My Oni Girl, atau judul aslinya Suki demo Kirai na Amanojaku, adalah salah satu film anime terbaru di tahun 2024 yang tayang di Netflix. Film fantasi yang dibuat oleh Studio Colorido dan Twin Engine ini bercerita tentang seorang remaja pria yang bertemu seorang gadis oni yang mencari ibunya.
Melihat gambar sampulnya dan membaca premisnya, saya terus terang sangat tertarik untuk menontonnya. Bagi penggemar anime, siapa sih yang tidak tertarik dengan petualangan bernuansa fantasi? Tema ini sudah terbukti jadi resep ampuh yang memang menyenangkan. Lihat saja film-film Studio Ghibli, sebagai salah satu yang mempopulerkannya.
Tapi sayangnya, My Oni Girl ini membuktikan bahwa film anime petualangan fantasi dengan gambar-gambar indah saja tidak cukup. Dibutuhkan lebih dari itu untuk menghasilkan sebuah tontonan yang tidak saja memukau, tapi juga asik ditonton.
Cerita My Oni Girl
Hiiragi Yatsuse adalah seorang remaja pria yang duduk di kelas 1 SMA. Ia termasuk orang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain karena ia ingin punya hubungan baik dan disukai oleh semua orang. Sayangnya, kenyataan berkata lain. Ia justru sering dimanfaatkan oleh teman-temannya.

Suatu ketika, saat pulang sekolah, Hiiragi bertemu dengan Tsumugi yang ditolongnya saat kesulitan membayar biaya bis. Tsumugi menolak ditolong oleh Hiiragi. Namun saat Hiragi beranjak pulang, Tsumugi melihat ada benda berwarna putih keluar dari tubuh Hiiragi. Tsumugi kemudian mengatakan kalau ia memang butuh pertolongan. Hiiragi pun mengajak Tsumugi ke rumahnya.
Setelah makan malam, ayah Hiiragi memberitahu kalau ia sudah mendapatkan guru les privat untuk Hiiragi. Sementara Hiiragi ingin ikut bimbel bersama teman-temannya yang lain. Mereka berdebat dan Hiiragi masuk kamar dengan jengkel. Benda-benda putih semakin banyak keluar dari tubuhnya.
TIba-tiba sesosok makhluk seperti naga datang menyerang Hiiragi. Tsumugi yang merasakan kedatangannya segera menolong Hiiragi dan mereka berdua pun kabur dari serangan si makhluk.
Berhasil melarikan diri, Tsumugi lalu bercerita bahwa ia sebenarnya adalah sesosok oni yang sedang mencari ibunya. Ia juga menjelaskan kalau benda-benda putih yag keluar dari tubuh Hiiragi adalah oni-oni kecil, yang muncul akibat keinginan yang tidak kesampaian. Kemunculannya menjadi tanda bahwa Hiiragi nantinya akan berubah jadi oni.

Tsumugi menunjukkan jimat peninggalan ibunya yang diketahui oleh Hiiragi berasal dari kuil Hie. Tsumugi kemudian minta tolong Hiiragi untuk mengantarnya ke sana. Maka perjalanan mereka berdua pun dimulai.
Karakter dan Plot Lemah
Seperti terlihat dari cerita di atas, film My Oni Girl menjanjikan petualangan dengan makhluk supranatural atau makhluk dari mitos. Yah, memang begitu. Film anime ini bisa menggambarkannya dengan cukup menarik.
Harus saya katakan di sini bahwa kualitas gambar dan animasi film ini memang bagus. Baik dari desain karakter sampai bangunan yang jadi latar belakangnya memuaskan. Begitu juga dengan banuak detil di dalamnya.
Desain karakter kaum oni, seperti Tsumugi, misalnya. Mereka tetap terlihat seperti manusia tapi punya tanduk di kepalanya. Tanduk itu berwarna gradasi dari warna kulit di pangkal dan berwarna merah muda atau magenta di ujungnya.

Lalu makhluk yang mengejar mereka, yang ternyata adalah dewa salju, juga menarik. Mereka terlihat seperti naga berekor dua — dengan tiap ekor punya bentuk seperti tangan — dan mengenakan topeng menutupi bagian mata. Wujudnya transparan seperti gel dengan organ tubuh terlihat.
Tampilan visual Jepang yang tiba-tiba bersalju — akibat kedatangan para dewa salju itu — beserta desa oni yang tersembunyi beserta kuil mereka tampak magis dan menakjubkan.
Sungguh dari sisi visual saya tidak punya keluhan apa pun untuk film My Oni Girl ini. Tapi lain halnya kalau kita bicara soal cerita dan karakteristik tokohnya. Sebagian besar tokoh yang muncul di film My Oni Girl tidak ditunjukkan memiliki motif yang jelas atas tindakan mereka.
Hiiragi sendiri, contohnya, sebagai tokoh utama. Ia tidak punya sikap yang kuat atau keunggulan apa pun, selain mau bekerja keras. Ya, ia baik hati. Tapi sikap keras kepalanya seringkali tidak memiliki alasan yang jelas dan impulsif (tidak berpikir panjang).
Hal itu termasuk keputusannya menolong Tsumugi sampai pergi dari rumah untuk melakukan perjalanan jauh tanpa persiapan apapun. Padahal pertemuannya dengan Tsumugi juga tidak menunjukkan sesuatu yang berarti atau sesuatu yang dramatis.

Tsumugi sendiri sering terlihat plin-plan dan bersikap berlawanan. Ia minta tolong Hiiragi mengantarnya ke kuil Hie, tapi kemudian meninggalkannya setelah melakukan perjalanan jauh. Begitu pun pada saat ia kembali ke desa oni dan bertemu dengan Gozen, nenek kepala desa. Ia segera pergi lagi menemui ibunya tanpa membicarakan hal itu lebih jauh, padahal desa sedang dalam kondisi bahaya.
Karakter ayah Tsumugi pun begitu. Awalnya ia ditunjukkan sebagai sosok misterius. Namun kemudian tidak muncul lagi sampai ia bertemu dengan Hiiragi dan Tsumugi di kuil Hie. Begitupun waktu mereka kembali di desa oni. Ia tetap tidak punya peranan berarti.
Salah satu adegan paling konyol adalah ketika Gozen menyuruh Toko, asistennya, untuk mengawasi Hiiragi dan Tsumugi. Tapi setelah itu Toko langsung kehilangan mereka dan setelahnya tidak diceritakan lagi soal tanggung jawabnya itu.
Di samping itu, peristiwa dengan para dewa salju — termasuk hubungannya dengan ibu Tsumugi dan perjanjian dengan desa oni — juga tidak dijelaskan dengan baik latar belakangnya, termasuk apa sebenarnya yang terjadi, kenapa mereka menyerang, dan apa konsekuensinya. Mungkin kita bisa mendapat gambaran, tapi film ini tidak menjelaskannya dengan baik.

Tapi yang paling mengganggu saya di film My Oni Girl ini adalah tema utamanya yang menekankan pada keinginan yang tidak diucapkan.
Hiiragi terancam berubah menjadi oni karena hal itu. Tapi di sisi lain, tidak ditunjukkan efek buruk atau konsekuensinya. Bandingkan dengan apa yang dialami Chihiro di Spirited Away (2001). Jadi tidak ada perasaan takut atau kebutuhan untuk mencegahnya.
Parahnya lagi, dengan tema yang mengucapkan keinginan terpendam ini, hampir semua tokohnya tidak mengatakan hal penting yang seharusnya dibicarakan. Entah itu tokoh manusia maupun tokoh oni. Lagi-lagi, ini tidak memberi kesan konsekuensi berat dan justru mengkhianati tema pokoknya.
Yah, ada banyak lubang-lubang plot di film My Oni Girl. Mulai dari karakter yang ada dan world building (mitos, kaum oni, dll) di dalamnya.
Sekedar Tampilan Visual Yang Wah
Pada akhirnya, film anime My Oni Girl tidak memberikan sebuah bobot yang kuat pada ceritanya. Plot hole yang ada cukup bisa membuat kita — yang peduli dengan ceritanya — garuk-garuk kepala, bahkan mungkin jengkel dengan tindakan para tokohnya.
Jika kita membandingkan dengan beberapa judul lain yan terhitung sebagai film anime terbaik, seperti Spirited Away (2001) atau The Boy and The Beast (2015), film ini cukup terbanting dari sisi ceritanya.
Walau begitu, sekali lagi, harus diakui tampilan visualnya memang bagus dan berkualitas. Tidak terlihat seperti animasi CGI murahan. Dalam hal ini tim produksinya layak mendapat acungan jempol.
Jadi, walau jika melihat temanya My Oni Girl ini kelihatannya ditujukan pada penonton remaja atau remaja yang beranjak dewasa (young adult), tapi mungkin film ini bakal bisa lebih dinikmati oleh anak-anak yang terhibur dengan tampilan visualnya tanpa pefuli dengan ceritanya.