Saat artikel ini ditulis, First-Class Fighting Lessons merupakan salah satu manhwa aksi terbaru di Webtoons, sama seperti Back to the 2000s dan A Flame Reborn. Sekilas, manhwa ini terlihat punya resep cerita yang sama dengan berbagai manhwa yang punya latar masa kini, yaitu soal bullying. Tentu saya penasaran apa yang akan membuat ceritanya berbeda dengan komik lainnya.
First-Class Fighting Lessons merupakan sebuah manhwa aksi yang ditulis oleh Kim Taekyeong dan kelihatannya juga digambar oleh orang yang sama. Manhwa ini diterbitkan di Webtoons sejak 2024.
Kalau kamu melihat judul manhwa ini tapi ragu untuk mengikutinya, silakan baca dulu ulasan soal manhwa First-Class Fighting Lessons ini supaya kamu tahu gambaran yang lebih jelas.
Cerita Manhwa First-Class Fighting Lessons
Secara singkat, manhwa First-Class Fighting Lessons mengikuti kisah Kim Jaehyeok, seorang anak SMA yang paling pintar di sekolahnya yang sering jadi bahan bullying preman sekolah. Ia kemudian mendapat kesempatan untuk belajar ilmu bela diri dari seorang gadis.

Suatu hari, seorang gadis bernama Lee Minchae datang dan menyewa lantai dua rumah Kim Jaehyeok. Ia adalah anak dari teman ibu Kim Jaehyeok dan sebaya dengannya. Minchae juga akan bersekolah di SMA tempat Jaehyeok belajar.
Di sekolahnya, Jaehyeok merupakan anak yang suka dipukuli oleh preman sekolah dan menjadi tukang suruh alias “bread shuttle”. Ia juga mendapat ancaman untuk membantu salah satu preman di kelasnya, Jo Sangbom, memberikan jawaban ujian.
Walau selalu memasang muka manis di hadapan ibu Jaehyeok, Minchae aslinya juga seorang gadis yang suka mem-bully. Suatu ketika, Jaehyeok melihat Minchae menghajar beberapa preman kampung yang menggodanya. Ternyata Minchae memang jago berkelahi karena sejak kecil sering berlatih. Jaehyeok pun meminta Minchae untuk mengajarinya bela diri. Sayangnya, Minchae menolak permintaannya itu.

Namun, Jaehyeok kemudian mengetahui kalau Minchae bukan gadis yang pintar. Bahkan ia tertinggal dalam pelajarannya. Jaehyeok pun menawarkan kesepakatan pada Minchae. Ia akan mengajari Minchae pelajaran, sementara Minchae mengajarinya berkelahi. Minchae akhirnya setuju dengan kesepakatan itu.
Saat hari ujian tiba, Sungbom kembali mengingatkan Jahyeok untuk membantunya. Tanpa terlihat, Minchae melempar pesan ke Sungbom, sehingga seolah Jaehyeok-lah yang melemparnya, yang berisi tantangan berkelahi. Sungbom, yang mengira kertas itu berisi jawaban ujian, kaget melihat tantangan itu.
Usai sekolah, Jaehyeok dan Sungbom berkelahi. Walau awalnya dipukuli habis-habisan, Jahyeok memanfaatkan trik yang diajari oleh Minchae dan berhasil memenangkan pertarungan itu. Masalahnya, ia kini menjadi perhatian anak-anak di sekolah, termasuk para preman yang penasaran ingin mengalahkannya.
Plotnya Cukup Generik, Tapi Berusaha Berbeda

Jujur, waktu pertama kali membaca komik ini, saya sempat merasa geli sendiri. Bukan apa-apa karena setting-nya agak menyerempet pola yang ada di manhwa dewasa. Ada anak cewek numpang tinggal di rumah anak cowok dan masing-masing punya kelemahan dan kelebihan, lalu mereka membuat kesepakatan.
Tentunya, karena manhwa First-Class Fighting Lessons dirilis di Webtoons, komik ini bukan jenis yang seperti itu. Di sisi lain, bisa kamu lihat, plot cerita manhwa First-Class Fighting Lessons sudah cukup klise.
Saya yakin kamu bisa menemukan banyak cerita soal bullying di manhwa kehidupan sekolah. Lalu saya juga yakin kamu sudah lumayan hapal dengan resep atau pola yang ada. Anak yang diganggu kemudian mendapatkan sesuatu — entah itu pelajaran berkelahi atau kekuatan misterius — yang membuatnya bisa mengalahkan para preman sekolah. Kemudian, ia pun menjadi jagoan atau tokoh idola baru di sekolahnya.
Sejauh ini, manhwa First-Class Fighting Lessons pun masih berpijak pada resep yang sama. Kim Jahyeok yang sering diganggu mendapatkan pelajaran berkelahi untuk bisa menangani para preman. Lalu, tantangan dari para preman pun datang silih berganti. Jaehyok pun menarik perhatian preman kakak kelasnya.

Tapi kelihatannya, Kim Taekyong sebagai penulis cukup sadar dengan pola itu dan berusaha menyeimbangkan dinamika cerita.
Sosok Kim Jaehyeok tidak serta merta jago berkelahi. Baik secara fisik maupun mental, ia pun belum memiliki banyak perubahan. Jaehyeok masih merupakan anak nerd yang cukup lemah, naif, dan masih penakut.
Plot cerita bergerak secara dinamis dari hubungan antara Lee Minchae dan Kim Jaehyeok ke nasib Jaehyeok di sekolahnya yang menghadapi tantangan para preman. Setahap demi setahap Jahyeok mempelajari trik baru untuk melawan musuh.
Tapi tentu saja, tantangan manhwa ini ke depan adalah memberikan dinamika cerita yang lebih untuk bisa lepas dari formula yang berulang. Karena ya kalau polanya begitu-begitu saja, pasti membosankan kan?

Yah, untungnya masih ada beberapa hal yang masih bisa dikembangkan lebih jauh. Misalnya apakah manhwa ini akan menyentuh sisi romantis atau tidak. Hubungan Kim Jaehyeok dan Lee Minchee tentu bisa berkembang dengan unsur romantis. Penambahkan tokoh juga bisa memberikan plot menarik. Seperti teman Minchee, Sara Hong, yang datang berkunjung, atau tokoh lain dari sekolah Jahyeok.
Gambarnya Bagus
Salah satu yang patut dipuji dari manhwa First-Class Fighting Lessons ini adalah desain karakter dan gambarnya yang bagus. Dari apa yang terlihat, Kim Taekyong cukup menerapkan gambar yang detil tanpa memanfaatkan teknologi digital secara berlebihan.
Salah satu hal yang saya benci di komik digital jaman sekarang adalah proses menggambar yang dipercepat. Yah, saya paham para pembuat komik ini harus menyelesaikan pekerjaan yang banyak. Tapi kadang melihat gradasi warna ditaruh begitu saja, misalnya di rambut, tanpa memperhatikan tekstur bisa terasa mengganggu.
Untungnya manhwa ini memiliki gambar yang cukup berkualitas. Pilihan warnanya pun enak dilihat, tidak sekedar memberikan warna-warna mencolok.

Di sisi lain, penggambaran karakternya juga menarik. Baik dari sosok Jahyeok sendiri yang tipikal nerd dengan tubuh kecil berkacamata yang canggung sampai sosok para preman sekolah yang sosoknya secara tidak langsung menggambarkan tantangan yang dihadapi Jaehyeok.
Tentu saja, sebagai manhwa yang mungkin bisa dibilang termasuk sub genre shonen (kalau meminjam istilah manga), yang ditujukan untuk pembaca cowok, Kim Taekyong mampu menggambar tokoh perempuannya dengan cantik dan memberikan beberapa adegan fan-service di manhwa First-Class Fighting Lessons ini.
Punya Tantangan Besar
Jadi secara keseluruhan, manhwa First-Class Fighting Lessons memang terlihat punya cerita yang cukup generik walau premisnya boleh dibilang potensial memberikan detil yang lebih. Melihat berbagai manhwa yang ada dengan tema gangster sekolah, kelihatannya agak sulit bagi manhwa ini untuk mencuri perhatian dari manhwa seperti Lookism, Questism, dan lain-lain.
Di sisi lain, manhwa ini bisa jadi hiburan tersendiri. Lumayan sebagai bacaan ringan tiap minggu di sela-sela membaca heavy hitter yang lebih populer.
Yah, kalau kamu berminat, silakan kunjungi Webtoons — sebaiknya di aplikasi — untuk membaca manhwa ini.