Review Film Suzume (2022): Lebih Fun Dari Your Name

gambar suzume dan souta yang jadi kursi di film suzume

Suzume, yang judul lengkapnya Suzume no Tojimari, merupakan sebuah film anime buatan Makoto Shinkai, yang menyusul Your Name (2016) dan Weathering with You (2019). Film Suzume memang sudah dirilis tahun 2022. Tapi saya pikir tidak ada salahnya menulis sedikit review film ini. Karena, terus terang, saya lebih suka film ini dibanding Your Name.

Secara umum, film Suzume bercerita tentang seorang gadis yang bertemu seorang pemuda misterius, dan kemudian berusaha mencegah bencana alam besar terjadi di Jepang yang berhubungan dengan sebuah pintu magis.

Film ini bertarung melawan The Boy and the Heron yang merupakan film Studio Ghibli dan Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) di beberapa ajang penghargaan bergengsi, seperti Academy Awards dan Golden Globe. Namun Suzume harus mengaku kalah dari kedua film tersebut.

Jadi, mari kita bahas film ini lebih jauh.

Sinopsis Film Suzume

Suzume Iwato adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang tinggal bersama bibinya di kota kecil di Kyushu. Suatu hari, saat berangkat sekolah, ia bertemu dengan seorang pemuda yang menanyakan apakah ada reruntuhan di wilayah itu. Suzume menunjukkan bahwa ada reruntuhan onsen (pemandian ari panas). Penasaran dengan tujuan pria itu, ia pun mengikutinya.

gambar suzume mencabut batu pengunci

Di sana, ia melihat sebuah pintu misterius. Rasa ingin tahunya membuat ia membuka pintu itu. Di baliknya, ia melihat sebuah dunia lain yang indah. Namun, ia tidak berhasil masuk, dan hanya melewatinya begitu saja. Dalam percobaanya itu, Suzume mencabut sebuah batu yang kemudian berubah menjadi seekor kucing yang kabur. Merasa takut, ia pun kembali ke sekolah.

Waktu makan siang di sekolah, ia melihat kepulan asap keluar dari hutan tempat reruntuhan onsen yang tadi ia kunjungi. Anehnya, hanya ia saja yang bisa melihat kepulan asap itu. Suzume pun segera kembali ke reruntuhan tersebut, Di sana, ia melihat pemuda tadi sedang berusaha menutup pintu. Akhirnya mereka berdua berhasil menutupnya. Melihat si pemuda terluka, Suzume berkeras untuk mengobatinya.

Mereka berdua pun pulang ke rumah Suzume, Di sana si pemuda memperkenalkan diri sebagai Souta Munakata, seorang ‘penutup’. Ia bertugas mengawasi pintu-pintu tempat ‘cacing’ supranatural keluar dan bisa menyebabkan bencana alam.

Saat mereka sedang asik ngobrol, kucing dari reruntuhan onsen tadi muncul. Tiba-tiba Souta berubah menjadi kursi kecil berkaki tiga yang ia duduki. Kucing itu kemudian kembali kabur, lalu Souta dan Suzume mengejarnya. Pengejaran mereka sampai ke kapal ferry, tempat si kucing kemudian melompat ke kapal lain.

gambar karakter suzume dan souta dari film suzume

Keesokan harinya, mereka berdua menemukan kalau si kucing menjadi viral di media sosial dengan nama ‘Daijin’. Daijin sebenarnya adalah salah satu dewa yang menjadi batu pengunci pintu-pintu tersebut, dan kini ia hendak membuka pintu-pintu lainnya.

Suzume dan Souta pun harus berjuang sekuat tenaga untuk mencegah Daijin membuka pintu lain di berbagai wilayah Jepang, sebelum cacing keluar dan menyebabkan bencana di Jepang.

Ceritanya Menyenangkan

Sama seperti Your Name dan Weathering with You, film Suzume juga menghadirkan elemen mitos lokal di dalam ceritanya. Ada pintu misterius yang menahan kekuatan bencana beserta batu kuncinya, juga ada keluarga yang bertugas menjaganya.

Harus saya akui, saya memang suka cerita yang berhubungan dengan mitos atau legenda lokal. Terutama yang digambarkan secara magis dan menakjubkan. Itu juga sebabnya kenapa saya suka dengan film-film Studio Ghibli.

gambar buku berisi mitos cacing bencana di film suzume

Entah bagaimana, saya merasa mitos lokal seperti ini hadir dengan lebih baik di film Suzume. Mitos ini berhubungan langsung dengan misi Suzume di dalam cerita dan membuat konflik cerita menjadi lebih jelas.

Selain itu, ada penggambaran yang magis dan misterius dari pintu-pintu beserta batu kunci yang mencegah cacing bencana keluar dan merusak Jepang. Begitu juga dengan ritual yang dilakukan Souta untuk menutup pintu-pintu itu.

Film Suzume mengaitkan fakta bahwa Jepang merupakan negara yang sering mengalami bencana alam dengan orang-orang yang mengalaminya — melalui memori terhadap mereka dan masa lalu Suzume — dengan cerita di dalamnya secara menarik.

Selain itu, film Suzume juga memiliki sisi imut dan menggemaskan lewat karakter Souta yang berubah menjadi kursi dan Daijin salah satu batu kunci yang menjadi kucing.

Tentu saja, Jepang juga terkenal sebagai negara yang suka kucing. Selipan perjalanan Daijin yang viral di media sosial juga jadi sebuah cerminan tepat dari karakteristik itu. Di sisi lain, tingkah Souta sebagai kursi berkaki tiga juga menjadi hiburan tersendiri dan animasi di film ini bisa menyampaikannya dengan bagus.

gambar karakter daijin di film suzume

Selain itu, film Suzume juga menggambarkan karakter-karakternya beserta hubungan mereka dengan cukup baik. Mulai dari hubungan Suzume dengan Tamaki bibinya; Tamaki dengan Minoru, rekan Tamaki yang suka padanya; Serizawa, teman Souta, dengan Suzume dan Tamaki, beserta Souta sendiri; dan lain-lain.

Yah, tidak jarang film animasi Jepang kurang menggarap karakternya dengan jelas. Kadang ada tokoh yang terlihat penting, tapi hanya muncul sebentar dan lewat begitu saja. Hal ini juga menjadi salah satu kritik saya terhadap film My Oni Girl.

Ironisnya, ada kelemahan antar karakter ini yang justru terletak dari hubungan Suzume dan Souta, juga antara Suzume dan Daijin.

Mudah diduga kalau ada hubungan asmara berkembang antara Suzume dan Souta. Bagaimanapun juga Makoto Shinkai terkenal dengan film-film anime romantis yang menggerus hati.

Perkembangan hubungan antara Suzume dan Souta pun sebenarnya sudah jelas dan bagus. Hanya saja, tidak ada sebuah adegan yang cukup kuat di dalam film yang menggambarkan perasaan Suzume sampai ia bisa menyatakan “untuk pergi menemui orang yang kucintai” saat mau masuk ke pintu di dekat rumah masa kecilnya.

gambar karakter souta dan suzume di film suzume

Saya rasa, jika tanpa dialog itu, emosi yang tersirat dari Suzume justru akan lebih kuat. Hal itu juga bisa membuat ending-nya lebih nendang, terutama setelah Suzume kembali ke rumah bibinya paska peristiwa ini.

Hal yang sama juga terjadi pada hubungan Suzume dan Daijin. Dewa berbentuk kucing yang jadi batu kunci ini ingin jadi teman Suzume dan bermain-main dengannya. Perkembangan karakternya sudah menarik, terutama ketika ia kecewa — dan jadi kucing kurus — saat Suzume tidak mau berteman dengannya akibat masalah yang timbul.

Hanya saja, tidak ada penjelasan yang memuaskan kenapa Daijin ingin menjadi teman Suzume. Apakah karena Suzume memulihkannya dari batu kunci? Kenapa ia ingin bermain dengan membuka pintu-pintu itu? Pertanyaan yang mirip juga muncul ketika akhirnya ia mau menjadi batu kunci kembali. Tidak ada penggambaran yang kuat untuk alasan itu.

Dalam benak saya, rasanya akan ada penjelasan lebih baik jika ada momen ketika Sadaijin, dewa yang jadi batu kunci yang lebih kuat, mengingatkan Daijin akan kewajibannya. Yah, tapi ini imajinasi saya saja sih.

gambar karakter sadaijin dan daijin di film suzume

Kehadiran Sadaijin sendiri menjadi sebuah tanda tanya bagi saya. Daijin dan Sadaijin ada dua batu kunci yang ditanam di dua titik penting di Jepang untuk mencegah bencana. Daijin bisa menjadi kucing karena dibebaskan oleh Suzume. Sementara insiden di Tokyo, tempat Sadaijin seharusnya berada, tidak menunjukkan bagaimana ia bisa terbebas sebagai batu kunci.

Lalu, penempatan kembali batu kunci yang sebelumnya ada di Kyushu dan Tokyo juga di akhir cerita jadi berubah dengan Suzume menempatkan Daijin di rumah masa kecilnya. Ini membuat latar belakang mitos yang dijelaskan di awal jadi kurang berarti.

Film Anime Yang Memikat

Ya, film Suzume memang bukan film yang sempurna. Ada beberapa kekurangan yang membuat ceritanya menjadi kurang kuat dan tidak konsisten. Tapi bagi saya, kekurangan itu masih bisa tertutup oleh kelebihannya yang lain.

Film Suzume memiliki plot cerita yang rapat, karakter yang menarik, unsur komedi yang menggemaskan, dan juga gambar-gambar yang menakjubkan dengan animasi yang bagus.

Memang kelihatannya tidak bisa dihindarkan untuk membandingkan film ini dengan Your Name atau Weathering with You. Tapi secara personal, Suzume menjadi favorit saya dibanding kedua film tersebut.

Suzume
Menggemaskan
Dengan plot cerita yang rapat, karakter yang unik, dan gambar yang menawan, film Suzume berhasil menjadi sebuah tontonan yang menghibur dan menggemaskan.
8.5
Link Nonton:
Penulis

Kalau menurutmu bagaimana?