Bagaimana menjelaskan premis cerita Shuumatsu No Valkyrie? Bisa dibilang anime ini adalah untuk siapa saja yang suka dengan suntikan adrenaline dan action yang over the top dari anime, atau pertarungan tournament absurd ala Hunter x Hunter, Dragon Ball, Naruto.
Ketika dua karakter yang berhadapan satu lawan satu di atas arena, siap melempar berbagai kekuatan super dan trik mereka untuk menang.
Ketika pertarungan dimulai, cerita antara dua karakter yang bertarung akan terungkap. Masa lalu mereka, apa yang mereka hargai, prinsip hidup mereka, termasuk apa yang mereka benci. Semua itu akan mereka lemparkan pada lawannya dengan duel yang tak hanya menguras fisik tetapi mental mereka.

Berawal dari manga apabila diterjemahkan judulnya ke bahasa inggris berjudul Record of Ragnarok karangan Shinya Umemura dan Takumi Fukui, Shuumatsu No Valkyrie adalah manga seinen yang sudah terjual sebanyak jutaan kopi. Musim pertama Shuumatsu No Valkyrie sudah ditayangkan di Netflix Juni 2021 lalu, menjadi semacam anime unik dengan banyak penggemar.
Cerita manga dan anime Shuumatsu No Valkyrie, bagi yang belum familiar adalah tentang sebuah turnamen fighting untuk menentukan takdir dari seluruh umat manusia. Semua dewa dan dewi dari seluruh mitologi di dunia mengadakan pertemuan setiap 1000 tahun sekali, memutuskan apakah mereka akan membiarkan umat manusia kembali hidup dalam 1000 tahun mendatang.
Pada pertemuan kali ini, hampir semua dewa memutuskan untuk mengakhiri umat manusia, menganggap dunia akan menjadi lebih baik tanpa manusia. Sebelum semua dewa memutuskan untuk mengakhiri dunia, seorang Valkyrie bernama Brunhilde meminta sebuah belas kasihan.
Brunhilde menggunakan sebuah aturan kuno dari pertemuan para dewa, mengungkap kalau Ragnarok harus diadakan sebelum menghancurkan dunia. Ragnarok adalah sebuah pertarungan di mana para dewa dan manusia bisa memilih masing-masing 13 petarung dalam sebuah pertarungan besar ala gladiator.
Setiap manusia akan dibantu oleh seorang Valkyrie, membuat setiap match-up pertarungan di serial ini menjadi kontes mengadu kekuatan dan skill secara adil, karena manusia bisa memiliki senjata yang menyaingi kekuatan dewa.
Shuumatsu No Valkyrie season 1 mengadaptasi tiga pertarungan pertama antara perwakilan dewa dan manusia. Sedangkan pertarungan 4,5, dan 6 diadaptasi di Record of Ragnarok season 2.
Bagaimana Dengan Animasi Shuumatsu No Valkyrie Season 2?
Masih mempertahankan atmosfir dari season 1, Shuumatsu No Valkyrie season 2 begitu memeluk identitas sebagai serial absurd dalam mengeksplor agama, mitologi, dan legenda baik dari tokoh historis atau dari mitologi.
Season 1 menampilkan pertarungan antara Lü Bu vs Thor, Zeus versus Adam, dan Kojiro Sasaki vs Poseidon. Dari ketiga pertarungan tersebut, umat manusia hanya bisa menang sekali lewat Kojiro yang berhasil membalikkan keadaan saat bertarung dengan dewa laut dari Olympus Yunani, Poseidon.

Sedangkan Record of Ragnarok season 2 dibuka dengan pertarungan antara Jack the Ripper melawan Hercules. Ambiguitas moral yang ingin dimunculkan pengarang begitu dominan pada pertarungan ini. Serial yang membuat audiens mendukung manusia justru menampilkan salah satu petarung untuk umat manusia adalah pembunuh sadis yang menikmati menyayat tubuh korbannya.
Tapi, yang membedakan dari season 1 adalah perbaikan dari sisi animasi. Shuumatsu No Valkyrie season 1 banyak menggunakan still image dalam animasinya, bahkan dalam action pertarungannya, membuat banyak penonton kecewa, mengingat manga-nya begitu ekspresif dan bold serta pemicu adrenalin.
Studio Graphinica yang bertanggungjawab memproduksi anime ini, meningkatkan beberapa aspek animasi di season 2 ini. Penggunaan CG yang tepat dapat diamati dalam action-nya, dan beberapa hyper-style animasinya lebih terlihat kentara mengikuti gaya pengarang mangaka aslinya.
Aspek-aspek tersebut memang terlihat sepele, tetapi dapat menambah kaya experience. Animasi dari Shuumatsu No Valkyrie Season 2 memang tak seistimewa Jujutsu Kaisen atau Chainsaw Man dalam soal action, tetapi merupakan peningkatan yang signifikan dari season 1.
Story?

Kenapa ada tanda tanya? Karena cerita di Shuumatsu No Valkyrie sangat straightforward. Premisnya simple, perwakilan manusia melawan dewa. Cukup. Tak kurang atau tak lebih. Karena itu daya tarik dari Shuumatsu No Valkyrie selalu dari pertarungan dan para karakternya.
Di season 2 ini, keputusan pemimpin para Valkyrie, Brunhilde, untuk memilih Jack the Ripper sebagai perwakilan manusia sebenarnya tak hanya ditentang oleh sesama Valkyrie, tetapi juga mayoritas manusia yang menyaksikan.
Beberapa dari manusia bahkan mendukung Hercules yang mewakili dewa. Hercules sendiri digambarkan sebagai sosok pahlawan dan dewa yang terhormat, yang pada mitologi yang dipilih di serial ini tidak membunuh istri dan anak-anaknya.
Bagaimana Jack the Ripper diposisikan sebagai protagonis tetapi bukan sebagai orang dengan moral yang baik, melainkan sebagai kejahatan yang dibutuhkan untuk mencegah para dewa. Brunhilde memutuskan kalau untuk menang, manusia harus menggunakan sisi buruk dan jahat yang mereka miliki. Semua ini menambah cerita menjadi lebih kompleks.
Plot dan narasi cerita di Shuumatsu No Valkyrie memang bisa dikatakan simple, tetapi bagaimana pertarungan yang disajikan ditambah lag idengan berbagai perspektif dari penonton dan para dewa dipadukan dengan kisah masa lalu para petarung menambah keramaian cerita.
Ada alasan pertarungan antara Hercules dan Jack the Ripper mengambil waktu hampir setengah dari episode yang ada di season 2 ini. Kalau Jack the Ripper digambarkan sebagai bagian terburuk dari manusia, maka Hercules adalah kebalikannya.
Berbeda dengan penggambaran karakter Hercules di media lainnya, di Record of Ragnarok Hercules digambarkan sebagai karakter yang begitu baik, kuat, dan tanpa cela di kepribadiannya. Tentunya bagi penggemar mitologi Yunani kuno yang mengetahui kisah demigod putra Zeus tersebut sudah akrab dengan kisah 12 Labor sesungguhnya yang tak sesuai dengan imej Hercules yang super nice guy di serial ini.
Tetapi, sebagai penonton kita hanya hadir untuk pertarungan. Sebagai lawan dari Jack, Hercules adalah pilihan yang tepat.
Pertarungan berikutnya adalah antara dewa kehancuran India, Shiva, dengan pesumo legendaris Raiden Tameemon. Bisa dibilang matchup ini adalah pertarungan antara dua karakter yang dibenci audiens.

Meski memiliki kepribadian yang lebih baik ketimbang Jack, Raiden digambarkan sebagai pribadi yang angkuh. Sedangkan Shiva adalah salah satu dewa yang ngotot menghancurkan umat manusia.
Hasil dari pertarungan antara Jack dan Hercules pada matchup sebelumnya begitu mengejutkan semua pihak (Tanpa memberikan spoiler), memberikan kesan bahwa apa saja bisa terjadi di turnamen pertarungan yang mempertaruhkan nasib umat manusia ini.
Karena itu, pertarungan Raiden dan Shiva sangat tepat diadakan setelah Jack dan Hercules. Mereka lebih all out dari awal, dan tak ragu untuk mengakui serta tidak meremehkan lawan mereka.
Kecenderungan para dewa adalah seringkali mereka meremehkan kekuatan para perwakilan manusia, dan di pertarungan kelima ini persepsi para dewa mulai berubah.
Animasi di pertarungan ini juga lebih bagus. Pertarungan antara dewa kehancuran dan pesumo legendaris menghadirkan tontonan yang sadis, eksplosif, dan agresif.
Selain Jack the Ripper, Hercules, Raiden, dan Shiva, karakter baru lainnya yang muncul dan mencuri perhatian adalah Buddha. Karakter yang awalnya diposisikan sebagai perwakilan para dewa ini kemudian memutuskan memihak manusia. Setiap scene saat Buddha muncul selalu menarik bagi penonton.
Final Thought

Shuumatsu No Valkyrie memang bukanlah tontonan dan hiburan yang menuntut audiens-nya berpikir panjang soal permasalahan filosofi, teka-teki sulit dan yang sejenisnya. Pertarungan memang menjadi tontonan utama. Tetapi yang namanya sebuah cerita berkelanjutan, tentunya ada akhir yang akan dituju.
Karena manga Shuumatsu No Valkyrie masih ongoing sampai sekarang, perkembangan cerita seperti ditahan. Beberapa pertarungan dan matchup mengambil waktu yang lebih lama agar cerita anime-nya tidak menyalip perkembangan cerita di manga-nya.
Berbeda dengan anime-anime lain seperti Fullmetal Alchemist dan Soul Eater yang menyeleweng dari plot utama manga-nya dan menciptakan ending original sendiri. Pembuat anime Shuumatsu No Valkyrie seperti berharap menggunakan plot storyline yang sama dengan di manga.
Tetapi, hal ini mengakibatkan masalah pacing menjadi lebih kentara semakin dekat cerita anime-nya dengan plot manga yang terbit sekarang.
Selain para petarung, tokoh Brunhilde juga patut diperhatikan. Impact dan pengaruh Brunhilde sebagai penyebab awal diadakannya pertarungan Ragnarok terus mendapatkan garis bawah. Cerdas, keras, dan terus menerus menunjukkan isi pikiran dan filosofinya.
Tetapi, karena masalah pacing di atas, peran Brunhilde dan para Valkyrie lainnya seperti tidak diberi highlight.
Meski demikian, Shuumatsu No Valkyrie season 2 adalah tontonan yang tepat bagi kamu yang ingin melepas penat menyaksikan para karakter super kuat yang muncul dari kisah mitologi saling beradu kekuatan.
Shuumatsu No Valkyrie season 2 dapat ditonton di Netflix. Trailer-nya bisa disimak di bawah ini: