Jujur, waktu berangkat menonton film The Fall Guy, saya tidak punya ekspektasi yang tinggi. Bahkan setelah baca sinopsisnya, lihat trailer-nya, dan tahu beberapa informasi lain. Satu-satunya yang membuat saya tertarik adalah fakta bahwa film ini disutradarai oleh David Leitch. Ternyata, film ini memang berhasil memberikan hiburan yang komplit, dan saya pun keluar bioskop dengan senyum lebar.
The Fall Guy merupakan film aksi komedi yang disutradarai oleh David Leitch, yang sebelumnya menggarap film Atomic Blonde (2017), Deadpool 2 (2018), Nobody (2021), Bullet Train (2022), dan juga ikut membuat John Wick (2014). Jadi, paham kan kenapa saya tertarik karena sutradaranya?
Di samping itu, film The Fall Guy juga dibintangi banyak aktor keren, seperti Ryan Gosling, Emily Blunt, Aaron Taylor-Johnson, Hannah Waddingham, Teresa Palmer, Stephanie Hsu, dan Winston Duke. Hm, lalu ada juga cameo dari Jason Momoa di akhir film.
Nah, seperti sudah saya sebut di atas, saya hanya tertarik karena sutradaranya. Tapi ijinkan saya memberi gambaran lebih jauh soal kenapa film ini akhirnya menjadi sebuah film yang memuaskan saya dan layak kamu tonton.
Cerita Film The Fall Guy
The Fall Guy bercerita tentang seorang pemeran pengganti seorang aktor terkenal yang bekerja untuk film pertama dari sutradara yang juga kekasihnya, namun kemudian terlibat dalam sebuah konspirasi seiring menghilangnya sang aktor utama.

Colt Seavers (Ryan Gosling) adalah seorang pemeran pengganti adegan berbahaya (stuntman) untuk aktor terkenal Tom Ryder (Aaron Taylor-Johnson). Saat bekerja pada sebuah produksi film, ia terjatuh dan terluka parah. Menyalahkan dirinya sendiri atas insiden itu, ia pun menghilang, menghentikan karirnya dan menghindari kekasihnya, Jody Moreno (Emily Blunt), yang menjadi operator kamera film tersebut.
Delapan belas bulan kemudian, Colt, yang kini bekerja sebagai juru parkir, tiba-tiba dihubungi oleh produser film Gail Meyer (Hannah Waddingham) yang memintanya kembali sebagai pemeran pengganti Tom untuk film pertama Jody, yang berjudul ‘Metalstorm’. Masih menyimpan perasaan pada Jody, Colt pun menyetujui pekerjaan itu.
Namun, sesampainya di lokasi, Colt menemukan bahwa Jody masih merasa sakit hati setelah ia menghilang tanpa kabar. Ia juga kemudian ditugaskan oleh Gail untuk mencari Tom yang tidak datang ke lokasi syuting. Tidak ingin mengacaukan film pertama Jody, Colt memenuhi keinginan Gail.
Ia pun mencari Tom, mulai dari rumahnya, ke klub malam, sampai akhirnya ke sebuah kamar hotel. Betapa kagetnya Colt, ketika ia menemukan sesosok mayat di kamar mandi di dalam kamar hotel itu. Ia menjadi lebih kaget, setelah melapor ke polisi, tubuh itu menghilang dari tempatnya ditemukan.
Demikianlah Colt pun terlibat dalam sebuah konspirasi membingungkan sambil berusaha memenangkan hati Jody kembali.
Aksi Keren, Adegan Lucu, dan Kisah Romantis Jadi Satu

Membaca sinopsis di atas, terutama premis yang ada di paragraf pertama soal cerita The Fall Guy, saya yakin tidak semua orang langsung merasa tertarik dengan film ini. Kalau dibandingkan dengan film David Leitch sebelumnya, Bullet Train, kamu sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat membaca sinopsisnya.
Saya juga masih belum merasa tergelitik ketika film ini dimulai. Bagian awal film ini menyajikan kisah yang cukup biasa dan cukup lambat, yaitu soal bagaimana Colt mengalami kecelakaan dan merasa depresi setelah meninggalkan Jody dan karirnya.
Cerita mulai menarik ketika Colt tiba di lokasi syuting Metalstorm dan bertemu kembali dengan Jody. Selain ada adegan keren tentang adegan berbahaya dalam produksi film, sisi komedi pun masuk melalui momen dan dialog yang cerdas.
Meskipun mulai menarik, sampai di sini pun cerita masih berkutat antara hubungan Colt dan Jody. Baru setelah Colt mulai mencari Tom itulah film The Fall Guy mulai gaspol.
Berbagai adegan aksi bermunculan dan mengeksploitasi sosok Colt sebagai stuntman. Mulai dari berkelahi, kejar-kejaran mobil, berkelahi di atas dan di dalam truk, berkelahi dibantu dengan anjing, kejar-kejaran dengan kapal, tidak lupa dengan tembak-tembakan dan ledakan di sana sini.

Selain David Leitch, mungkin pujian juga perlu diajukan pada Drew Pearce, sang penulis naskah. Karena berbagai adegan aksi itu berhasil dipadukan dengan baik bersama berbagai momen komedi.
Salah satunya, ketika Colt diberi minuman yang dicampur narkoba sebagai usaha menculiknya. Ia bertanya pada si pemberi minuman kapan efek memabukkan itu hilang, yang dijawab bahwa efeknya akan hilang setelah Colt berhenti melihat unicorn. Benar saja, dalam beberapa adegan berikutnya selalu ada unicorn muncul — dalam wujud kuda sebenarnya — di manapun Colt berada.
Lalu, ketika Colt dan Dan Tucker (Winston Duke), koordinator adegan berbahaya, menghadapi serangan di rumah Tom Ryder. Mereka berdua berebut tomahawk untuk jadi senjata yang dimenangkan oleh Dan namun kemudian ia sadar kalau senjata tomahawk itu adalah kelengkapan syuting yang terbuat dari karet.
Di samping itu, dengan memanfaatkan cerita berlatar proses produksi film, The Fall Guy menyelipkan humor dan referensi budaya pop perfilman di sana sini. Seperti Winston yang hobi mengucapkan quote dialog dari berbagai film yang kemudian ditebak oleh Colt atau kehadiran anjing, yang juga aktor dan hanya patuh dengan perintah berbahasa Perancis, yang bernama Jean Claude.
Bahkan film ‘Metalstorm’ yang ceritanya sedang diproduksi di dalam film ini pun bakal mengingatkan kita pada gabungan film Dune dan Mad Max: Fury Road, juga mungkin film Cowboy and Alien.

Semua kehebohan yang ada di film The Fall Guy ini tentu saja juga bisa berjalan baik melalui para aktornya yang bisa mengantar tokoh yang mereka perankan dengan baik pula, terutama chemistry antara Ryan Gosling dan Eemily Blunt. Bahkan saya rasa mereka juga bersenang-senang saat memerankan tokoh mereka.
Film Yang Benar-Benar Fun
Banyak orang menyebut Top Gun: Maverick sebagai film yang mampu melepas penonton dari ‘kungkungan’ film-film superhero yang membanjir. Film ini pun seperti itu. Dengan cerita yang kelihatannya biasa, film ini menampilkan sesuatu yang luar biasa. Bahkan secara pribadi, saya lebih suka The Fall Guy daripada Maverick.
Secara keseluruhan, dengan naskah yang padat, arahan yang jelas, sinematografi keren, dialog cerdas, dan aktor yang tampil bagus, film The Fall Guy berhasil menyajikan sebuah hiburan yang lengkap dan penuh warna.
Saya mengaku salah telah meremehkan film ini dan senang bisa keluar bioskop dengan wajah dihiasi senyum lebar.