Sutradara Film ternama James Cameron kembali mengkritik film-film Marvel, khususnya Marvel Cinematic Universe. Kali ini, Cameron membuat perbandingan antara visual effect yang diproduksi studio ILM untuk film-film Marvel dengan visual effect yang diproduksi studio Weta untuk film terbarunya, Avatar: The Way of Water.
Cameron masuk dalam daftar para sutradara terkenal yang mengkritik keras film-film Marvel setelah sebelumnya Quentin Tarantino mengkritik identitas bintang film Marvel, dan Martin Scorsese menyebut film Marvel tak memiliki substansi cerita.
Ketika ditanya dalam sebuah video wawancara terbarunya dengan comicbook.com tentang jumlah ekstrim dari visual effect dilibatkan dalam produksi film sekarang — terlebih dalam pembuatan film-film superhero — Cameron mengakui impact dan pengaruh positifnya terhadap mendorong seni visual effect ke depannya.
“Jelas, film superhero adaptasi dari komik terus menerus diproduksi dalam jumlah besar setiap tahunnya. Semakin banyak volume pekerjaan membuat berbagai perkembangan teknik terlebih dalam visual effect terus terpacu, melahirkan banyak artis berkualits.
Sekarang, untuk menjadi VFX artist tak hanya bermodalkan alat, template, dan kode. Mereka juga harus punya orang bertalenta yang menulis kode, simulasi, dan berbagai bagian yang menyusun visual effect secara keseluruhan,” jelas James Cameron.
Cameron kemudian melanjutkan, “Lalu, saat kita menggabungkan tim bersama (untuk membuat Avatar: The Way of Water), Weta Digital terus mendapatkan rekrutan baru. Karena sistem kompetisi yang terus memacu perkembangan itu, banyak orang berbakat terus bermunculan, dan membentuk korelasi serta menambah kualitas secara keseluruhan.”
Meski Cameron mengakui pergantian era, di mana penggunaan visual effect begitu mendominasi industri film, sutradara ternama itu tak mau mengkategorikan VFX yang digunakan dalam film Marvel setara dengan yang digunakan di filmnya.
Cameron secara khusus mengeluarkan komentar mengevaluasi pekerjaan motion-capture untuk karakter villain di film Avengers, Thanos yang diperankan oleh Josh Brolin.

Cameron menitikberatkan kalau visual effect yang digunakan untuk “menciptakan” Thanos di layar lebar tak sebanding dengan visual effect di sekuel Avatar miliknya.
“Weta Effect (Studio visual effect Avatar), diketahui sebagai yang terbaik kan? Sekarang, saya akui kalau ILM Studio (Studio visual effect Marvel) mengeluarkan berbagai karya bagus. Tetapi, ketika mencoba menunjukkan emosi di wajah, dan hal-hal detail seperti yang kita lakukan…bagaimana ya? Coba lihat contohnya, Thanos? Sungguh, jangan bercanda,” timpal Cameron.
“Kalau kamu melihat film ini (Avatar : The Way of Water), jelas tidak bisa dibandingkan,” tambah James Cameron lagi.
Cameron memperjelas komentarnya setelah sebelumya mengatakan kalau dia tak ingin “meledek” atau mengkritik film-film Marvel dan DC. “Aku suka film-film itu,” katanya. “Hanya saja aku ingin menegaskan fakta tersebut.”
Sutradara kawakan itu sebelumnya mengkritik film Marvel di sebuah interview bulan Oktober di New York Times. Di kesempatan itu, Cameron mengkritik minimnya level perkembangan karakter di film-film Marvel.
“Ketika aku melihat film-film tersebut yang penuh dengan pemandangan dan aksi bombastis — maksudku Marvel dan DC — Tak peduli berapa usia karakter-karakter tersebut di dalam cerita, tetapi ketika mereka muncul di layar, mereka terlihat seperti anak kuliahan,” katanya.
“Mereka seperti punya hubungan personal, tetapi kenyataannya tidak. Mereka tak melepas kostum mereka bahkan ketika memiliki anak. Hal tersebut yang semestinya merendahkan kita dan memberi kita kekuaran dan tujuan? Karakter-karakter tersebut tidak mengalaminya, dan aku kira itu bukan jalan yang tepat untuk membuat film,” timpalnya.
Cameron sebelumnya dipuji karena pengaruhnya sebagai pionir VFX lewat film Avatar-nya tahun 2009. Patut dicermati juga berbagai pencapaiannya dan penghargaan yang menghiasi namanya di medan ini, dibandingkan dengan Marvel. Cameron telah memenangkan lima Oscar lewat VFX, termasuk dengan film Avatar (2009).

Sedangkan Marvel Studio yang dipimpin Kevin Feige masih memiliki nol penghargaan meski sudah memiliki 12 nominasi Academy Awards.
Film science fiction epik Avatar yang dirilis tahun 2009 oleh James Cameron telah menembus penghasilan sebesar 2.9 miliar USD di box office seluruh dunia. Film ini juga bersaing dengan film Avengers di box office dunia.
Film itu menceritakan mantan tentara veteran yang cacat bernama Jake Sully (Sam Worthington), yang ditugaskan dalam misi unik ke planet satelit Pandora. Sully harus memilih antara mengikuti perintahnya untuk memakmurkan planet tempatnya dilahirkan atau memilih menyelamatkan planet tempatnya merasa diterima.
Sekuel film itu, Avatar: The Way of Water akan rilis tanggal 16 Desember 2022 yang menceritakan kelanjutan kisah Jack dan penduduk asli andora Neytiri (Zoe Saldana) serta keluarga mereka dalam menghadapi ancaman baru terhadap ras alien Na’vi.
Sigourney Weaver, Michelle Yeoh, Stephen Lang, Kate Winslet, dan aktor-aktor lainnya akan ikut meramaikan film ini.
Sebelumnya, Cameron sudah menslotkan setidaknya tiga sekuel untuk film Avatar, yang akan rilis tanggal 20 Desember 2024, 18 Desember 2026, dan 22 Desember 2028. Walau juga ada kabar bahwa James Cameron mungkin tidak menyutradarai film ke-4 dan ke-5.
Cameron sebelumnya mengakui kalau film Avatar: The Way of Water harus menembus pendapatan sebagai film terlaris ketiga sepanjang sejarah untuk bisa menarik keuntungan bersih.
“Aku agak ragu mengakui fakta kalau film-film seperti Terminator 2: Judgment Day dan Titanic termasuk mahal untuk diproduksi, karena hal itu slealu yang dibahas setiap orang,” jelas Cameron. “Dan sekarang, aku berpikir kalau aku ingin menghabiskan uang miliaran dolar dalam satu film, aku tak akan ragu untuk melakukannya.”