Review Film Furiosa: A Mad Max Saga (2024) – Nyaris Sempurna

gambar adegan film Furiosa: A Mad Max Saga

Furiosa: A Mad Max Saga merupakan salah satu film action terbaru di tahun 2024 yang punya hype luar biasa. Nggak heran juga, karena film ini adalah prekuel dan spin-off dari film Mad Max: Fury Road (2015) yang dulu sukses berat, baik dari sisi komersial maupun dari sisi penghargaan.

Film yang dibintangi oleh Anya Taylor-Joy dan Chris Hemsworth ini memiliki latar 15-20 tahun sebelum peristiwa di Fury Road berlangsung dan menceritakan kisah asal dari tokoh Imperator Furiosa, yang dulu diperankan oleh Charlize Theron.

Tapi dalam masa tayangnya di bioskop, yang dimulai pada tanggal 24 Mei 2024 di Amerika dan 22 Mei 2024 di Indonesia, Furiosa: A Mad Max Saga tidak menunjukkan performa yang sebanding dengan hype sebelum dirilis. Bahkan film ini dengan cepat dirilis lewat tayangan digital dan Video on Demand pada 24 Juni 2024.

Kalau melihat rating dan review yang sudah beredar, kelihatannya sih film Furiosa nggak jelek. Tapi ijinkan saya menambah opini sedikit tentang film ini.

Cerita Film Furiosa: A Mad Max Saga

Cerita dimulai dengan Furiosa yang masih kecil dan temannya Valkyrie yang sedang memetik buah di Green Place of Many Mothers, satu-satunya tempat yang masih mempertahankan air bersih dan kesuburan di tengah wilayah tandus Australia.

gambar adegan furiosa ditangkap biker horde di film furiosa: a mad max saga

Namun, beberapa perompak dari Biker Horde menemukan tempat itu. Saat Furiosa hendak menyabot motor mereka, ia ketahuan dan diculik. Ibu Furiosa, Mary, mengejar dan membunuh mereka, kecuali satu orang yang membawa Furiosa.

Furiosa pun menjadi tahanan Dementus, sang pemimpin Biker Horde. Dalam usaha menyelamatkan anaknya, Mary akhirnya ditangkap dan dibunuh atas perintah Dementus.

Pada suatu waktu, Dementus menemukan Citadel, markas Immortan Joe beserta War Boys. Ia berusaha mengambil alih Citadel namun gagal. Dementus pun mengalihkan perhatiannya dan merebut Gastown, kota penyuplai bahan bakar yang tadinya dikuasai Immortan Joe.

Dalam sebuah negosiasi, Furiosa jatuh ke tangan Immortan Joe dan hendak dijadikan salah satu istrinya. Ia kemudian melarikan diri saat mau diperkosa oleh Rictus, salah satu anak Immortan Joe. Tapi Furiosa tidak keluar dari CItadel, melainkan menyamar sebagai anak laki-laki bisu yang bekerja di sana.

Setelah dewasa, Furiosa ikut dalam misi rutin pengantaran suplai bahan baku dengan “War Rig” yang dipimpin Praetorian Jack. Dalam misi itu, mereka diserang oleh Biker Horde, namun keduanya berhasil selamat. Mendapat pengakuan dari Jack, Furiosa menjadi rekannya dan naik pangkat jadi Praetorian.

gambar karakter praetorian jack dan furiosa di war rig

Kondisi antara Dementus dan Immortan Joe memanas. Immortan Joe berencana mengambil alih kembali Gastown. Ia menyuruh Jack dan Furiosa pergi ke Bulletfarm untuk mengumpulkan persenjataan. Namun, Dementus sudah mendahului mereka, menguasai Bulletfarm dan menyergap War Rig.

Dementus kemudian menyiksa Jack sampai tewas. Sementara Furiosa melarikan diri dengan memotong tangan kirinya. Saat pingsan dalam proses melarikan diri, ia ditolong oleh orang misterius (Mad Max). Kembali di Citadel, Furiosa mengganti tangan kirinya dengan tangan mekanik dan mempersiapkan diri membalas dendam pada Dementus ditengah peperangan antara Dementus dan Immortan Joe.

Nyaris Sempurna, Plot Kurang Komplit

Kalau kamu belum nonton Furiosa: A Mad Max Saga, saya perlu minta maaf karena plot cerita di atas sudah mengungkap sekitar 90% konten film ini. Tapi jangan kuatir, dengan durasi 148 menit, masih banyak detil cerita yang masih bisa dinikmati.

Walau begitu, harus saya akui kalau film Furiosa tidak sebagus Mad Max: Fury Road. Masih bagus sih, tapi menurut saya tidak seistimewa itu.

Ya, kamu bakal tetap akan melihat berbagai adegan aksi yang heboh seperti Fury Road. Ada juga beberapa adegan yang memberikan sedikit nostalgia, seperti War Boys yang mengorbankan diri sambil berteriak “Witness Me!”. Yah, Nux menjadi salah satu momen pengorbanan paling keren di film sebelumnya.

gambar adegan pengejaran war rig di film furiosa a mad max saga

Bahkan, serangan ke war rig di film Furiosa boleh dibilang termasuk salah satu adegan aksi terbaik tahun ini. Mungkin malah sedikit lebih keren koreografinya dibanding Fury Road.

Akan tetapi, ada beberapa plot yang terasa anti klimaks di film ini. Sesuatu yang saat kita melihatnya, kita membayangkan akan ada hal dramatis yang menyusul namun sayangnya hal itu tidak terjadi.

Salah satunya saat Dementus menemukan Citadel. Ia awalnya jumawa sebagai seorang pemimpin, namun kemudian gagal menaklukan Citadel. Berikutnya, tiba-tiba ia sudah berniat menyerang Gastown.

Rasanya seperti ada yang hilang di sini. Di satu momen Dementus baru menemukan kalau ada tempat yang dikuasai warlord, di saat berikutnya ia seakan-akan sudah tahu keberadaan Gastown dan fungsi vitalnya.

Begitu juga ketika Dementus merebut Gastown. Ketika sebuah tempat yang vital dikuasai, pasti imbasnya akan cukup besar pada pembagian kekuasaan dari warlord yang ada. Toh selain Immortan Joe, ada juga warlord lain, yaitu penguasa Bulletfarm (yang namanya…. Bullet Farmer). Tapi kekuasaan Dementus diterima begitu saja melalui negosiasi dengan Immortan Joe.

gambar adegan dementus menyerang citadel di film furiosa: a mad max saga

Yang paling parah tentu saja di bagian akhir film Furiosa, ketika Dementus berperang melawan Immortan Joe.

Sebelumnya ditunjukkan secara dramatis bagaimana perang akan mulai, lengkap dengan penyebutan sejarah peperangan oleh The History Man sang narator. Tapi kemudian perang itu hanya ditunjukkan sekilas, tanpa memberitahu bagaimana Dementus bisa kalah dan tiba-tiba ia terlihat sedang kabur waktu dikejar Furiosa.

Ya, memang ending sebenarnya ada di pembalasan dendam Furiosa. Tapi itu pun terasa agak bertela-tele sehingga momen puncaknya terasa sudah lewat. Nasib Dementus yang seharusnya tampak mengenaskan pun akhirnya jadi berkurang efeknya.

George Miller kelihatannya ingin memperluas lore Mad Max lewat film ini. Oleh sebabnya ada konflik antar warlord yang jadi kendaraan cerita asal Furiosa, yang juga menjadi pengembangan dari saga Mad Max itu sendiri.

Tapi jalinan plot di dalamnya, seperti sudah saya sebut di atas, masih terasa kurang efisien. Untuk cerita dari sisi Furiosa sudah mantap. Tapi dari sisi para warlord dan konfliknya masih kurang memuaskan dan anti klimaks.

gambar anya taylor joy sebagai furiosa

Lalu, menurut saya, akhir yang menunjukkan Furiosa kabur dengan para istri itu juga tidak perlu ditunjukkan. Toh kita sudah tahu bagaimana kelanjutan perjalanan sang Imperator selanjutnya. Tapi mungkin George Miller masih merasa perlu menunjukkan perubahan Furiosa dari Anya Taylor-Joy ke Charlize Theron (walau sebenarnya tidak terlalu kentara).

Sebagai Film Action, Mantap!

Selain masalah plot cerita yang lumayan bolong-bolong, Furiosa: A Mad Max Saga merupakan film action dan film post apocalypse yang keren. Tata artistiknya keren dan adegan aksinya seru. Di samping itu Anya Taylor-Joy dan Chris Hemsworth juga memerankan tokoh mereka dengan baik.

Trilogi Mad Max di era Mel Gibson memang mendobrak. Tapi menurut saya sebenarnya juga tidak semuanya mantap dari sisi cerita. George Miller, melalui Mad Max: Fury Road, tidak saja berhasil memberikan kisah yang menarik dengan aksi yang dahsyat, tapi juga mempopulerkan kembali saga Mad Max.

Jadi sebenarnya sungguh sayang ketika film Furiosa ini terasa kurang maksimal. Padahal tinggal sedikit lagi sampai titik yang memuaskan untuk memenuhi hype sebelum dirilis. Ditambah dengan kenyataan bahwa film ini cukup melempem di box office, rasanya bagai sudah jatuh ditimpa tangga.

Tapi kalau kamu tanya apakah Furiosa: A Mad Max Saga itu wajib ditonton atau tidak, saya bakal menjawab iya, terutama kalau kamu penggemar film action.

Furiosa: A Mad Max Saga
Kurang Sedikit Lagi
Furiosa: A Mad Max Saga sudah cukup memuaskan sebagai film action, tapi masih ada plott yang terasa anti klimaks
7.5
Penulis

Kalau menurutmu bagaimana?