Godzilla Minus One adalah film epik yang dirilis tahun 2023 buatan Toho Studios. Film yang menjadi judul ke 37 dari franchise Godzilla ini ditulis dan disutradarai oleh Takashi Yamazaki. Karena film ini buatan Jepang, maka bintangnya juga orang Jepang semua, yaitu Ryunosuke Kamiki, Minami Hamabe, Yuki Yamada, Munetaka Aoki, Hidetaka Yoshioka, Sakura Ando, dan Kuranosuke Sasaki.
Gojira Mainasu Wan — begitu kalau menurut orang Jepang — berlatar di era Perang Dunia II dan bercerita tentang seorang pilot kamikaze yang mengalami trauma setelah bertemu dengan monster raksasa yang disebut ‘Godzilla’.
Dirilis sebelum Godzilla x Kong: The New Empire, film ini memang menghadapi tantangan berat. Namun ternyata ia berhasil mendapat tanggapan positif. Tidak hanya sukses secara komersial, film Godzilla Minus One juga beerhasil menyabet penghargaan Oscar untuk kategori Efek Visual Terbaik.
Plot Cerita Godzilla Minus One

Mendekati akhir Perang Dunia II di tahun 1945, seorang pilot kamikaze, Kōichi Shikishima, mendaratkan pesawatnya di markas Jepang di pulau Odo. Malam itu, sesosok makhluk raksasa muncul dan menyerang markas tersebut dan menewaskan banyak tentara.
Shikishima berusaha menembak monster itu, namun gagal karena ketakutan, lalu jatuh pingsan. Setelah insiden itu, Sōsaku Tachibana, pimpinan mekanik di sana yang menduga ia kabur dari tugasnya, menyalahkan Shikishima atas kematian banyak rekannya.
Shikishima kemudian pulang ke rumahnya di Tokyo. Ia menemukan rumahnya sudah hancur karena dibom tentara sekutu dan kedua orang tuanya tewas pada kejadian itu. Di situ Shikishima bertemu seorang gadis, Noriko Ōishi, dan bayi yang ditelantarkan, Akiko. Setelah itu Shikishima mendapat pekerjaan sebagai salah satu tim penyapu ranjau di laut.
Sementara itu, Godzilla yang bermutasi akibat uji coba nuklir di Bikini Atoll menuju Jepang sambil menghancurkan berbagai kapal tempur yang ia lewati. Takut membuat kekacauan, pemerintah Jepang memutuskan tidak mengumumkan bahaya itu pada masyarakat.

Shikishima beserta timnya kemudian mendapat tugas menuju Kepulauan Ogasawara dan mencegat Godzilla. Mereka pun bertemu dengan sang kaiju. Mereka sempat melepas ranjau yang dikumpulkan dan melukai Godzilla, namun sang monster berhasil beregenerasi. Dalam keadaan genting, kapal tempur Jepang, Takao, datang dan menggempur Godzilla. Namun sang monster memancarkan semburan panasnya, menghancurkan Takao seketika.
Shikishima yang berhasil selamat kembali ke Tokyo. Ia lalu bercerita pada Noriko soal pertemuannya dengan sang kaiju. Sialnya, beberapa hari kemudian Godzilla tiba di Tokyo dan menyerang kota tersebut.
Dramanya Bagus
First thing first. Film Godzilla Minus One menyajikan cerita kaiju itu dengan membawa ke versi klasik, yaitu ia menjadi momok mengerikan bagi masyarakat. Jadi bukan monster jagoan seperti di film-film MonsterVerse.
Kalau mau membandingkan, yang paling mendekati mungkin hanyalah film pertamanya, Godzilla (2014). Selain karena si kaiju ini muncul dan manusia menganggapnya sebagai ancaman, porsi kemunculannya juga tidak terlalu banyak. Sama-sama masih misterius di bagian awal.

Lalu, perspektifnya pun mirip. Di bagian awal, kita akan melihat dari sudut pandang manusia. Godzilla terlihat sebagai makhluk raksasa. Seperti di film tahun 2014, pada Godzilla Minus One kita seringkali hanya melihat kaki atau bagian bawah si kaiju di antara orang-orang yang berlarian. Dengan begitu, kita dibawa pada imajinasi betapa kecil dan tidak berartinya kita di hadapan kekuatan alam semacam itu.
Perspektif seperti ini sudah tidak terlalu terlihat lagi di beberapa film MonsterVerse berikutnya. Apalagi di dua film terakhir yang memang lebih fokus pada pertarungan monster-monsternya (tapi saya tidak protes untuk soal ini. Seru sih).
Nah, salah satu kritik yang paling banyak disebut untuk film-film MonsterVerse adalah bahwa cerita sisi manusianya selalu lemah dan nggak memberi tambahan esensi yang berarti. Tapi di Godzilla Minus One, cerita dari sisi manusianya lebih punya daging dan menarik dilihat. Bahkan cukup emosional dan menyentuh.
Kōichi Shikishima, misalnya, sebagai tokoh utama. Ia punya ketakutan pada kematian, yang menjadi bebannya di sepanjang film. Ia kabur dari tugasnya sebagai pilot kamikaze (yang seharusnya mengorbankan nyawa) dan tidak berhasil menembak Godzilla di pulau Odo.
Dalam beban ketakutannya itu, ia menghadapi tanggung jawab mengurus Noriko dan Akiko. Harapan tumbuh dan kebahagiaan datang di tengah kondisi yang penuh kekacauan. Namun, lagi-lagi Shikishima harus kembali berhadapan dengan kematian ketika Godzilla menyerang Tokyo.

Film Godzilla Minus One berhasil menyajikan drama dari sisi manusia itu dengan baik. Tidak hanya dari Shikishima saja. Bahkan beberapa tokoh pendukung, seperti Sumiko Ōta, tetangga Shikishima, atau Tachibana memberikan sentuhan tersendiri yang berarti.
Dari sisi plot cerita ini, mungkin salah satu yang mengganjal adalah peristiwa ketika Noriko tersapu puing-puing saat Godzilla memancarkan semburan panasnya di Tokyo. Karena di akhir film, ia ternyata tetap hidup dan hanya memiliki luka yang terlihat tidak seberbahaya itu. Sori ya kalau spoiler. Tapi ini poin penting sih.
Efek Visual Keren Untuk Budget Minim
Seperti disebut di atas, film Godzilla Minus One menenerima penghargaan Oscar untuk kategori Efek Visual Terbaik. Yah, terus terang, kalau kamu nonton film ini, mungkin saat melihat sosok Godzilla-nya kamu bakal heran kenapa kok bisa menang. Karena memang Godzilla-nya terlihat kaku dan bergerak tidak semulus di film-film MonsterVerse.
Tapi kalau mau dibandingkan, Godzilla Minus One menghabiskan biaya produksi sekitar $10-12 juta, sementara Godzilla x Kong: The New Empire menghabiskan dana $135-150 juta. Lalu, hanya ada 35 orang yang mengerjakan 610 shot efek visualnya (berdasar laporan IndieWire). Untuk beberapa adegan disebutkan memakai teknik tradisional yang biasa dipakai di tokusatsu.

Meskipun sosok Godzilla-nya terlihat kaku, yang mungkin sebagai penghargaan pada tokusatsu, tapi kalau dipikir cukup masuk akal. Di sini Godzilla mengalami mutasi akibat radiasi ledakan nuklir. Kalau tubuhmu bertahan dari ledakan nuklir, tentunya kamu pasti kesakitan dan tidak bisa bergerak bebas.
Di sisi lain, saya terkagum-kagum dengan efek ledakan dari semburan hawa panas Godzilla. Entah bagaimana, efek semburan itu terlihat dahsyat dan lebih nonjok dari di versi MonsterVerse. Yah, mungkin saya juga sudah terbiasa sih dengan versi MonsterVerse. Toh ledakan semburan di Godzilla Minus One mampu menunjukkan sesuatu yang mematikan dan mengerikan hasilnya.
Jadi saya pikir film ini memang layak menang Oscar. Memang efek visualnya keren sih.
Wajib Nonton Untuk Fans Godzilla
Jadi, yah… kalau kamu memang penggemar Godzilla dan belum sempat nonton film ini, nontonlah. Godzilla Minus One memang menyajikan tontonan yang memuaskan, baik dari sisi cerita dramanya maupun sisi horor dari serangan sang kaiju.
Bagaimana kalau bukan penggemar Godzilla? Yah, kalau menurut saya sih sebenarnya tetap asik ditonton. Karena seperti disebut di atas, drama dari ceritanya memang menarik. Tapi mungkin film ini memang bisa kurang menarik kalau kamu tidak bisa melepas kerangka film monster dan tidak terbiasa melihat film-film Jepang.
Secara singkat, film ini recommended banget. Mulai tanggal 1 Juni 2024, kamu bisa nonton Godzilla Minus One di Netflix Indonesia.