Penggemar How to Fight pasti sudah tahu kalau manhwa populer itu mendapat adaptasi sebagai anime Viral Hit, atau dalam bahasa Jepang, Kenka Dokugaku. Yah, manhwa itu memang juga dikenal dengan judul itu di beberapa negara tertentu.
Adaptasi anime dari manhwa How to Fight ini diproduksi oleh Slowcurve dan dirilis pada tanggal 11 April 2024. Sekedar catatan, ada perubahan nama karakter dalam dialog bahasa Jepang. Misalnya Yoo Hobin berubah menjadi Kota Shimura. Perubahan ini juga terjadi di beberapa adaptasi anime dari manhwa lainnya, misalnya seperti anime Solo Leveling.
Sayangnya anime ini tidak banyak tersedia secara umum. Salah satu layanan streaming yang bisa kamu jadikan tujuan nonton anime Viral Hit adalah Crunchyroll. Paling tidak sejauh pengetahuan saya.
Nah, kalau kamu belum sempat nonton anime ini, atau juga belum sembat baca manhwanya, inilah sedikit opini saya soal anime tersebut.
Sinopsis Anime Viral Hit
Yoo Hobin merupakan anak SMA yang sering di-bully oleh teman-temannya. Terutama menjadi bahan konten video NewTube dari Pakgo dan Yeo Rumi, dua orang yang populer di media sosial tersebut. Sementara itu, Woo Jihyeok, yang sebenarnya juga lemah, menjadi oportunis sebagai kamerawan Pakgo dan ikut mem-bully Hobin.

Hobin mulai memberanikan diri saat ia melihat Choi Bomi, gadis yang jadi rekan kerjanya di restoran siap saji dan ia sukai, dilecehkan oleh Pakgo. Hobin kemudian mulai nekat ketika ia melawan Jihyeok yang numpang live streaming game di rumahnya, dan ia tak sengaja mencopot kabel monitor lalu menumpahkan makanan ke Jihyeok.
Hobin dan Jihyeok pun berkelahi karena hal itu. Karena keduanya sama-sama culun, perkelahian mereka tampak menggelikan dengan memakai senjata kimchi dan panci. Tanpa mereka duga, perkelahian mereka itu tampil secara live di NewTube. Perkelahian mereka menjadi viral karena kocak.
Setelah peristiwa itu, Jihyeok mengajak Hobin untuk membuat channel NewTube yang bertema mengungkap para pem-bully. Target pertama mereka adalah Pakgo. Walau berhasil mengungkap perilaku Pakgo sebenarnya, Hobin merasa kemampuannya tidak cukup.
Tidak bisa berkelahi, Hobin pun mencari tutorial berkelahi di NewTube dan menemukan sebuah channel misterius dari seseorang yang memakai topeng ayam dan mengajari cara berkelahi yang unik.

Ternyata trik yang diajarkan itu berhasil. Tapi Hobin masih belum sepenuhnya percaya diri. Setelah ia dipermalukan di hadapan Bomi saat kencan, Hobin pun mulai berlatih secara serius. Ketika Pakgo mau membalas dendam, Hobin bisa mengalahkannya dan follower di channel-nya pun terus bertambah.
Namun tentu saja, perjalanan Hobin mempelajari cara berkelahi yang unik masih panjang. Begitu juga dengan perjalanannya bersama Jihyeok, yang kemudian bertambah dengan Gaeul sang editor, dalam mengembangkan channel baru mereka.
Ada Kekurangan, Tapi Ada Juga Kejutannya
Tentu, salah satu yang menjadi daya tarik dari manhwa How to Fight adalah kelucuannya. Ada banyak adegan tak terduga di dalam ceritanya. Terutama dari berbagai trik berkelahi dari si manusia ayam dan bagaimana Hobin berlatih untuk mempersiapkan diri dan menguasai tiap trik tersebut.
Misalnya Hobin berlatih memperkuat tubuhnya dengan berenang, tapi karena ia tidak punya uang untuk pergi ke kolam renang, ia berenang di bak pemandian umum yang lebih murah di tengah para pengunjung lain. Latihan tak terduga lagi adalah ketika Hobin melakukan pull up di dalam lemari pakaiannya, dan pintunya ditutup!
Harus diakui, dari sisi kelucuan ini ada sedikit plus minus di versi adaptasi animenya. Ada beberapa kelucuan yang lebih terasa tak terduga dan dramatis di manhwa-nya. Sementara di anime-nya lebih “terbaca” karena susunan adegannya.
Walau begitu, ada juga adegan yang lebih terasa lucu di anime karena tim produksi bisa memanfaatkan gambar bergerak dengan baik, dibanding panel-panel yang diam di komiknya. Misalnya anak kecil yang beberapa kali muncul di pemandian umum dan menunjuk Hobin yang berlatih sambil telanjang.
Lalu dari sisi gambar, desain karakternya juga tidak selalu sama dengan di manhwa-nya. Ada beberapa momen dari karakter tertentu yang bisa terlihat cukup berbeda gaya gambarnya. Misalnya Bomi dan Gaeul lebih kelihatan imut di manhwa-nya. Yah, tapi ini mungkin cukup bisa dimaklumi. Anime The New Gate juga merupakan salah satu yang sedikit lepas dari manga-nya.

Selain itu, adegan perkelahian yang ada di anime ini juga tidak sehidup yang saya bayangkan. Berbagai pertarungan yang terjadi cukup memiliki gerakan yang minimal. Biasanya ada satu sequence gerakan yang terjadi (misalnya menendang), lalu gambar itu akan diulang beberapa kali dengan ditambah efek gerak (misalnya garis-garis) untuk membuatnya lebih dramatis.
Terus terang penerapan adegan seperti itu membuat saya merasa agak susah menentukan asik atau tidaknya. Di satu sisi, saya berharap ada adegan yang lebih hidup dengan banyak gerakan seperti di anime action lainnya. Di sisi lain, mungkin penerapan ini lebih cocok karena ada komentar narator soal teknik yang dipakai Hobin atau ciri khas suatu ilmu bela diri (misalnya Tae Kwon-do yang dipakai Taehun).
Yah, memang… harus saya akui bahwa anime Viral Hit mungkin berbeda dengan anime seperti Solo Leveling atau yang dari manga, seperti Jujutsu Kaisen, Kaiju No. 8, One Piece, Naruto, dll, yang memiliki sisi aksi lebih kental atau memang menekankan sisi aksinya.
Toh jujur saja, secara keseluruhan adegan pertarungan yang terasa lebih statik ini tidak mengganggu jalannya cerita.

Oya, ada hal lain yang menarik dari anime Viral Hit ini. Hal itu adalah bagaimana tim produksi memperlakukan komentar-komentar para penonton NewTube. Seringkali komentar NewTube itu akan muncul di sisi bawah kanan layar.
Tapi pada beberapa momen tertentu, komentar itu bukan sekedar ornamen visual saja. Kadang komentar itu disuarakan, sehingga ada kesan lebih hidup di adegan tersebut. Ini jadi sebuah modifikasi yang asik.
Masih Tetap Kocak dan Menghibur
Mengadaptasi komik memang merupakan sebuah tantangan, apalagi kalau komik itu populer. Sesuatu yang mirip dengan adaptasi live action manga, walau tantangan anime tidak sebesar itu. Tantangan ini jelas dihadapi oleh tim produksi anime Viral Hit.
Bagi saya pribadi, ada beberapa detil yang kurang sampai dari anime ini. Tapi di sisi lain, walau memiliki sedikit kekurangan, anime ini juga sudah cukup berhasil memindah manhwa itu ke dalam format anime. Paling tidak jika kita bicara berdasar bagaimana cara manhwa ini bercerita.
Adaptasi manhwa How to Fight ini pada akhirnya memang berhasil memberi hiburan dengan berbagai adegan konyolnya yang tak terduga, yang menjadi kekuatan manhwa tersebut. Dengan jumlah chapter yang sudah berjalan panjang, kita lihat saja bagaimana anime ini berjalan lebih jauh.
Bagi kamu yang sudah nonton anime ini, apakah kamu merasakan hal yang sama seperti yang saya alami? Mungkin kamu punya opini berbeda? Coba sebutkan opinimu lewat komentar.