Saat kita melihat bintang terkenal tampil bersama, mungkin kita tidak menyadari bagaimana kerumitan di balik penampilan itu. Itulah tepatnya yang diceritakan oleh film dokumenter The Greatest Night in Pop yang tayang di Netflix.
We Are The World mungkin merupakan salah satu yang paling bersejarah dan proses rekamannya mungkin sudah menjadi legenda tersendiri. Sebuah fenomena musik yang bersanding dengan fenomena lain seperti penampilan Queen di konser Live Aid.
Di satu sisi, kisahnya mungkin tidak semagis bagaimana Freddy Mercury menyihir para penonton konser itu. Namun, di sisi lain, banyaknya penyanyi legendaris yang ikut serta menyajikan cerita yang tidak kalah menarik.
Cerita The Greatest Night in Pop
The Greatest Night in Pop mengikuti kisah pembuatan lagu We Are The World, sejak ide lagu itu muncul sampai proses rekaman yang dilakukan oleh berbagai penyanyi terkenal di tahun 80-an, beserta semua tantangan yang dihadapi.

Lionel Ritchie, sebagai salah satu orang yang andil sejak awal, memberikan narasi di film dokumenter ini. Terinspirasi oleh lagu Do You Know it’s Christmas?, Harry Belafonte mengajak Ken Kragen untuk membuat versi Amerikanya. Mereka berdua kemudian mengontak Quincy Jones dan beberapa penyanyi untuk membantu, seperti Lionel Ritchie, Stevie Wonder, Kenny Rogers, dan Michael Jackson.
Awalnya Lionel Ritchie, Stevie Wonders, dan Michael Jackson-lah yang akan menulis lagu itu. Namun, kesibukan Stevie Wonder membuatnya tidak bisa hadir. Lionel Ritchie dan Michael Jackson kemudian menulisnya berdua. Setelah struktur lagu komplit, kedua penyanyi itu akhirnya menyelesaikan lirik lagu dalam waktu 2,5 jam, satu hari sebelum proses rekaman berjalan.
Sementara itu, mengumpulkan sekitar 40 penyanyi terkenal bukanlah perkara mudah. Kesempatan itu muncul setelah acara American Music Awards berlangsung. Hanya satu malam itu saja untuk bisa mewujudkan proyek ini dengan tepat. Baik untuk rekaman lagu dan produksi videonya sekaligus.

Mempertimbangkan waktu yang pendek, tim produksi segera mengatur aransemen musik dan pembagian vokal untuk lagu tersebut. Termasuk mempertimbangkan jenis suara para penyanyi dan posisi mereka di panggung.
Di sisi lain, proyek ini harus benar-benar rahasia. Karena jika sampai bocor dan studio rekaman dipenuhi wartawan, maka ada kemungkinan beberapa artis urung datang.
Banyak Detil Menarik
Fakta bahwa ada banyak penyanyi legendaris berkumpul untuk menyanyikan lagu We Are The World itu sudah menarik. TapiThe Greatest Night in Pop ini menyajikan begitu banyak detil menarik. Mulai dari proses pembuatan lagu, kerumitan manajemen, sampai tingkah para musisi itu sendiri.
Lihat saja bagaimana Stevie Wonder melewati proses menulis lagu dan baru datang pada saat mereka membuat demo untuk disebar ke penyanyi lain. Lihat juga bagaimana Lionel Ritchie dan Michael Jackson mampu membuat lagu yang ikonik dalam waktu relatif singkat.

Salah satu hal menarik yang ada saat itu adalah persaingan antara Michael Jackson dan Prince. Mereka berdua awalnya ditunjuk untuk menyanyi bersama. Namun Prince akhirnya tidak hadir. Di dalam film disebutkan kalau ia ingin memainkan solo gitar secara terpisah. Sesuatu yang tidak sesuai, karena konsepnya adalah semua artis menyanyi bersama dan tidak ada solo gitar di lagu tersebut.
Hal menarik lain yang muncul adalah bagaimana para penyanyi itu awalnya merasa tegang dan lelah, namun kemudian menjadi rileks dan bisa menyanyi dengan baik. Bahkan penyanyi seperti Bob Dylan, yang saat itu sudah menjadi legenda, sempat merasa tidak percaya diri bersanding dengan penyanyi seperti Stevie Wonder.
Di film dokumenterThe Greatest Night in Pop ini, kita juga bisa melihat bagaimana bintang terkenal memiliki kemampuan luar biasa. Tidak hanya dari sisi musikal saja, tapi juga secara personal.
Lionel Ritchie mampu menggerakkan tiap penyanyi agar proses rekaman berjalan dengan baik. Michael Jackson, yang saat itu luar biasa populer, menunjukkan bakatnya sebagai penulis lagu dan penyanyi, juga di luar dugaan cukup rendah hati selama proses berjalan.

Begitu juga Stevie Wonder yang dengan kemampuan musikalitasnya mampu menjembatani berbagai gaya musik para penyanyi, di saat kesulitan terjadi. Apalagi humornya menjadi bumbu tersendiri. Seperti saat ia bilang jika proses rekaman tidak segera selesai, para penyanyi akan pulang disetiri oleh dirinya dan Ray Charles yang buta.
Peristiwa rekaman lagu We Are The World ini memang luar biasa. Bahkan setelah sesi rekaman berakhir dan para penyanyi pulang, Diana Ross masih tinggal dan menangis, karena ia ingin momen ini berjalan lebih lama.
Film Dokumenter Yang Seru
Ya, mungkin sejak awal sudah jelas kalau film dokumenterThe Greatest Night in Pop memanfaatkan nostalgia sebagai bahan bakarnya. Terutama, tentu saja bagi penonton yang tumbuh di saat para penyanyi ini menjadi titan di dunia musik.
Toh, di samping itu film ini tetap berhasil menyajikan narasi atas sebuah malam bersejarah dengan menarik. Termasuk menyajikan berbagai detil yang menarik seperti disebut di atas.
Kalau kamu memang suka nonton film atau serial dokumenter musik, maka film The Greatest Night in Pop ini jangan sampai kamu lewatkan.