Walau bukan merupakan salah satu tokoh, Mahoraga adalah sosok yang memainkan peranan penting di dalam peristiwa bersejarah di Jujutsu Kaisen, yaitu pertarungan antara Satoru Gojo melawan Sukuna. Bahkan secara tidak langsung ia merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tewasnya sang penyihir.
Jujutsu Kaisen memang salah satu seri manga dan anime yang memiliki cerita yang kompleks. Satu karakter bisa berhubungan dengan beberapa karakter lain yang kemudian berpengaruh pada jalannya cerita. Mahoraga merupakan salah satu karakter seperti itu.
Sebagai faktor yang menyebabkan Satoru Gojo tewas, tentunya sangat menarik membahas shikigami satu ini lebih jauh.
Fakta Mahoraga di Jujutsu Kaisen
Siapa Mahoraga?
Mahoraga adalah shikigami terkuat dari Teknik Sepuluh Bayangan dari keluarga Zenin. Ia dipanggil lewat mantra “Furube Yurayura” yang diikuti dengan menyebut namanya, ditambah gerakan kedua tangan terkepal yang diarahkan agak ke atas.
Ia merupakan shikigami berbentuk seperti manusia (humanoid) yang bertubuh tinggi besar (hampir dua kali orang biasa) berwarna putih, dengan empat sayap di wajahnya dan ekor di berlakangnya.
Ciri khas dari penampilan shikigami ini adalah roda dengan 8 bola yang mengambang di atas kepalanya. Ia juga punya Pedang Pengusir Setan (Taima-no-Tsurugi) yang pada dasarnya memiliki energi positif dan cocok untuk mengalahkan roh terkutuk.
Namanya Punya Arti yang Kompleks
Nama lengkap Mahoraga dalam bahasa Jepang adalah Yatsuka-no-Tsurugi Ikaishinshō Makora (八握剣 異戒 神将 魔虚羅), Sebuah nama yang cukup susah diartikan. Mungkin secara kasar namanya berarti Jenderal Langit Makora (dengan) Sila Berbeda (dan) Pedang Bergagang Delapan.
Berdasar Japanese Wiki Corpus, Yatsuka-no-Tsurugi (八握剣) adalah pedang panjang bergagang delapan, salah satu dari sepuluh relikui suci yang diberikan oleh Amatsukamimioya pada Nigihayahi no Mikoto. Lalu 異戒 bisa berarti Sila Berbeda, sedangkan 神将 bisa berarti Jenderal Surgawi/Ilahi, dan 魔虚羅 berarti Makora.
Jenderal Surgawi Makora merujuk pada salah satu dari 12 Jenderal Langit, yaitu para dewa pelindung Bhaisajyaguru, Buddha penyembuhan dan pengobatan dari kepercayaan Buddhisme di Asia Timur (bisa dibaca penjelasannya di Wikipedia).
Sedangkan nama “mahoraga” sendiri merupakan sebuah ras dewa dari ajaran Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme. Di ajaran Buddhisme, istilah itu juga merujuk pada delapan kelas dewa (astasena), yang melindungi Dharma.
Shikigami Yang Belum Pernah Bisa Dikontrol Sebelumnya
Sebagai shikigami paling kuat dari Teknik Sepuluh Bayangan, Mahoraga disebut belum pernah bisa dikontrol oleh pengguna teknik tersebut di keluarga Zenin, termasuk Megumi Fushiguro.
Mugumi Fushiguro memanggil sang shikigami sebagai langkah terakhir setelah terluka akibat Haruta Shigemo di Insiden Shibuya. Merasa tidak bisa diselamatkan, Megumi bersiap mati bersama Shigemo sebagai resiko memanggil sang shikigami. Benar saja, begitu muncul Megumi langsung dipukul sampai hampir mati.
Tapi sebelum itu terjadi, Sukuna datang. Sang Raja Kutukan melihat potensi Megumi dalam menggunakan Teknik Sepuluh Bayangan dan memutuskan menyelamatkannya, sebelum kemudian melawan shikigami terkuat keluarga Zenin itu.
Satu-satunya orang yang berhasil mengontrol Mahoraga adalah Sukuna. Sang Raja Kutukan bisa memanfaatkan proses adaptasi sang shikigami saat melawan Satoru Gojo, sebelum ia memanggilnya keluar.
Punya Kemampuan Regenerasi dan Adaptasi Mengerikan
Salah satu kemampuan yang paling hebat dari Mahoraga adalah kemampuan regenerasinya yang cepat dan kemampuannya beradaptasi pada serangan musuh untuk kemudian bisa bertahan dan menyerang balik setelah menyesuaikan diri.
Saat bertarung melawan Sukuna, ia awalnya menerima banyak serangan. Tapi ia bisa pulih dengan cepat. Shikigami ini kemudian berhasil menghindar dari serangan Sukuna berikutnya dan menyesuaikan diri, mengubah serangannya sendiri dari memakai energi positif menjadi menggunakan energi kutukan.
Kemampuannya beradaptasi berhubungan dengan roda di atas kepalanya. Jika sang Jenderal Langit ini menerima sebuah serangan, ia akan beradaptasi. Setelah beberapa waktu, proses adaptasi akan komplit dan roda akan berputar. Ketika serangan yang sama berikutnya tiba, ia sudah bisa bertahan atau menghindar dan memberikan balasan yang sesuai.
Tapi proses adaptasi Mahoraga tidak terikat pada teknik kutukan tertentu, melainkan lebih pada fenomena yang terjadi dari serangan itu. Itu sebabnya ia bisa dengan beradaptasi dengan Ryoiji Tenkai Sukuna, Fukuma Mizushi, yang berdasarkan tebasan Kai dan Hachi.
Sukuna sendiri memanfaatkan Fukuma Mizushi yang menyerang sang shikigami bertubi-tubi untuk mencegahnya melakukan regenerasi sebelum proses adaptasinya komplit. Ia kemudian menambahkannya dengan Kamino Fuga yang berhasil mengalahkan Mahoraga.
Jika seseorang bisa menjinakkan dan mengontrol sang Jenderal Langit, si pengguna bisa menggunakan proses adaptasinya terlebih dulu dengan meletakkan beban proses itu pada dirinya. Dengan begitu, ketika orang itu memanggil sang shikigami, Mahoraga sudah beradaptasi sehingga bisa bertahan dan menyerang sesuai apa yang ia pelajari.
Hal ini terlihat saat Sukuna menggunakan roda shikigami itu untuk beradaptasi saat melawan Satoru Gojo — namun beban itu diarahkan pada jiwa Megumi — dan bisa menggunakan shikigami itu untuk menyelamatkan dirinya dari Muryokusho kelima Satoru Gojo.
Di sisi lain, pertarungan Sukuna dan Satoru Gojo juga membuktikan bahwa proses adaptasi juga bergantung pada kerumitan fenomena yang terjadi. Itu sebabnya, Sukuna membutuhkan beberapa putaran roda untuk bisa beradaptasi melawan Muryokusho dari Gojo. Selain itu, walau pada tahap tertentu adaptasi selesai, proses analisa untuk beradaptasi tidak selesai begitu saja.
Jadi Faktor Penentu Tewasnya Satoru Gojo
Seperti sudah disebut di atas, Sukuna memanfaatkan kemampuan adaptasi Mahoraga untuk melawan Satoru Gojo. Namun, yang ia cari sebenarnya adalah memanfaatkan proses analisa yang terus berjalan untuk mencari cara mengalahkan teknik Mukagen (Tanpa Batas/Limitless/Infinity) milik Gojo.
Analisa pertama sang shikigami dalam menangani Mukagen adalah dengan mengubah esensi energi kutukan serangannya, sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh Sukuna. Namun pada analisa berikutnya, Mahoraga mengubah target serangannya, bukan pada Satoru Gojo saja, tapi pada fenomena Mukagen itu sendiri.
Teknik Mukagen atau Limetless bisa dikalahkan dengan memotong esensi keberadaan ruang termasuk semua yang berada di dalamnya (boleh dibilang realita itu sendiri). Teknik itulah yang kemudian dipakai oleh Sukuna untuk membunuh Satoru Gojo.
Oleh sebab itulah bisa dipahami kenapa Sukuna menyelamatkan Megumi di Insiden Shibuya. Dengan menjadikan Megumi sebagai wadah jiwanya, ia bisa memanfaatkan proses adaptasi Mahoraga, tidak saja untuk bertarung, tapi juga menemukan cara untuk mengalahkan Satoru Gojo.
Shikigami Terkuat Bukan Omong Kosong
Tidak mengherankan jika Mahoraga disebut sebagai shikigami terkuat dari Teknik Sepuluh Bayangan milik keluarga Zenin. Karena seiring pertempuran berjalan, kemampuan bertarungnya bisa semakin meningkat akibat kekuatan regenerasi dan adaptasinya.
Itu juga sebabnya kenapa Megumi Fushiguro menjadi salah satu karakter berbahaya di Jujutsu Kaisen. Namun sayangnya, sebelumm ia bisa mengontrol shikigami itu, ia sudah jatuh ke tangan Sukuna terlebih dulu.
Tentu saja, pujian juga harus diberikan pada Sukuna, sebagai satu-satunya orang yang bisa mengontrol Mahoraga sampai sejauh ini. Tidak hanya itu, ia juga bisa memanfaatkan kemampuan analisa sang shikigami secara efisien untuk bisa mengalahkan Satoru Gojo.
