Di Oscar 2020, Netflix berhasil meraih prestasi hebat. Meraih total 24 nominasi dengan tiga film — The Irishman, Marriage Story, dan The Two Popes — berada di kategori bergengsi Film Terbaik. Dominasi Netflix di ajang Oscar, atau resminya The Academy Awards, bisa menandai era baru perfilman dunia.
Dominasi Netflix di Oscar 2020
Jumlah nominasi yang diraih Netflix memang banyak. Bahkan yang terbanyak untuk tahun ini kalau dibandingkan studio film lain. Netflix berhasil mengalahkan DIsney (22 nominasi), Sony (20 nominasi), Universal (13 nominasi), dan Warner Bros (12 nominasi).
Tidak hanya dari segi jumlah saja yang luar biasa. Nominasi yang diraih Netflix mencakup hampir semua kategori. Mulai dari akting sampai efek visual. Tentunya termasuk kategori Film Terbaik.
Layanan Streaming Dipandang Sebelah Mata
Fenomena ini sangat menarik karena sebelum ini anggota AMPAS (Academy of Motion Picture Arts and Sciences) enggan memberi penghargaan pada film di layanan streaming.
Steven Spielberg, sang sutradara legendaris yang anggota AMPAS, pernah menyatakan kalau film Netflix lebih masuk sebagai film TV (sehubungan dengan karakteristik streaming) bukan film layar lebar. Di sisi lain, Netflix juga merilis film-film mereka di bioskop.
Namun hal tersebut belum menyenangkan hati Hollywood. Netflix bisa menayangkan film di layanan streaming-nya bersamaan dengan waktu tayang di bioskop. Netflix juga membatasi jumlah pemutaran di bioskop.
Kehadiran layanan streaming (dengan Netflix di garda depan) dianggap mengancam eksistensi bioskop. Hal ini tentu saja berhubungan dengan bisnis distribusi film. Bagaimanapun, kultur nonton bioskop sudah berlangsung sangat lama.
Filmmaker di Netflix
Yang menarik, beberapa filmmaker papan atas Hollywood merilis film di Netflix. Misalnya Martin Scorsese (The Irishman), Alfonso Cuaron (Roma), Joel dan Ethan Coen (The Ballad of Buster Scruggs), Guillermo del Toro (animasi stop-motion musikal Pinoccho, belum rilis), dll.
Hal ini merupakan akibat dari Hollywood yang dalam beberapa tahun terakhir ini menengok ke franchise populer (sekuel yang panjang) dan film superhero. Yah, tidak bisa disalahkan juga, karena film-film tersebut memang menghasilkan uang banyak (lihat saja Avengers: Endgame dan Frozen 2).

Martin Scorsese membuat The Irishman bersama Netflix karena tidak berhasil bekerja sama dengan studio film Hollywood konvensional. Studio-studio tersebut tidak mau ambil resiko untuk film gangster 3,5 jam dengan produksi yang rumit (efek muda para aktor).
Joel dan Ethan Coen pun menyatakan hal yang serupa. Netflix sekarang menjadi wadah film-film artistik dan unik. Netflix-lah yang sekarang berani berinvestasi di film-film sejenis itu.
Masa Depan Perfilman
Perdebatan antara analog dan digital memang masih terus berlangsung. Baik dari segi produksinya (film seluloid vs digital) maupun media tayangnya (bioskop vs streaming). Toh kita tidak bisa mengelakkan kehadiran teknologi baru ini (kamu bisa menonton soal ini di film dokumenter Side by Side yang dinarasikan Keanu Reeves).
Dominasi Netflix di nominasi Oscar 2020 sedikit membuktikan bahwa mereka memang serius menjadi wadah produksi dan penayangan film. Yah, juga sedikit membuktikan bagaimana Hollywood “terganjal” oleh sikap mereka sendiri.
Bukan tidak mungkin Netflix, sebagai ujung tombak layanan streaming, memulai era baru perfilman. Peralihan dari bioskop ke streaming, termasuk mempopulerkan sutradara dari berbagai wilayah ke arena global (seperti Timo Tjahjanto dengan The Night Comes for Us).
Bagaimana menurutmu?