Film Bullet Train mungkin termasuk film yang tidak terlalu istimewa, tapi enak ditonton berulang kali. Yah, mungkin karena memang film ini bergenre action comedy. Jadi, bagai kemilan, cukup renyah dikonsumsi jika ingin.
Bullet Train merupakan film hasil arahan sutradara David Leich. Sebagai sutradara ia sudah mengantongi berbagai judul film action seru lainnya. Misalnya John Wick (2014) bersama Chad Stahelski, Atomic Blonde (2017), Deadpool 2 (2018), Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019), juga The Fall Guy (2024).
Film Bullet Train juga dibintangi beberapa aktor keren, yaitu Brad Pitt, Joey King, Aaron Taylor-Johnson, Brian Tyree Henry, Andrew Koji, Yukimura Sanada, Michael Shannon, Sandra Bullock, Zazie Beets, dan Logan Lerman. Hm, padat kan pemerannya?
Nah, mari kita lihat lebih jauh soal film ini.
Sinopsis Film Bullet Train

Bullet Train bercerita tentang bagaimana sekelompok pembunuh bayaran yang secara tidak sengaja ada di satu kereta peluru yang sama (shinkansen) demi menjalankan misi mereka masing-masing.
Ada Ladybug (Brad Pitt) yang ditugaskan menggantikan rekannya mengambil koper berisi uang. Ada Lemon dan Tangerine yang mengantar anak bos Yakuza, lalu ada anggota gangster Jepang dan pembunuh lain yang mau membalas dendam.
Mudah diduga, masalah terjadi. Mereka pun saling serang tanpa tahu motif satu sama lain dan tanpa mendapat kejelasan apa yang sebenarnya terjadi.
Plot Cerita Susah Ditebak
Salah satu hal yang menarik dari film Bullet Train adalah ceritanya yang susah ditebak. Ada sedikit misteri yang menyelip di antara plot cerita dengan baik dan mampu membuat kita betah menonton karena penasaran.

Persilangan plot dan motif masing-masing karakter juga terjalin dengan baik. Terutama mengingat mereka berada di satu lokasi yang sama. David Leich meramu adegan dengan baik, sehingga pertemuan para tokohnya tidak terjadi berbarengan, kemudian memunculkan dan mengupas masalah satu persatu.
Sekilas, ada cita rasa seperti film-film Guy Ritchie di era awal, seperti Lock, Stock and Two Smoking Barrels dan Snatch, ketika banyak tokoh yang awalnya punya latar berbeda kemudian bersinggungan.
Karakter di Film Bullet Train Unik
Hal menarik lain yang ada di film ini adalah karakternya yang unik-unik. Masing-masing punya sesuatu yang menonjol, bahkan kadang terasa aneh dan lucu.
Ladybug yang diperankan oleh Brad Pitt adalah seorang pembunuh yang selalu punya perasaan cemas dan menganggap dirinya tidak beruntung.

Kemudian ada Lemon (Brian Tyree Henry) dan Tangerine (Aaron Taylor-Johnson) yang mengaku saudara kembar. Entah bagaimana, karena warna kulita dan wajah mereka berbeda sama sekali. Lemon sendiri punya obsesi yang besar soal Thomas the Tank Engine.
Kemudian ada pula The Prince, yang diperankan oleh Joey King, seorang pembunuh muda yang menyamar sebagai anak sekolah. Ia adalah orang yang manipulatif dan berdarah dingin. Selain ada pula The Wolf yang stylish dan The Hornet yang hobi pakai racun.
Berbagai karakter unik ini benar-benar memberi warna pada film Bullet Train dan membuatnya lebih menghibur dan tidak bikin bosan.
Kemasan Pop Yang Kental
Kemudian, film ini juga dikemas dengan nuansa yang benar-benar pop. Ditambah lagi, lokasinya berada di dalam kereta shinkansen Jepang. Yah, budaya pop Jepang sangat terasa di sini.

Lihat saja artistiknya. Mulai dari setting kereta dan kostum, sampai materi promosi berupa poster film. Semua menggambarkan nuansa Jejepangan.
Begitupun dengan tata pencahayaannya. Banyak lampu-lampu neon berwarna-warni di latar belakang. Kadang pencahayaan ini membuatnya seperti ada di setting game, semacam Cyberpunk.
Tentu saja, nuansa pop ini membuat film Bullet Train lebih terasa rancak. Cocok dengan genrenya yang action comedy. Yah, keren lah.
Fun Tapi Sedikit Kurang Dalam
Banyaknya karakter yang ada dengan plotnya masing-masing menimbulkan efek kurang dalamnya cerita di dalam film. Kita kurang merasa “terlibat” secara emosional. Dari sisi ini, semua terasa relatif datar, walau memang ramai.

Paling tidak kalau dibandingkan dengan film Snatch, kita masih bisa “berpihak” pada sosok Turkish atau Mickey O’Neil. Begitu juga dengan di Kill Bill, kita bisa juga merasakan konflik yang lebih dalam antara The Bride dan Vernita Green (Copperhead).
Di sisi lain, mungkin sisi cerita yang kurang dalam dan plot yang ramai inilah yang membuat film Bullet Train enak ditonton. Bahkan kalau mau mengulangnya lagi. Kita bisa menikmatinya sebagai sebuah hiburan murni. Jadi jangan heran kalau kami memasukkannya dalam daftar film pembunuh bayaran yang keren.
Anyway, kalau kamu belum nonton dan ingin nonton film action yang stylish, ramai, dan lumayan bisa bikin senyum, silakan coba Bullet Train.