Review Film Golden Kamuy (2024): Gak Cuma Hype, Banyak Dagingnya!

TIdak ada yang datang dari langit tanpa tujuan

film golden kamuy live action

Film Golden Kamuy merupakan sebuah adaptasi live action dari manga berjudul sama karya Satoru Noda. Film ini dibintangi Kento Yamazaki sebagai Saichi Sugimoto dan Anna Yamada sebagai Asirpa.

Manga Golden Kamuy sendiri merupakan sebuah komik yang sukses. Selain populer, manga ini juga sudah menerima banyak penghargaan, dan bukan hanya di Jepang saja. Golden Kamuy juga sudah mendapat adaptasi anime, yang pada saat review ini ditulis, sedang dibuat season keempat yang menjadi musim final seri tersebut.

Film Golden Kamuy pertama kali dirilis pada tanggal 19 Januari 2024 di bioskop-bioskop Jepang. Film ini kemudian mampir di Netflix pada tanggal 19 Mei 2024, termasuk di Indonesia. Jadi, fans manga dan anime-nya bisa memuaskan diri menonton versi live action ini.

Sebagai versi live action, cukup wajar jika muncul pertanyaan apakah film ini bisa menuang imajinasi dari manga dan anime-nya. Tapi, menurut saya, film Golden Kamuy ini layak ditonton, walau kamu sebelumnya belum pernah baca manga atau menonton animenya.

Cerita Film Golden Kamuy

Golden Kamuy mengikuti perjalanan Saichi Sugimoto, tentara veteran perang Russia-Jepang di tahun 1904-1905, yang berburu harta karun bangsa Ainu yang hilang dengan dibantu oleh seorang gadis Ainu bernama Asirpa.

sugimoto dan asirpa dari film golden kamuy live action

Cerita dimulai pada saat peperangan Russia Jepang berlangsung. Saichi Sugimoto, yang bergabung sebagai tentara di Divisi Pertama, ikut dalam pertempuran yang disebut Bukit 203 Meter yang berdarah. Dari pertempuran itu ia mendapat julukan “Sugimoto Abadi” karena selalu berhasil selamat dari berbagai luka, bahkan yang mematikan sekalipun.

Setelah perang usai, Sugimoto pergi ke Hokkaido, tempat ia bertemu dengan seorang pria di tengah hutan bersalju. Pria itu bercerita tentang emas milik suku Ainu yang dicuri. Si pencuri, yang menyembunyikan harta itu, tertangkap. Di penjara ia membuat tato peta harta karun di tubuh beberapa napi lainnya. Kemudian, pria itu bersama para napi tersebut melarikan diri.

Karena merasa sudah bercerita terlalu banyak, pria itu berniat membunuh Sugimoto, namun gagal. Ia kemudian tewas diserang beruang. Sugimoto menemukan bahwa pria itu adalah salah satu napi yang ditato. Namun, ia kemudian juga diserang oleh beruang dan diselamatkan oleh Asirpa.

Sugimoto kemudian bercerita pada Asirpa soal harta karun Ainu tersebut dan para napi yang ditato, termasuk mayat pria di hadapan mereka. Asirpa kemudian setuju untuk membantu Sugimoto.

Hanya saja, yang memburu harta karun itu bukan mereka berdua saja. Veteran perang Divisi Ketujuh yang dipimpin oleh Letnan Tsurumi juga mencarinya. Di samping itu juga ada si pencuri emas yang mentato para napi, yang ternyata adalah Wakil Kapten Pasukan Shinsengumi, Toshizo Hijikata.

Punya Banyak Nilai Plus

Hal pertama yang menarik perhatian saya waktu menonton film Golden Kamuy ini adalah sinematografinya yang keren. Dengan cerita yang sebagian besar berlatar di hutan bersalju, film ini berhasil menyajikan gambar-gambar yang memanjakan mata.

letnan tsurumi dan pasukan divisi ketujuh

Tidak hanya itu, ketika film ini menceritakan para tokohnya yang berada di kota Otaru, setting kota dengan kontras dari bangunan dan ornamennya, juga baju yang dikenakan oleh orang-orangnya menciptakan kontras yang bagus dengan cuaca bersalju. Walau begitu, memang baju-baju yang kelihatan terlalu bersih yang dipakai orang-orangnya bisa terlihat kurang wajar.

Yang tidak kalah mengejutkan adalah animasi CGI di film Golden Kamuy ini. Animasi dari beberapa hewan, baik Retar, serigala teman Asirpa, maupun beruang-beruang yang menyerang Sugimoto dan tentara lain terlihat cukup halus dan meyakinkan. Adegan yang terlihat keren dan cukup memorable juga melibatkan mereka.

Saat dikejar oleh beberapa prajurit dari Divisi Ketujuh, Sugimoto melompat masuk ke sarang beruang. Lalu ketika seorang prajurit mencoba ikut masuk, si beruang keluar sarang dan menyerang para prajurit. Kamera diposisikan di dalam gua dan kita hanya melihat sekilas-sekilas kengerian yang terjadi di luar. Termasuk seorang prajurit yang wajahnya terbuka seperti pintu karena disabet cakar beruang.

Adegan lain, kali ini nggak mengerikan tapi cukup kocak, adalah ketika Asirpa mendatangi Yoshitake Shiraishi, salah satu napi yang jago melarikan diri dari penjara, untuk membantunya membebaskan Sugimoto. Shiraishi yang ogah-ogahan dicaplok kepalanya oleh Retar si serigala putih sebagai ancaman. Adegan komedik yang cukup menghibur dengan animasi yang relatif halus.

Yoshitake Shiraishi sendiri merupakan salah satu karakter yang paling menarik di film Golden Kamuy ini. Yah, mungkin karena tingkahnya yang konyol bisa ditampilkan dengan baik oleh aktornya, Yuma Yamoto.

Tapi menurut saya, sebagian besar karakternya berhasil menemukan para pemeran yang pas dan juga diperankan dengan baik. Termasuk Hiroshi Tamaki sebagai Letnan Tokushiro Tsurumi yang agak gila.

Kento Yamazaki sendiri sudah kita lihat penampilan sebelumnya sebagai Ri Shin di film Kingdom (2019) sampai yang terbaru Kingdom 3: Flame of Destiny (2023), juga di serial Alice in Borderland (2020-2022). Terus terang, saya lebih suka penampilannya di film Golden Kamuy daripada di Kingdom.

anna yamada sebagai asirpa di film golden kamuy

Penampilan Anna Yamada sebagai Asirpa juga menarik. Pemilihannya sebagai Asirpa memang sempat menjadi kontroversi (terutama dari media barat) karena banyak yang berpendapat kalau seharusnya tokoh ini diperankan oleh aktris dari suku Ainu juga.

Tapi menurut saya sih perannya sudah cukup pas. Tanpa berniat rasis, menurut saya lebih baik dapat aktris yang aktingnya mumpuni daripada memaksakan soal ras. Chemistry Anna Yamada sebagai Asirpa dan Kento Yamazaki sebagai Saichi Sugimoto benar-benar oke.

Plot cerita film Golden Kamuy ini menurut saya juga berhasil ditampilan dengan baik. Ritmenya cukup pas dalam menjaga tensi tontonan. Yah, ada beberapa perubahan, seperti cerita latar belakang Sugimoto yang dipindah ke belakang, tapi itu juga menurut saya itu juga pas untuk menjaga ritme film keseluruhan.

Selain itu, berbagai adegan aksi di film ini juga boleh dibilang keren. Baik koreografi pertarungan, pergerakan kamera, sampai polesan CGI-nya berhasil dengan baik. Yah, tidak sempurna, tapi beberapa adegan aksi di film ini cukup menonjol dan menjadi salah satu nilai plus.

Lihat saja adegan pertarungan di atas kereta yang ditarik kuda ketika Sugimoto kabur dari penjara bersama Asirpa dan dikejar oleh Kohei. Seru dan keren.

Melebihi Ekspektasi

Yah, film Golden Kamuy ini berhasil melebihi ekspektasi saya. Walau trailer-nya sudah terlihat menjanjikan, tapi saya tidak menaruh harapan tinggi-tinggi. Takut kecewa.

Toh pada kenyataannya, film ini berhasil memberikan lebih dari yang saya harapkan. Film Golden Kamuy ini, sebagai sebuah versi live action, memperlihatkan keseriusan produksinya dengan kualitas tinggi. Baik dari sinematografi yang bagus, para pemeran yang pas dengan performa prima, adegan aksi yang keren, sampai efek visual yang cukup mulus. Boleh dibilang kualitasnya ada di atas standar rata-rata film adaptasi live action.

Kembali lagi, saya pikir film ini bisa dinikmati bukan hanya oleh penggemar manga dan anime Golden Kamuy, tapi juga penonton lainnya. Tapi buat penggemar manga dan anime, film ini wajib kamu tonton.

Golden Kamuy
Adaptasi Live Action Yang Sukses
Film Golden Kamuy berhasil tampil melebihi ekspektasi dengan menyajikan tontonan berkualitas di atas standar rata-rata film adaptasi live action.
7.5
Link Nonton Golden Kamuy:
Penulis

Kalau menurutmu bagaimana?