Quentin Tarantino mengkritik film Marvel dengan keras, terutama soal efek pada industri perfilman, yang diklaimnya membuat bintang film terasa “kuno”.
“Efek dari Marvelisasi Hollywood adalah…munculnya aktor-aktor yang terkenal bermain peran sebagai superhero,” ungkap Tarantino pada podcast 2 Bears, 1 Cave.
Sutradara Once Upon a Time in Hollywood itu melanjutkan, “Tetapi mereka itu bintang film bukan? Tetapi kenyataannya sekarang, Captain America bintang filmnya, atau Thor bintang filmnya. Bukan Chris Evans atau Hemsworth. Aku bukan yang pertama kali mengatakannya. Menurutku hal itu sudah berulang kali dikatakan…bahwa karakter franchise inilah yang menjadi bintang film.”
Podcast 2 Bears 1 Cave yang dibawa Tom Segura dengan bintang tamu Quentin Tarantino bisa ditonton lengkap di bawah ini :
Sutradara film legendaris Pulp Fiction itu melanjutkan kalau kritik selanjutnya pada film Marvel adalah, “Mereka membuat model film seperti itu saja yang dibuat. Kenyataannya, film-film model seperti itu saja yang menyenangkan fan base atau dibuat oleh studio. Itulah yang membuat orang-orang senang, dan bisa dibilang film-film seperti itulah representasi era perfilman sekarang.”
Tarantino menyebutkan kalau era perfilman sekarang berbeda dengan era masa lalu, terlebih waktu dia pergi ke theater saat kecil. “Waktu itu, aku begitu berdebar-debar pergi bersama orang tuaku. Aku tak tahu film seperti apa yang akan tayang. Aku hanya datang untuk menonton film, dan siap untuk dikejutkan. Tetapi, sekarang film hanya memiliki satu template model yang sama.”
Bereaksi pada komentar Tarantino, salah satu bintang Marvel, Simu Liu ikut berkomentar lewat akun Twitter-nya.
Bintang film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings itu mengatakan, “Andai saja gerbang untuk menjadi bintang bagi aktor pendatang baru hanya diperuntukkan pada film-film Scorsese dan Tarantino, maka aku tak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi bintang utama dari film ber-budget 400 juta dollar.”
Liu melanjutkan, “Tidak ada film atau studio yang sempurna. Tetapi, aku bangga terhadap pekerjaan yang telah dibuat dan terus membuat usaha untuk meningkatkan diversity di layar lebar dengan membuat pahlawan yang mendorong dan menginspirasi orang-orang dari berbagai komunitas. Aku juga suka film-film ‘Golden Age’, tetapi itu(film-film tersebut) terlalu ‘putih’ (merujuk ke warna kulit)”
Quentin Tarantino adalah figur terbaru dunia perfilman yang mengkritik film superhero Marvel. Sebelumnya, pada 2019, Martin Scorsese juga mengkritik Marvel.
Scorsese mengkritik kalau saturasi film superhero membuat theater mau tak mau juga hanya menayangkan film superhero, membuat timpal balik pada studio yang hanya mau membuat film yang menguntungkan mereka, yakni film superhero.
Bagaimana menurut kalian, apakah kalian setuju dengan sikap Quentin Tarantino mengkritik film Marvel ini?