Baru tayang satu episode, drakor “Snowdrop” kena semprot netizen Korea. Petisi boikot untuk “Snowdrop” pun kini telah terkumpul 200.000 suara.
Penggemar BLACKPINK khususnya yang mengidolakan Jisoo pasti sudah nggak sabar buat nonton drakor “Snowdrop.” Pasalnya ia adalah drakor pertama yang dimainkan Jisoo sebagai pemeran utama.
Sayangnya “Snowdrop” bisa dibilang drakor yang penuh ‘rintangan.’ Pasalnya dari saat masih syuting sampai sudah tayang, drakor ini selalu menuai kontroversi.
Dulu proses syuting “Snowdrop” sempat dihentikan sementara, karena “Snowdrop” dituding telah menyebabkan distorsi sejarah Korea Selatan. Namun akhirnya proses syuting kembali dilanjutkan setelah mendapat izin dari beberapa pihak terkait.
Lanjut saat pertama kali merilis teaser, “Snowdrop” juga kembali menuai komentar negatif netizen. Sasaran kali ini adalah suara parau Jisoo yang dianggap tak cocok kalau dipakai main drakor.
Desember ini akhirnya drakor “Snowdrop” resmi menayangkan episode perdananya. Diluar dugaan, drakor ini kembali menuai kontroversi besar. Bahkan saat artikel ini saya tulis, petisi boikot “Snowdrop” telah mendapat lebih dari 200.000 suara. Rencananya, Blue House akan kembali meninjau drakor ini.

Alasan utama kenapa drakor ini sampai diminta untuk diboikot cukup beragam. Tapi yang jelas alasan utamanya masih tentang distorsi sejarah seperti mempercantik penjahat nasional, sampai merendahkan makna gerakan demokratis.
Imbas dari petisi tersebut rupanya sangat besar. Beberapa iklan yang sempat menjadi sponsor “Snowdrop” satu per satu akhirnya memilih mundur. Mereka juga meminta maaf karena pernah memberikan sponsor terhadap drakor tersebut.
Beberapa brand yang saat ini memilih mundur sebagai sponsor “Snowdrop” antara lain Teazen, Dopyoungyo, GANISONG, Ssarijai, dan Hans Plus.
Mereka (kecuali Teazen) mengaku tidak menerima naskah. Selain itu mereka mau menjadi sponsor hanya karena melihat pemain dan tim produksinya.
Sementara itu pro kontra drakor “Snowdrop” masih tak berhenti sampai di situ saja. Bahkan baru-baru ini, komentar netizen Indonesia yang tetap mendukung drakor ini pun menuai kecaman warga Korea Selatan.
Mayoritas netizen Korea Selatan merasa murka karena beberapa warga +62 asal berkomentar (mendukung), tanpa tahu sejarah asli Korea Selatan.
Waduh kalau dipikir-pikir, masalahnya makin rumit ya. Gimana menurutmu guys? Kalau dari saya pribadi sih nggak mau banyak berkomentar. Soalnya saya sendiri nggak begitu tahu soal sejarah Korea Selatan.
Mungkin bagi netizen Korea Selatan, beberapa bagian dalam drakor ini memang benar-benar mendistorsi sejarah mereka. Dan jika ditayangkan sampai tuntas, mungkin hal tersebut akan mengubah cara pandang orang dalam mengingat sejarah negara mereka.