Serial “House of the Dragon” mulai tayang premiere di HBO pada tanggal 21 Agustus 2022. Prekuel “Game of Thrones” ini akan menyajikan pertikaian antar anggota House of Targaryen dalam memperebutkan kekuasaan.
Kisah serial ini diangkat dari buku “Fire and Blood” yang menceritakan awal kejatuhan wangsa Targaryen. Serial ini menyebutkan kalau peristiwa di dalamnya terjadi 172 tahun sebelum Daenerys Targaryen lahir.
Ketika kamu menonton serial ini, mungkin kamu bisa memperhatikan beberapa hal menarik di dalamnya. Terutama jika membandingkan “House of the Dragon” dengan “Game of Thrones” yang sama-sama tayang di HBO ini.

Pengenalan Tokoh dan Plot
Pada episode pertama “Game of Thrones,” kita bisa dengan cepat menduga siapa yang jadi tokoh ‘baik’ dan siapa yang ‘jahat.’ Kita bisa langsung merasa berpihak pada salah satu pihak, walau juga masih menduga-duga posisi beberapa tokohnya.
Namun “House of the Dragon” menyajikan pengantar secara berbeda. Pada episode pertama ini, kita diperkenalkan dengan berbagai tokoh dan masalah awal yang akan memicu peristiwa ‘Dance of the Dragons.’
Tapi, apa yang terlihat di layar tidak memberi indikasi apa yang terjadi selanjutnya. Misalnya, hubungan antara Rhaenyra Targaryen dan Alicent Hightower, juga dengan Daemon Targaryen.

Naga
Ketika peristiwa di “Game of Thrones” berlangsung, naga wangsa Targaryen sudah punah dan menjadi legenda. Oleh sebab itu, munculnya naga-naga Daenerys — Drogon, Rhaegal, dan Viserion — menjadi momen tersendiri.
Sedangkan di “House of the Dragon,” naga-naga itu merupakan salah satu aspek penting, karena saat itu memang belum punah dan identik dengan pengendaranya. Sejak awal pun kita langsung diperlihatkan Syrax, yang ditunggangi oleh Rhaenyra.

Adegan Dewasa
Kelihatannya tim produksi serial ini masih merasa perlu memberikan bumbu yang dulu membuat “Game of Thrones” jadi bahan perbincangan. Adegan Dewasa.
Serial “House of the Dragon” juga menampilkan beberapa adegan yang ‘apa adanya,’ bahkan ketika ada plot cerita penting berlangsung. Misalnya, ketika Daemon Targaryen membahas posisinya pada anak buahnya, ia melakukannya di tengah pesta orgy.
Tapi tidak hanya adegan seperti itu saja yang terhitung sebagai adegan dewasa. Perayaan kelahiran anak Raja Viserys yang berupa pertandingan jousting antar ksatria, menunjukkan adegan pertarungan yang brutal. Ada beberapa yang menunjukkan luka yang terbuka.
Iron Throne
Hal menarik lain yang muncul di serial “House of the Dragon” adalah penampilan iron throne. Di “Game of Thrones” penampilannya tidaklah menggambarkan imajinasi George R. R. Martin. Jauh lebih sederhana.
Serial ini menampilkannya dengan lebih akurat. Ada lebih banyak pedang membentuk singgasana itu. Bagaimanapun, konon iron thrones dibentuk dari lelehan seribu pedang musuh-musuh Aegon I Targaryen dengan semburan api Balerion.

Bahkan, serial ini juga menggambarkan bagaimana sang raja , Viserys Targaryen, terluka karena duduk di singgasana besi itu. Sebuah pencerminan tujuan Aegon I yang menyatakan bahwa ‘raja seharusnya tidak duduk dengan tenang.’
Ceritanya Sudah Selesai
Hal paling penting dari serial di HBO ini adalah ceritanya sudah selesai. Jika membaca bukunya, kamu sudah bisa tahu nasib tokoh-tokoh di dalamnya. Termasuk Daemon, Rhaenyra, Alicent, dll.
Ini berbeda dengan “Game of Thrones” yang ditayangkan sebelum buku “A Song of Ice and Fire” selesai (yang tadinya saya pikir Dany akan bernasib sama seperti Rhaenyra). Sebagai konsekuensinya, begitu sampai di titik akhir buku yang sudah terbit, cerita pun mengendor. Anti klimaks.
Menariknya, episode pertama “House of the Dragon” menyatakan ramalan itu kembali. Raja Viserys mengatakan pada Rhanerys bahwa salah satu tujuan Aegon I membawa naga ke Westeros karena ada ramalan soal ‘A Song of Ice and Fire.’
Tapi hal ini cukup ironis, mengingat akhir serial “Game of Throne” (atau serial itu secara keseluruhan) tidak terlalu membahas masalah atau simbolisasi ‘ice and fire’ termasuk juga ramalah Azor Ahai.
Itulah sedikit perbandingan antara serial “House of the Dragon” dan “Game of Thrones” berdasar kesan dari episode pertama. Dari gelagatnya — semoga saja — penuturan ceritanya lebih rapi dan lebih memuaskan.
Nah, selamat mengikuti serial “House of the Dragon” di HBO (ada di HBO Go juga lho).