Bagi kamu yang suka baca manhwa fantasi atau manhwa dengan MC yang OP, ada satu judul yang mungkin bisa menggelitik minatmu. Manhwa ini berjudul The Executioner. Saat review ini ditulis, manhwa itu masih terhitung lumayan baru.
The Executioner merupakan sebuah manhwa aksi fantasi yang ditulis oleh Lee Jehwan dan digambar oleh Park Bumjin. Manhwa ini dirilis pertama kali pada tahun 2024 di Naver Webtoon, dan juga sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Lalu, komik satu ini juga bisa dihitung sebagai seinen, yang artinya ditujukan untuk pembaca yang lebih dewasa.
Dari judul dan gambar sampulnya, mungkin kita bisa menebak kalau manhwa The Executioner ini memiliki tema penjara. Tapi seperti apa sebenarnya? Silakan ikuti ulasan ini lebih lanjut.
Cerita Manhwa The Executioner
Manhwa The Executioner bercerita tentang seorang pahlawan (hero) berkekuatan super bernama Seo Gangyu yang melepas statusnya itu dan menjadi sipir penjara — tepatnya sebagai algojo — untuk menertibkan penjara Ruculus, tempat para kriminal dengan kekuatan super paling berbahaya ditahan, saat para tahanan memberontak.

Cerita dimulai dengan penangkapan villain paling berbahaya bernama Seunghwan Hwang. Ia berhasil ditangkap oleh Seo Gangyu, namun berhasil membunuh anggota tim hero elit lainnya. Hwang mendapat hukuman mati dan kakak Gangyu, Seo Gangho, menjadi salah satu sipir yang menjaga proses eksekusi tersebut.
Namun proses eksekusi tersebut disabot dan Gangho tewas dalam peristiwa itu. Para tawanan juga bebas dari sel dan berhasil menguasai penjara Ruculus. Para sipir yang berjaga ada yang dibunuh dan ada yang dijadikan sandera.
Seiring kondisi genting tersebut, Se Eun-Jo, pimpinan penjara Ruculus, meminta Gangyu untuk kembali aktif sebagai hero dan menertibkan penjara tersebut. Gangyu, yang menyimpan dendam akibat kematian rekan dan kini kakaknya, menyetujuinya dengan satu syarat. Ia datang sebagai sipir sekaligus algojo, bukan sebagai hero. Artinya, ia bisa mengeksekusi tawanan di tempat jika dibutuhkan.
Begitulah Seo Gangyu pun masuk ke dalam penjara Ruculus dengan membawa dendam pada Seunghwan Hwang dan membersihkan penjara dengan caranya sendiri.
Monster vs Monster
Bisa dilihat dari sinopsis cerita di atas bahwa manhwa The Executioner ini punya potensi untuk jadi sebuah komik yang menegangkan dan penuh aksi. Tapi mari kita telusuri satu persatu berbagai elemennya.

Premisnya sendiri memang menarik. Seorang jagoan masuk ke dalam penjara untuk menghadapi sekian banyak penjahat. Ini jelas memakai plot jagoan one-man army dengan motif balas dendam. Tapi setting penjara tentu memiliki keterbatasan.
Di komik ini dijelaskan kalau penjara tersebut terbagi menjadi5 lantai (level) bawah tanah. Semakin ke bawah, tahanannya semakin berbahaya. Level 5, yang paling berbahaya, hanya berisi 3 rang tahanan, termasuk Seunghwan Hwang.
The Executioner memainkan plot awalnya dengan relatif cepat. Melalui plot maju-mundur (flashback) komik ini menceritakan peristiwa yang terjadi dan langsung menempatkan Gangyu di lantai pertama. Yah, ia tidak memiliki halangan berarti di sana.
Dengan ritme yang relatif cepat ini, saya sedikit merasa kuatir bagaimana Lee Jehwan sebagai penulis akan mengisi filler atau memperpanjang plot supaya tidak segera mencapai level 5. Kemungkinan lainnya, ia akan memperkenalkan berbagai tokoh dan masalah baru untuk memperpanjang konflik ceritanya.
Yah, sejauh ini dari sisi plot tidak mengecewakan. Walau dalam pertarungan melawan para Seo Gangyu belum memiliki halangan, bagian ini bisa dimanfaatkan dengan cukup baik untuk menjelaskan beberapa latar belakang dan world building komik ini.

Contohnya, seperti yang sudah disebut di atas, sistem pemisahan para tahanan berdasar tingkat ancaman mereka (dari bahaya bagi perseorangan sampai dunia). Begitu juga dengan penjelasan kategori kekuatan super yang ada di dalam komik ini, yaitu berdasar manipulasi fisik, menciptakan obyek fisik atau memanipulasi obyek lain, dan kekuatan spesial (di luar dua kategori sebelumnya).
Saya bilang cukup baik, karena memang untuk beberapa kekuatan masih belum jelas (atau mungiin si penulis main aman). Misalnya seperti kekuatan Seo Gangyu sendiri. Ia merupakan hero dengan kekuatan super kategori spesial. Tapi tidak — atau belum — dijelaskan apa dasarnya atau bagaimana kekuatannya bekerja. Sehingga terasa seperti sekedar memudahkan untuk menunjukkan kalau ia overpower.
Lalu cerita The Executioner juga menyajikan konflik idealisme. Yah, tentu saja soal ‘membunuh’ dari sisi hero dan dari sisi para penjahat. Cukup klise dan sudah sering muncul di berbagai cerita, baik komik maupun film. Toh komik ini menyajikannya dengan cukup lumayan.
Misalnya melalui sepotong kisah Tomoki, seorang hero yang beralih jadi villain karena ia selalu merasa superior dengan kekuatannya. Saat ia membunuh penjahat untuk pertama kalinya, ia merasakan kepuasan tersendiri (yah, karakter psikopat klasik di komik atau anime).
Dalam hal ini, Seo Gangyu, sebagai tokoh utama, bisa disebut sebagai seorang anti-hero. Ia berdiri di wilayah abu-abu. Secara pribadi ia merasa para penjahat harus mendapat balasan setimpal. Oleh karena itulah ia mengajukan syarat menjadi algojo untuk mengamankan penjara Ruculus.

Kembali lagi ke masalah plot cerita, memang manhwa The Executioner ini juga memperumit konflik yang sudah ada dengan cukup menarik. Salah satunya dengan menghadirkan istri Gangho, sipir yang berjaga di level 2, yang baru tahu kalau ia hamil dan belum tahu kalau Gangho meninggal dunia.
Lalu ada pula tokoh lain, kelompok villain yang bukan tahanan, yang mengacaukan proses eksekusi Seunghwan Hwang dan masuk ke kancah pertempuran di dalam penjara. Pimpinan kelompok itu, seorang gadis bernama Sinka, awalnya tertarik pada Seunghwan Hwang, namun kemudian juga tertarik pada Seo Gangyu.
Semua itu kemudian disajikan dengan ilustrasi yang gaya yang bagus. Yah, bisa kamu lihat melalui beberapa gambar dari manhwa The Executioner di atas. Paling tidak gambarnya cukup detil, dengan pewarnaan dan efek cahaya yang bagus, dan kadang menghadirkan kontras antara gambar berwarna dan hitam putih agar lebih dramatis.
Patut Diperhatikan
Secara keseluruhan, manhwa The Executioner sejauh ini menyajikan cerita yang cukup menarik dengan dunia yang cukup detil. Lagi-lagi saya memakai kata ‘cukup’ karena memang saat saya membaca manhwa ini tidak terasa ‘hype’ seperti saat membaca Solo Leveling atau yang saat ini saya sukai, Eleceed dan Pick Me Up.
Tapi kalau kamu suka baca manhwa fantasi dengan MC overpower, manhwa dengan tema pertarungan penjara ini bolehlah dibaca. Nggak jelek, tapi belum sampai tahap istimiwir.
Sayangnya, memang manhwa The Executioner ini — saat artikel ini ditulis — belum mendapat terjemahan dalam bahasa Indonesia. Tapi kalai mau, kamu bisa membacanya di Webtoons dalam bahasa Inggris.