Review Film Story of Kale: Bukan Drama Roman Biasa

story of kale

Pada tanggal 23 Oktober 2020 kemarin sosial media ramai membincangkan film Indonesia. Linimasa sosial media dipenuhi oleh orang yang menuls review dan pengalamannya setelah menonton film baru berjudul Story of Kale: When Someone’s In Love.

Buat kamu yang belum tahu, film Story of Kale: When Someone’s In Love adalah film garapan Angga Sasongko. Story of Kale adalah film spin-off dari karakter Kale dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKTCHI).

Setelah sekian lama nggak menonton film Indonesia, akhirnya kemarin Popculture.id menonton film terbaru yang diperankan Ardhito Pramono dan Aurelie Moeremans ini. Setelah menonton nggak afdol rasanya kalau kita nggak review film Story of Kale: When Someone’s In Love ini.

Bukan Drama Roman Biasa

Kita sering disuguhi film drama roman khas Indonesia. Di negara kita film drama cinta bisa disebut sebagai film ‘blockbuster’ penghasil pundi-pundi bagi studio. Meski begitu bukan berarti semua film drama Indonesia mendapat banyak penonton.

Bicara soal Story of Kale, film garapan Angga Sasongko ini cukup sederhana dan terlihat ‘low budget’. Asumsi ini terlihat dari latar set yang nggak terlalu banyak dan jumah pemain yang sedikit . Meski terkesan ‘low budget’ film ini sukses membuat saya sebagai penonton terkesima.

Angga Sasongko mengeksekusi film ini dengan alur maju-mundur. Sebuat metode yang akan cukup berisiko. Kendati begitu Story of Kale mampu memaksimalkan metode tersebut dan membawa film ini lebih dari sekedar film drama picisan biasa.

Setiap cerita menyambung secara rapi. Rasionalitas cerita dikedepankan. Pergerakan dan angle kamera cukup detail. Bahkan dari penglihatan saya pergerakan kamera menyesuaikan dengan kondisi psikologis para karakter di dalamnya. Singkatnya Angga Sasongko berhasil menciptakan film sederhana berdurasi 1 jam lebih 17 menit melebihi film drama cinta yang penuh quotes.

Adu Peran Ciamik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, film Story of Kale: When Someone’s In Love adalah film yang sederhana. Film ini menceritakan soal kehidupan cinta Kale (Ardhito Pramono) dan perempuan bernama Dinda (Aurelie Moeremans). Hampir di semua adegan kita melihat adu peran antara Ardhito dan Aurelie. Dan entah mengapa mereka sangat cocok dan bisa klik berperan sebagai sepasang kekasih.

BACA JUGA  AQUAMAN : Rasakan Indahnya Atlantis ala DC (Spoiler Alert)

Ardhito dan Aurelie berkolaborasi dengan ciamik dalam film ini. Setiap dialog, ekspresi dan sentuhan fisik yang mereka lakukan membawa penonton hanyut dalam kisah cinta mereka yang nggak berakhir baik.

Karena chemisty yang terbangun sudah kuat, mereka nggak ragu melakukan beragam adegan seperti layaknya sepasang kekasih asli. Adegan paling lovable dalam film ini adalah ciuman bibir Ardhito Pramono dan Aurelie Moeremans di dalam studio musik.

Nggak hanya berkolaborasi dalam film. Ardhito dan Aurelie juga mengerjakan soundtrack film ini bersama-sama. Mereka membuat musik yang menjadi latar film ini. Sialnya, kolaborasi mereka juga sangat bagus. Suara Ardhito yang khas terdengar cocok berduet dengan Aurelie yang anggun dan sama-sama bersuara merdu.

Ide yang Tersampaikan

Apa sih yang membuat film Story of Kale: When Someone’s In Love bagus? Jawabannya adalah soal tema yang diangkat. Film ini pada dasarnya ingin menyampaikan ide bahayanya toxic relationship yang berujung pada kekerasan.

Dikisahkan Dinda memiliki seorang mantan kekasih yang berlaku kasar dan kerap bermain fisik. Setelah nggak tahan, ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan sang kekasih. Ia kemudian bertemu dengan Kale dan menjalin hubungan baru. Alih-alih mendapatkan suatu yang beda, Dinda kembali terjebak dalam toxic relationship.

Film ini dengan tegas memperlihatkan bahwa toxic relationship bisa dialami siapa saja dengan beragam bentuk. Meski sang mantan dan Kale memiliki sifat yang jauh berbeda, pada akhirnya kekerasan yang terjadi tetaplah sama dan korbannya juga tetap sama.

Selain mengangkat tema tersebut film ini juga secara implisit mengangkat wacana soal sisi kreatif musisi secara DIY (Do it Yourself), feminisme dan pentingnya kesehatan mental bagi seseorang.

Akhir kata, film Story of Kale: When Someone’s In Love berhasil menyampaikan ide filmnya dengan eksekusi yang sederhana, akting yang memukau dan soundtrack yang nggak bisa kita lupakan begitu saja. Buat kamu yang ingin menonton film ini, langsung klik link di sini. Yuk support industri film Indonesia!

story of kale
Story of Kale: When Someone's In Love
Ringkasan
Story of Kale: When Someone's In Love menjelaskan soal bahayanya toxic relationship dengan sederhana dan mudah dipahami oleh penonton
8
Goodjob!

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: