Wow. Tim di balik serial ini kelihatannya tidak membiarkan kita menonton begitu saja tanpa melibatkan emosi apa pun. Karena The Last of Us episode 3 ini menghadirkan cerita yang juga menguras emosi.
Yah, episode 2 sudah cukup membuat kita menghela napas panjang. Kali ini kisahnya memang tidak seheroik sebelumnya. Tapi toh kembali lagi kita harus menghela napas panjang.
AWAS, ARTIKEL INI MENGANDUNG SPOILER
Tetap Emosional
Serial The Last of Us episode 3 menunjukkan lanjutan perjalanan Joel dan Ellie selepas dari Capitol Building. Cerita pun dibuka dengan mereka berdua yang sedang beristirahat sejenak di tengah hutan. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke pemberhentian selanjutnya, rumah Bill dan Frank.
Bill dan Frank juga merupakan karakter The Last of Us yang muncul di game. Keduanya adalah pasangan gay yang bertahan hidup di kompleks rumah mereka yang dikelilingi dengan pagar pagar listrik dan jebakan.
Kita pun kemudian dibawa ke masa lalu Bill dan Frank lewat adegan flashback. Yah, sebagian besar cerita episode ini memang berupa flashback soal mereka berdua. Mulai dari bagaimana mereka bertemu, melalui berbagai tantangan, dan akhir yang bittersweet, termasuk juga pertemuan pertama mereka dengan Joel dan Tess.
Mungkin kamu yang berharap kisah yang lebih dramatis (dalam arti heroik atau penuh intrik) akan merasa kuran berkesan dengan episode ini. Yah, cerita The Last of Us episode 3 ini memang lebih cenderung melankolis.
Tetap Hadirkan Perbedaan Dengan Game
Adegan pembuka episode ini menunjukkan penekanan konsekuensi dari hal yang berbeda antara game dan serial yang juga sudah kami bahas di episode 1.
Ellie mengatakan pada Joel kalau tidak ada yang memaksa mereka (Joel dan Tess) mengantarnya, tidak ada yang memaksa mereka mengikuti rencana ini (rencana Fireflies untuk mengawal Ellie), mereka butuh aki truk, dan mereka sudah membuat pilihan.
Ellie meminta Joel tidak menyalahkannya atas sesuatu yang bukan kesalahannya. Joel pun tampak menyepakati pernyataan Ellie tersebut.
Kisah Bill dan Frank di serial juga berbeda dengan di game. Di game, Bill sudah tinggal sendirian. Sementara Frank mati karena bunuh diri, setelah pergi dari rumah Bill karena sikap Bill yang semakin paranoid.
Sementara di serial ini, keduanya memilih mengakhiri hidup bersama. Frank yang sakit (nampaknya karena kanker) sudah merasa cukup dengan hidupnya. Bill pun merasakan hal yang sama.
The Last of Us Episode 3 Memberi Nuansa Tersendiri
Secara keseluruhan, tim dibalik serial ini tetap bisa menghadirkan kisah yang menarik dan berkualitas. Tidak hanya dari sisi cerita, para pemeran pun sekali lagi pantas diacungi jempol.
Yah, sekali lagi, kamu yang berharap kisah dengan ritme lebih cepat atau lebih menegangkan mungkin kurang terkesan. Namun, harus kita akui, kisah Bill dan Frank di episode ini memang memberi nuansa tersendiri.
