episode 1 yang berjudul A Son for a Son yang dirilis HBO pada tanggal 16 Juni 2024 (17 Juni 2024 di Indonesia). Drama perang saudara House Targaryen ini pun tidak membuang waktu dan langsung menghadirkan kisah kejam yang dikenal dengan plot “Blood and Cheese”.
Selain itu, ada beberapa hal menarik lain yang muncul di House of the Dragon season 2 episode 1 ini. Salah satunya adalah kemunculan House Stark, yang memainkan peranan penting di serial Game of Thrones.
Rekap Cerita House of the Dragon Season 2 Episode 1
Cerita di season 2 ini justru dimulai jauh dari persengketaan House Targaryen, yaitu di utara di wilayah House Stark, tepatnya di markas Night Watch di Dinding Es. Lord Cregan Stark membuka episode 1 dengan narasinya, bercerita bagaimana House Stark selalu menjalankan kewajiban mereka.

Narasi itu merupakan bagian dari percakapan Lord Cregan Stark dengan Pangeran Jacaerys yang mengharap dukungan mengharap dukungan mereka pada perang mendatang. Namun, percakapan mereka terhenti dengan datangnya gagak dari Dragonstone yang mengabarkan tentang adik Jacareys yang tewas.
Sementara itu, di Dragonstone, Rhaenyra Targaryen tidak menunjukkan diri karena sibuk mencari bukti bahwa putranya tewas. Daemon yang gelisah berusaha membuat gerakannya sendiri dan meminta bantuan Rhaenys, The Queen Who Never Was, tapi ditolak. Rhaenys sadar kalau tindakan Daemon hanya akan mmemperburuk keadaan.
Di sisi lain, di pihak Hijau, Aegon II Targaryen menunjukkan kalau ia masih belum dewasa sebagai penguasa. Ia impulsif dan tidak menunjukkan itikad baik dalam menerima saran. Baik dalam rapat para pejabat maupun saat mendengarkan petisi rakyat. Ironisnya, ia tidak mempedulikan ucapan istrinya, Helaena soal tikus di istana.
Pihak Hijau direpotkan oleh ketersediaan bahan baku logam yang menipis. Salah satunya terlihat dari petisi seorang pandai besi yang mengutarakan kalau persediaan logam menipis dan senjata tidak bisa diproduksi lebih banyak.
Sikap Aegon dalam menghadapi hal itu kemudian menyebabkan ketegangan tersendiri bagi Otto Hightower, sang Hand of the King. Aegon mendapat pengaruh dari Larys yang menyebutkan kalau Otto terlalu manipulatif. Sedangkan Otto sendiri berdebat dengan Alicent soal bagaimana Aegon bisa mendengarkan saran lebih baik.

Kembali ke Dragonstone, Daemon bertemu kembali dengan Mysaria alias White Worm, yang sebelum ini bekerja untuk kedua belah pihak demi uang. Daemon kemudian menawarkan sebuah transaksi untuk rahasia kastil Red Keep.
Rhaenyra, yang akhirnya mendapatkan bukti bahwa anaknya, Lucerys, tewas, kembali ke kastil dan menyatakan bahwa ia menginginkan nyawa Aemond Targaryen. Ia kemudian juga bertemu dengan Jacaerys yang pulang dari wilayah utara dan membawa kabar kalau mendapat dukungan pasukan dari House Stark.
Sedangkan Daemon menjalankan rencananya untuk memenuhi keinginan Rhaenyra membalas dendam.
Ada Perbedaan Dengan Di Buku
Dari judul House of the Dragon season 2 episode 1 ini saja sudah terlihat kalau yang menjadi tema utamanya adalah balas dendam. A Son for a Son. Pihak Hitam, terutama Daemon, jelas menginginkan kematian yang setimpal di pihak Hijau.
Walau begitu, episode pertama ini juga memperkenalkan bagaimana House Stark terlibat dalam perang saudara House Targaryen. Berdasar cerita di bukunya, Lord Cregan Stark akan memainkan peranan penting bagi pihak Hitam.

Yang tidak kalah menarik, seperti yang sudah disebut di atas, ada permasalahan bahan baku di King’s Landing yang dihadapi oleh pihak Hijau. Ini menarik, karena jika mengikuti cerita di buku, hal serupa nantinya akan berlaku pula pada pihak Hitam ketika mereka berhasil menduduki ibukota itu.
Bicara soal cerita di buku, ada beberapa perbedaan menarik soal plot “Blood and Cheese” ini berjalan dengan di A Son for a Son yang jadi episode pertama di serial House of the Dragon season 2 dengan di buku Fire & Blood yang jadi sumbernya (seperti yang pernah kamu bahas di info plot season 2).
Di buku tidak disebutkan bahwa Rhaenyra menginginkan nyawa Aemond. Di sana hanya disebutkan bahwa mereka menginginkan “an eye for an eye, a son for a son.”
Lalu, peristiwa pembunuhan itu juga terjadi di kamar tidur Alicent. Sementara di serial live action ini, kejadian naas itu terjadi di kamar Helaena. Walau akhirnya Helaena lari membawa Maelor, anaknya yang paling muda, ke kamar Alicent, tempat sang ibu suri sedang asik sendiri dengan Ser Criston Cole.

Lalu, di buku terdapat 3 orang anak, si kembar Jaehaerys dan Jaehaera beserta anak termuda Maelor. Namun di serial ini hanya ditampilkan si kembar Jaehaerys dan Jaehaera. Untuk menyelamatkan pewaris tahta Westeros, Helaena dengan berat hati menunjuk Jaehaera untuk dikorbankan. Namun, Cheese bisa mengetahui niatnya itu, dan akhirnya tetap membunuh Jaehaerys.
Awal Yang Kejam
Seperti juga di season sebelumnya, pada serial House of the Dragon season 2 episode 1 ini, kita bisa melihat bagaimana perebutan kekuasaan memakan korban anak-anak. Bahkan di episode pertama ini kita melihat Helaena, sebagai seorang ibu, dipaksa memilih salah satu anaknya untuk dibunuh.
Walau di episode ini kita juga bisa melihat bagaimana Rhaenyra dan Alicent menyesali tewasnya Lucerys, toh itu tidak mengentikan mereka untuk terus berebut kekuasaan. Sayangnya, tragedi ini hanya akan terus memburuk seiring cerita berjalan. Masing-masing pihak akan mengalami banyak kehilangan dan pengorbanan. Termasuk punahnya naga-naga House Targaryen.
House of the Dragon sejauh ini memang tidak sedramatis Game of Thrones. Walau begitu, sebenarnya kisah ini lebih tragis. Semoga saja, perjalanan ceritanya bisa lebih baik dari Game of Thrones yang 3 season terakhirnya menurun jauh kualitasnya.