Dead Boy Detectives merupakan salah satu serial terbaru Netflix yang punya premis cerita menggelitik, yaitu tentang hantu yang jadi detektif. Serial misteri ini juga berada di dalam satu dunia bersama serial The Sandman. Menarik kan?
Serial Dead Boy Detectives memang dibuat berdasar karakter yang ada di dalam komik yang berjudul sama, hasil karya dari Neil Gaiman dan Matt Wagner. Di Netflix, serial ini dirilis pada tanggal 25 April 2024 langsung 8 episode sekaligus. Para pemerannya meliputi George Rexstrew, Jayden Revri, Kassius Nelson, Yuyu Kitamura, Briana Cuoco, Jenn Lyon, dan Ruth Connel.
Apakah serial ini menarik untuk ditonton? Inilah opini saya.
Cerita Serial Dead Boy Detectives
Serial Dead Boy Detectives mengikuti petualangan Charles Rowland (Jayden Revri) dan Edwin Paine (George Rexstrew), dua penyelidik yang sebenarnya — seperti terlihat dari judulnya — sudah mati. Mereka menolak masuk ke alam kematian dan memilih tetap tinggal di bumi, tepatnya London, sebagai hantu untuk menyelidiki berbagai masalah kriminalitas yang melibatkan dunia supranatural.

Pada suatu ketika, Charles dan Edwin menerima tugas mencari seorang gadis yang bertingkah aneh. Ternyata gadis itu kerasukan iblis. Setelah kedua detektif itu bisa mengusir si iblis untuk sementara, gadis itu menderita insomnia dan hanya ingat kalau namanya Crystal Palace (Kassius Nelson). Charles dan Edwin pun kemudian menerima Crystal sebagai ‘rekan’ karena punya kemampuan supranatural.
Mereka bertiga kemudian menerima kasus anak yang hilang di Amerika. Di sana, mereka bertemu Esther (Jenn Lyon), seorang penyihir yang menyekap anak-anak supaya awet muda. Charles, Edwin, dan Crystal berhasil menyelamatkan anak kecil yang hilang itu, namun membuat Esther jadi musuh mereka.
Keadaan bertambah rumit ketika Edwin melakukan kesalahan dan dijebak oleh Raja Kucing. Kesalahan itu membuat mereka terjebak di kota tersebut. Demikianlah untuk sementara waktu Charles, Edwin, dan Crystal membuka praktek detektif di sana, sambil menghadapi ancaman yang mengintai.
Kisahnya Menggelitik, Karakternya Menarik
Hal pertama yang perlu disebutkan di sini adalah Neil Gaiman tidak terlibat langsung dalam proses kreatif maupun produksi. Jadi kamu yang merupakan fans Neil Gaiman jangan menaruh harapan terlalu tinggi. Tapi bukan berarti dunia serial Dead Boy Detectives ini jauh dari The Sandman.
Memang dari sisi muatannya serial ini tidak ‘semagis’ The Sandman, karena lebih berada di dunia manusia dengan makhluk yang tingkatannya di bawah Morpheus (Death juga cuma muncul sebentar). Tapi dari sisi nuansa, kamu bisa merasakan nuansa khas dunia The Sandman yang misterius dengan berbagai elemen supranaturalnya. Hantu, mantra, benda magis, iblis, makhluk gaib lain, penyihir, dan lain-lain.
Kalau kamu sudah menonton Lockwood & Co., yah… nuansanya cukup mirip seperti itu. Selain itu, boleh dibilang bobot dan kualitasnya juga tidak jauh berbeda dari serial yang dihentikan Netflix tersebut. Lalu apa bedanya? Apa yang bikin Dead Boy Detectives menarik?

Dead Boy Detectives menghadirkan tokoh-tokoh berusia remaja dari masa yang berbeda. Edwin Paine adalah seorang remaja pria yang tewas di era Edwardian, sekitar tahun 1900-an, di Inggris. Sementara Charles Rowland adalah seorang remaja yang tewas di tahun 1990-an. Sedangkan Crystal Palace adalah seorang gadis dari masa kini. Selain itu, ada pula Niko, seorang gadis asal Jepang, yang juga berasal dari masa kini dan seorang otaku.
Perbedaan latar belakang dari sisi masa ini membuat dinamika hubungan mereka menarik. Termasuk pakaian, sikap, dan cara pandang mereka masing-masing, juga dialog yang muncul di antara mereka..
Misalnya, Edwin masih terlihat kaku soal ketertarikan cowok dengan cowok lain. Sikap Edwin ini dikomentari Kiko bahwa ada banyak anime dan manga yang menampilkannya, yang tentu saja membuat Edwin tambah bingung. Edwin juga takjub melihat serial Scooby-Doo di laptop Niko dan berkomentar, “Mereka detektif yang baik.”
Tentu saja, masing-masing tokoh ini juga punya masalah mereka masing-masing yang dikupas lewat berbagai episode di dalam serial ini. Di samping itu, beberapa karakter lain yang ada di serial ini juga lumayan menarik.
Secara umum, Dead Boy Detectives memanfaatkan plot cerita yang sudah menjadi formula standar, terutama untuk kisah detektif. Tiap episode mengemukakan satu kasus tertentu (judul tiap episode dimulai dengan “The Case of….”). Kasus-kasus itu pun lumayan unik dan menarik. Salah satunya adalah rumah berhantu yang hantunya mengulang terus aktivitas mereka tanpa henti (loop) selama berpuluh tahun.
Kemudian berbagai episode itu menyelipkan kisah yang menjadi benang merah untuk masalah yang lebih besar. Sepert permusuhan dengan Esther atau Charles dan Edwin yang diburu oleh The Night Nurse.
Nah, salah satu yang terasa kurang jelas di serial Dead Boy Detectives ini adalah bagaimana hukum antara dunia hantu dan manusia berlaku. Seperti Charles dan Edwin bisa bergerak menembus tembok dan bisa melakukan perjalanan lintas wilayah lewat kaca, tapi bisa memegang berbagai benda fisik.

Lalu ada satu adegan yang lumayan bikin saya garuk-garuk kepala, yaitu saat Edwin meminta Charles mencari buku referensi di London, karena ia tidak bisa pergi meninggalkan kota Port Townsend di Amerika.
Edwin, yang hanya muncul sebagian dari kaca di kantor mereka di Londin dengan tangannya masih di dalam kaca, rewel menunjukkan buku apa yang harus di ambil. Sementara Charles selalu salah ambil buku. Pertanyaannya, kenapa Charles tidak membawa buku-buku mereka ke Port Townsend — apalagi ia punya tas yang bisa diisi apa saja — dan Edwin bisa memilihnya sendiri? Toh akhirnya buku yang dicari memang dibawa ke sana.
Yah, ada beberapa adegan yang terlihat konyol dan kurang konsisten seperti ini, padahal sebenarnya tidak memiliki fungsi penting pada cerita.
Serial Detektif Yang Fun
Walau begitu, secara keseluruhan Dead Boy Detectives memang sebuah serial yang fun. Karakter-karakternya menarik dan unik, misterinya cukup… misterius, ada humor terselip di dalamnya, dan yah… menghibur.
Memang ada beberapa hal yang bisa agak mengganggu seperti yang sudah disebut di atas atau animasi CGI yang agak kurang halus. Tapi kalau kita kesampingkan hal itu — dan saya yakin kamu tidak begitu memperhatikannya — serial ini menyenangkan buat ditonton.
Nah, kalau kamu memang suka kisah misteri bernuansa horor, silakan nonton Dead Boy Detectives ini di Netflix.