Persaingan antara Marvel Cinematic Universe (MCU) dan DC Extended Universe (DCEU) mungkin adalah persaingan yang paling banyak dibicarakan dekade ini. Masing-masing berusaha menampilkan superhero dari komik mereka ke layar lebar. Sejauh ini, suka atau tidak suka, MCU unggul.
Perdebatan di tengah penggemar komik secara umum dan fans masing-masing pihak secara khusus terus terjadi. Bahkan setiap ada film superhero baru keluar.
Tapi apa sebenarnya keunggulan MCU dibanding DCEU? Apakah karena superhero mereka lebih keren? Apa karena promosi mereka lebih kencang?
Ijinkan kami memberi sedikit opini ala kadarnya. Harap diingat, trilogi Batman karya Christopher Nolan dan film Joker tidak termasuk DCEU.
Perencanaan Matang
Salah satu hal luar biasa dari MCU adalah bagaimana mereka merilis film-film superhero dengan rapi, penuh perhitungan, dan saling berhubungan. Jalinan film ini membentuk sebuah dunia yang berbeda dari di komik dan fans Marvel bisa menerimanya.
Tentu, tidak semua film bisa sesuai rencana. Dua film awal Hulk, misalnya, agak “lepas” dari keseluruhan MCU (walau film kedua Hulk terdapat post-credit scene yang menghubungkan). Seiring waktu, cerita tiap film semakin rapat untuk akhirnya memuncak di Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame.

DC sebenarnya sudah lebih dulu meraih kepopuleran di layar lebar. Di tahun 70-an dengan Superman, di tahun 90-an dengan Batman, dan berhasil meningkatkan derajat film superhero dengan trilogi Batman karya Christopher Nolan. Entah bagaimana, mereka kelihatannya tidak memiliki visi “universe” saat itu.
Ketika MCU meluncur deras, DC pun panik dan berusaha mengejar dengan DCEU. Namun tindakan mereka yang terburu-buru menjadi pisau bermata dua.
Cerita Lebih Solid
Dalam setiap kritik terhadap film DCEU, masalah cerita selalu sering disebut. Entah cerita kurang kuat, plot dan karakter yang timpang, dialog yang aneh, dll.
Mari kita lihat Batman v Superman: Dawn of Justice sebagai contoh. Sudut pandang Bruce Wayne sebagai manusia sudah wajar ketika menganggap Superman bertarung sampai menghancurkan seluruh kota (padahal ia ingin melindungi). Tapi demi melindungi citra Superman (yang sebelumnya di manusiakan di Man of Steel tapi kemudian didewakan), DC membuat Batman menjadi pihak yang salah. Bahkan menjadi kambing hitam dan harus menebus dosa di Justice League. Belum lagi dialog “save Martha” yang tidak masuk akal, tapi ada hanya untuk menghubungkan kedua superhero itu. Well, shit!
MCU, di sisi lain, mampu membuat cerita tiap filmnya dalam proporsi yang pas dan wajar dengan plot yang ada. Tentu, film Marvel pun punya plot hole dan kelemahan di sana sini. Tapi mereka bisa menggarap cerita dengan cantik sampai perdebatan soal kelemahan itu tidak sampai menjatuhkan dunianya.

Ingin contoh? Hm, Captain America vs Iron Man. MCU selalu memberi citra baik pada Captain America. Menurut saya, Cap itu over-rated dan tidak bisa move-on dari Bucky. Sementara Iron Man punya visi lebih jauh lebih banyak berkorban. Ini membuat plot cerita film Civil War sebenarnya lemah (dibandingkan di komik). Bahkan di Endgame, Cap kemudian meninggalkan Bucky untuk kembali ke masa lalu setelah sebelumnya rewel tidak bisa move-on. Di sisi lain, Iron Man mati.
Mungkin sampai di sini, kamu sudah ingin berdebat dengan saya. Tapi justru itulah poinnya. Perdebatan kita tidak akan berakhir (dan memberi citra buruk MCU). Karena ada berbagai elemen cerita yang kuat sebagai pendukung di MCU.
Mampu Mempopulerkan Tokoh Baru
Ini adalah kehebatan MCU yang tidak terbantahkan. Dulu, Spider-Man dan Wolverine (juga X-Men) adalah tokoh paling populer dari Marvel. Avengers? Tidak terlalu. Bolehlah Iron Man dan Captain America ngetop. Tapi sisanya? Tidak. Apalagi kalau kita mau membahas Guardian of the Galaxy atau Black Panther.
Namun MCU mampu mengembangkan karakter-karakter superhero yang tadinya tidak dikenal menjadi ikon populer. Perhatikan perubahan karakter Thor. Lihat bagaimana ajaibnya tingkah Drax atau lucunya Groot yang jadi bayi atau kerennya teknologi yang dimiliki Black Panther.

Di DCEU? Yah, begitulah. Untuk Batman dan Superman jelas tidak ada masalah. Wonder Woman dan Aquaman cukup berhasil. Acungan jempol untuk Harley Quinn. Tapi lainnya? Hmmmm… Tidak terlalu berkesan.
Sebagai contoh, karakter Huntress yang diperankan Mary Elizabeth Winstead cukup menarik (seperti saya sebut di review Birds of Prey). Tapi karakter itu tidak dieksplorasi lebih jauh. Jadi, tidak ikonik.
Tidak Punya Kevin Feige
Hahaha, yang satu ini juga tidak terbantahkan. Kevin Feige adalah produser yang menjadi arsitek MCU. Tokoh satu ini disebut memiliki pengetahuan yang luas untuk dunia Marvel. Alasan yang membuatnya diajak bergabung di film X-Men pertama dan melontarkannya ke bangku pimpinan Marvel Studios.

Sudah jelas kalau DC belum punya orang seperti Kevin Feige. Mungkin juga DC belum mempercayai satu orang yang mampu menangani DCEU seperti Feige. Sayangnya tragedi kematian anak Zack Snyder membuatnya mundur dan DC tidak siap dengan hal itu. Kita bisa berargumen kalau Zack Snyder juga bukan orang yang cocok. Yah, kembali ke argumen awal. DC belum menemukan orang yang bertangan dingin untuk menjadi arsitek DCEU.