Film bertema hiu merupakan salah satu tontonan yang selalu jadi perhatian. Sejak jaman Jaws menteror sampai era The Meg. Kini, bertambah satu lagi film tentang hiu yang cukup bombastis, yaitu Under Paris.
Under Paris adalah sebuah film aksi horor buatan Perancis dengan judul asli Sous la Seine dan dirilis di Netflix pada tanggal 3 Juni 2024. Film ini bercerita tentang seorang ahli biologi kelautan yang harus menghadapi serangan hiu di sungai Seine dan kanal bawah tanah di Paris.
Sinopsis Film Under Paris
Film ini dibuka dengan sekelompok ilmuwan biologi kelautan di bawah pimpinan Sophia Assalas yang mencari seekor hiu yang ditandai bernama Lilith di wilayah “pulau” sampah di Samudera Pasifik. Tim penyelam yang dipimpin suami Sophia, Chris, kemudian diserang oleh Lilith dan semuanya tewas.

Tiga tahun setelah insiden itu, Sophia yang kini bekerja di akuarium di Paris didatangi Mika, seorang aktivis peduli lingkungan. Mika memberitahu Sophia bahwa sensor pelacak Lilith masih menyala dan hiu itu kini ada di sungai Seine di Paris.
Mengira Lilith terperangkap, Mika ingin menyelamatkannya dan mengembalikan ke lautan. Namun ketika mencari hiu itu di sungai, polisi mengangkap Mika. Mereka tidak percaya kalau ada hiu di sungai tersebut.
Setelah seorang pria ditemukan tewas dengan tubuh tercabik di sungai, salah satu penyelam kepolisian yang bernama Adil merekrut Sophia sebagai konsultan. Mereka memperingatkan walikota Paris yang saat itu sedang mempersiapkan lomba triatlon yang dimulai di sungai Seine tersebut. Sang walikota menolak membatalkan acara dan menyuruh mereka mengusir si hiu.
Di sisi lain, Mika dan teman-temannya melakukan gerakan untuk melaksanakan niat mereka semula. Mereka berkumpul di kanal bawah tanah kota Paris dan memancing Lilith. Namun Lilith menyerang mereka dan korban pun berjatuhan.

Ibu walikota yang mendengar kabar itu marah, namun tetap tidak mau membatalkan acara triatlon. Ia malah mengalihkan urusan keamanan dari kepolisian ke tentara. Sophia dan Adil bersama beberapa anggota polisi lain pun memutuskan mengamankan Lilith dengan cara mereka sendiri.
Banyak Yang Kontradiktif dan Ending-nya Aneh
Memang tidak sedikit film bertema hiu yang tidak masuk akal dan terlalu bombastis. Sharknado dan The Meg adalah dua di antaranya. Film Under Paris memang tidak sebombastis itu. Tapi film ini punya keanehannya sendiri. terutama di separuh film pertama dan ending-nya.
Mika, sebagai seorang aktivis lingkungan, menyebutkan kalau ia mengikuti pekerjaan Sophia. Dengan begitu, seharusnya ia tahu keahlian Sophia, dan tahu soal tragedi yang menimpa Sophia. Tapi saat menceritakan rencananya dan Sophia tidak setuju, Mika malah ingin membuktikan kalau Sophia salah.
Kemudian, saat ada orang tewas di sungai Seine dan polisi mengatakan pada Sophia kalau Mika menduga itu hiu lalu Sophia menguatkan dugaan itu, polisi tidak mempedulikan opininya. Mereka tetap nekat mau menyelam tanpa memperhitungkan kemungkinan dan bahaya yang ada.

Padahal di depan mereka ada ahli hiu yang memasang pelacak pada hiu bersangkutan. Mereka bahkan baru melihat sonar untuk mengecek kondisi di bawah air setelah mereka selesai menyelam karena merasakan bahaya. Logika yang aneh.
Lalu, saat Sophie memperingatkan Mika kalau ia ceroboh, Mika bertahan dengan opininya dan menyalahkan Sophia atas tindakan polisi. Padahal sudah jelas ada kasus orang tewas di hadapan mereka, ada keanehan perilaku dari Lilith, dan sekali lagi, Mika tahu apa yang terjadi dengan tim Sophie di masa lalu.
Yang menggelikan, pada video yang ia buat, Mika menyebutkan “Apa yang yang lebih berharga dari kehidupan?”. Padahal, saat para polisi menyelam sebelumnya, Mika meminta Ben, kekasihnya, untuk meretas sistem dan mematikan pelacak itu. Dengan begitu, ia mengancam kehidupan para polisi itu dari bahaya serangan hiu yang sebenarnya awalnya bisa dideteksi. Halooo…?!?
Begitu juga dengan sikap ibu Walikota dan para petinggi pemerintahan kota itu lainnya. Mereka digambarkan sebagai stereotipe penguasa yang peduli dengan uang. Tanpa peduli dengan bahaya yang mengancam dan tanpa peduli kalau yang memperingatkan mereka adalah seorang ahli kelautan yang mereka tahu timnya menjadi serangan hiu.

Jadi yah… paruh pertama film Under Paris penuh dengan hal yang tidak konsisten dari karakter tokoh yang disajikan. Film ini banyak memotong kompas dalam menerapkan logika cerita demi membuat adegan tegang dan mengerikan dari serangan hiu yang akan datang.
Sebuah film bisa menghadirkan sebuah imajinasi dan fantasi yang berada di luar nalar dan membuat penonton “percaya” dengan logika di dalamm film, jika si pembuat film mampu memperkuat berbagai aspek di dalam ceritanya.
Toh kita sudah menyaksikan film seperti Endgame dengan para superhero yang kembali ke masa lalu untuk menyelesaikan masalah dari sesosok alien. Tapi dengan logika film yang mereka terapkan, kita bisa menerima dan menikmati segala kondisi di dalam film itu.
Sekali lagi, film Under Paris banyak memangkas logika itu. Ketika ancaman hiu itu terjadi, yah… itu hanyalah kekonyolan belaka yang disebabkan oleh para tokohnya sendiri. Sebuah masalah yang akhirnya terlihat dibuat-buat.
Lalu ada pula masalah peluru-peluru bekas Perang Dunia 2 yang masih aktif di dasar sungai Seine. Si Walikota menyebutkan kalau mereka sudah membersihkan sungai dari sampah dan bahkan menambahkan air bersih di dalamnya. Kenapa tidak sekalian membersihkannya dari peluru-peluru itu? Toh mereka juga bisa melibatkan tentara (yang nantinya juga dipanggil)?

Ending film Under Paris ini juga patut dipertanyakan. Jadi, para tentara yang ditugaskan menjaga acara lomba triatlon itu menembaki Lilith secara gegabah — lagi-lagi, mereka tidak tahu kalau ada peluru aktif di dasar sungai? — dan peluru-peluru di sepanjang sungai Seine itu meledak.
Kita kemudian melihat hampir seluruh kota Paris banjir dan terendam cukup tinggi. Pertanyaannya, bagaimana bisa? Apa yang menyebabkan peluru-peluru itu menambah volume air? Apakah level ketinggian kota Paris menurun? Apakah ada tsunami dari laut datang? Apakah volume air dari sungai cukup untuk membanjiri wilayah seluas itu?
Lagi-lagi, ending film Under Paris ini terasa sangat dibuat-buat untuk menambah kengerian dari ancaman hiu-hiu itu. Terutama untuk memancing sekuel, seperti yang terlihat dari post credit scene, yang nampaknya menuju London.
Kalau ada elemen cerita yang menarik, itu adalah soal Lilith yang mengalami perubahan untuk beradaptasi di air tawar dan berkembang biak secara partenogenesis (tidak membutuhkan pejantan). Yah, tapi tentu saja mereka tidak menjelaskan kenapa itu terjadi.
Film Yang Bikin Garuk-garuk Kepala
Begitulah, bagi saya, film Under Paris memiliki terlalu banyak lubang pada plot ceritanya. Begitu banyak sampai mengganggu saat saya berusaha menikmati menonton film ini. Dalam hal penyajian konflik cerita, film Under Paris boleh dibilang sama konyolnya dengan Army of the Dead (yang oleh rekan saya diberi rating bagus, tapi menurut saya bapuk).
Tapi toh sama seperti film zombie buatan Zack Snyder itu, film ini berhasil menyedot banyak penonton. Yah, mungkin memang bagi sebagian besar orang film Under Paris bisa menyajikan ketegangan yang asik. Mungkin juga hanya sekedar penasaran. Tapi buat saya, film ini mengecewakan.