Apa kamu bosan dengan komik yang menampilkan tokoh utama dengan kekuatan spesial atau bantuan “system”? Kalau iya, manhwa Surviving The Apocalypse ini mungkin bisa jadi salah satu pilihan. Karena sejauh ini ceritanya memang sangat menjanjikan.
Meskipun seru, tapi manga atau manhua atau manhwa dengan MC overpower punya potensi jadi membosankan ketika sang tokoh utama sudah tidak memiliki tantangan lagi. Ceritanya kemudian jadi monoton dan itu-itu saja. Oleh karena itu, menemukan komik yang benar-benar memberikan ancaman pada si tokoh utamanya bisa jadi sebuah angin segar.
Nah, kalau kamu ingin tahu lebih jauh soal manhwa Surviving The Apocalypse ini, silakan baca artikel ini sampai tuntas.
Tentang Manhwa Surviving The Apocalypse

Surviving The Apocalypse adalah sebuah manhwa aksi fantasi bertema survival, dengan cerita mengikuti seorang bocah yang disekap di bunker perlindungan dan dilatih untuk bersiap menghadapi bencana yang akan menimpa bumi.
Manhwa ini ditulis dan digambar oleh Song dan diterbitkan di platform Naver Webtoon pada tahun 2024. Sayangnya, waktu review ini ditulis, manhwa Surviving The Apocalypse belum diterjemahkan secara resmi ke bahasa Indonesia di Webtoons.
Secara pribadi, saya berharap manhwa ini bisa segera hadir versi terjemahannya.
Cerita Manhwa Surviving The Apocalypse
Seorang remaja laki-laki dibesarkan di sebuah bunker bawah tanah oleh ayahnya. Ia tidak pernah melihat dunia di permukaan sepanjang hidupnya. Di bunker itu ia diajari ilmu pengetahuan dan dilatih bela diri oleh ayahnya untuk mempersiapkan diri.
“Bencana besar akan tiba.” Itulah peringatan ayahnya yang mendidiknya tanpa ampun. Selain itu, ayahnya juga mengatakan kalau ibunya meninggal dunia karena tidak ingin mengalami bencana tersebut.

Namun anak laki-laki yang tidak punya nama ini semakin lama semakin kehilangan kepercayaan pada ayahnya. Di saat-saat tertentu, ia bisa mendengar suara-suara dari aktivitas manusia di permukaan. Dunia tidak terkena bencana, pikirnya.
Suatu hari ia memutuskan menyerang ayahnya, untuk mengambill kunci lalu kabur dari bunker itu. Namun usahanya itu gagal. Anehnya, keesokan harinya ia menemukan bahwa semua pintu bunker terbuka. Melihat kesempatan, anak itu pun segera kabur.
Di permukaan, ia menemui kehidupan normal orang biasa dan merasa senang bisa bebas. Yang ia tidak ketahui, bencana itu benar-benar ada dan hari itu merupakan saat ketika bencana besar itu terjadi. Sebuah benda asing (semacam meteor raksasa) turun dari langit dan bersamanya datang monster-monster ganas. Tidak lama, umat manusia segera tersudut dalam usaha bertahan hidup.
Anak laki-laki itu bertemu dengan seorang gadis yang sedang melarikan diri. Mereka kemudian mencari tempat perlindungan di stasiun bawah tanah. Di sana, mereka bertemu dengan orang-orang lain yang juga berusaha bertahan hidup.
Di tempat itu, si anak laki-laki lebih bersikap pasif. Ia ingat didikan ayahnya bahwa manusia tidak bisa dipercaya. Benar saja, kelompok yang kuat segera menekan orang yang lemah. Anak laki-laki itu sendiri mendapat tekanan karena foto masa kecilnya ditahan oleh kelompok yang berkuasa. Foto itu menjadi petunjuk satu-satunya untuk mencari ibunya yang ternyata masih hidup.

Namun, kondisi itu tidak bertahan lama. Monster-monster bisa masuk ke stasiun bawah tanah itu dan mulai menyerang. Pada kesempatan ini, si anak laki-laki menemukan kelemahan monster-monster itu yang terletak di benih yang berada di dalam tubuh mereka.
Perjuangan anak laki-laki itu pun dimulai, baik dalam melawan monster, orang-orang jahat, sekaligus mencari petunjuk di mana ibunya berada.
Review: Pendekatannya Nggak Biasa
Ya. Memang manhwa Surviving The Apocalypse memiliki cerita yang berlatar bencana besar akibat kedatangan monster-monster. Sebuah plot yang sudah sangat sering kita temui di komik, terutama manhwa. Toh, manhwa ini memiliki beberapa hal menarik yang berbeda dari biasanya.
Pada beberapa judul manhwa lain, biasanya cerita dimulai dengan membawakan latar belakang bahwa monster-monster datang — entah dari portal atau hal lain — dan umat manusia di bumi terancam. Kemudian, jika itu cerita aksi fantasi, maka biasanya kemudian menghadirkan kisah fenomena pahlawan yang lalu dikenal sebagai hunter.
Tapi manhwa Surviving The Apocalypse memulai ceritanya sebelum bencana tiba dan dari sebuah bunker tempat seorang anak dipersiapkan menghadapi bencana itu. Pada satu sisi, hal ini mengingatkan pada game atau serial Fallout, tapi tanpa nuansa retro.

Pembukaan itu pun tidak mengantar kita pada persiapan yang memberikan gambaran bahwa si bocah ini bakal jadi jagoan hebat. Alih-alih, kita disajikan keragu-raguan akan fakta apakah bencana itu terjadi atau tidak dan apa sebenarnya yang terjadi. Ayah si bocah ditempatkan sebagai “villain sementara” dengan sikapnya yang creepy dan misterius.
Hal menarik lainnya adalah sang tokoh utama yang belum punya nama ini tidak mendapat kekuatan spesial atau bantuan dari “sistem”. Sejauh ini, ia hanyalah seorang remaja yang dilatih keras oleh ayahnya dalam tekanan sehingga punya insting bertahan hidup yang tinggi.
Selain itu, ia juga tidak bersikap “sok benar” atau sebaliknya “MC villain” atau tidak kelihatan sok dramatis. Si tokoh utama ini digambarkan dengan cukup wajar, yaitu selalu waspada sesuai didikannya tapi juga terkadang canggung menemui kejadian yang belum pernah dialaminya (misalnya saat ada yang bersimpati).
Sampai sejauh yang saya baca, plot cerita manhwa Surviving The Apocalypse masih berkembang dan masih belum menguak banyak hal. Cerita masih berkutat di seputar kekacauan dan kondisi yang belum stabil akibat invasi monster dan masih menyimpan banyak misteri.
Lalu, belum terlihat juga siapa saja tokoh-tokoh yang kira-kira akan memainkan peran penting di dalam cerita. Entah itu menjadi pendamping si tokoh utama atau menjadi tokoh antagonisnya. Yah, mungkin tokoh gadis yang bertemu dengan si bocah ini bakal jadi teman seperjalanannya.

Kemudian, gambar di manhwa Surviving The Apocalypse ini juga kebanyakan bagus. Ada yang terlihat cukup detil, ada yang kadang cukup sederhana, dan ada pula yang memang dibuat dramatis dengan memanfaatkan gaya sketsa dengan latar belakang merah yang kontras. Dari sisi gambar manhwa ini boleh dibilang tidak mengecewakan.
Kesimpulan: Menarik Untuk Diikuti
Terus terang, saya menemukan manhwa ini tidak sengaja. Setelah mencoba membacanya, ternyata memang menarik. Oleh karena itu, walau belum ada versi bahasa Indonesianya, saya tetap ingin mengulasnya.
Sejauh ini, manhwa Surviving The Apocalypse punya potensi untuk jadi bacaan yang seru. Yah, mungkin memang bukan jenis seru-seruan seperti manhwa aksi biasanya. Tapi lumayan thrilling dan bikin penasaran. Apalagi ditambah ceritanya yang sejauh ini agak susah diduga dan ditampilkan dengan gambar yang bagus.
Mengingat manhwa ini diterbitkan di platform Naver Webtoon, maka saya boleh berharap kalau nantinya komik ini bakal punya terjemahan bahasa Indonesianya. Yah, semoga saja seperti itu.
Jadi, kalau kamu kebetulan mampir dan membaca artikel ini lalu tertarik dengan manhwa ini, silakan ingat judulnya dan perhatikan apakah sudah muncul di Webtoon atau belum.
