Anime menjadi salah satu produk kultur pop yang memiliki fanbase besar di seluruh dunia. Bahkan di Indonesia, istilah Wibu bahkan telah melekat seolah-olah menjadi identitas tersendiri bagi mereka yang menyenangi anime dan produk-produk Jepang lainnya. Karena kecintaan mereka pada sebuah anime, kadang para penggemar nggak ragu untuk menghujat sebuah film adaptasi anime yang gagal total. Bahkan mereka beramai-ramai menolak pembuatan film adaptasi tersebut dari awal.
Hal ini terbukti lewat pengumuman Netflix yang kabarnya akan segera menggarap film adaptasi Death Note kedua. Para penggemar berbondong-bondong mengungkapkan penolakannya. Namun bukan Death Note saja yang pernah menjadi samsak hujatan para fanboy. Ada banyak film adaptasi anime gagal yang jadi bulan-bulanan dan dianggap menghancurkan versi originalnya. Apa saja? Yuk simak daftar selengkapnya di bawah ini!
Fullmetal Alchemist

Pertama ada Fullmetal Alchemist. Mungkin nggak banyak orang yang tahu kalau salah satu anime ikonik ini pernah mendapatkan versi live-action. Namun sebagai anime terbaik sepanjang masa, menggarap Fullmetal Alchemist bukan hal yang mudah.
Netflix menjadi studio yang ambisius untuk mengambil proyek ini. Meski begitu percaya diri meski belum mengerti terlalu dalam soal dunia anime. Hasilnya sudah bisa ditebak. Film adaptasi ini gagal bahkan untuk mendekati versi aslinya. Mereka yang sudah menonton versi anime begitu kecewa dengan hasil adaptasi anime favoritnya tersebut.
Speed Racer

Selanjutnya ada film Speed Racer yang disutradarai oleh Wachowski bersaudara. Film ini cukup menjadi kontroversi di antara para penonton dan kritikus. Sebagian penonton merasa terekesan dengan CGI dalam film ini dan menganggap film ini cukup worth. Namun kritikus menganggap film ini adalah kehancuran.
Selain para kritikus, para penggemar garis keras anime ini juga merasa kecewa. Memang ada banyak perbedaan mendasar antara versi anime tahun 80-an dan versi live-action. Film adaptasinya justru memberikan konflik berat sejak awal film. Padahal Speed Racer adalah anime anak-anak yang motivasional, ringan dan lucu.
City Hunter

Bagi mereka generasi 90-an pasti udah nggak asing dengan anime City Hunter. Meski anime ini perlahan dilupakan hari ini, bukan berarti anime ini nggak punya pengaruh besar. Dengan jumlah 140 episode, serial anime ini coba dirangkum oleh sutradara Wong Jing dengan membawa Jackie Chan memerankan tokoh utamanya, Saeba Ryo.
Sayang karisma Jackie Chan sebagai pemeran utama nggak mampu membayar kekecewaan penonton. Ia gagal menampilkan komedi ala anime yang tipis namun mengundang senyum. City Hunter versi film justru terasa berlebihan dari segi komedi, drama dan juga aksinya.
Death Note

Death Note adalah salah satu anime misteri paling ikonik dalam sejarah.Adaptasi dari manga, anime satu ini memang terkenal di seluruh dunia. Namun versi anime dari Death Note terasa kurang dan mendapat cap jelek oleh mereka penggemar versi manga. Apalagi versi live-actionnya. Wkwk
Death Note mungkin telah beberapa kali mendapat versi adaptasi. Namun yang paling membuat penggemar naik pitam adalah Death Note versi Netflix. Film tersebut dibintangi Natt Wolff dan berfokus pada persaingan Light dan L. Meski sudah dianggap gagal, Netflix masih bersikeras untuk melanjutkan adaptasi mereka terhadap Death Note. Nggak kapok~
Gantz

Selanjutnya ada Gantz. Buat kamu yang belum tahu, Gantz adalah anime mengerikan yang menceritakan kehidupan orang mati yang masuk ke dunia pararel. Secara singkat film anime satu ini meceritakan sebuah pertarungan Battle Royale.
Gantz begitu keren karena mampu menggambarkan sisi gelap umat manusia lewat karakter-karakternya. Kemudian versi live-action anime ini mencoba meniru gaya versi animenya. Mereka telah cukup berhasil dan menggambarkan banyak momen seperti versi anime. Sayang waktu yang terbatas gagal membuat penonton terikat dengan para karakternya. Belum lagi plotnya yang menggantung dan berakhir tak jelas. Walhasil, film adaptasi Gantz mendapat cap gagal dari para penggemar.
Attack On Titan

Siapa sih yang nggak tahu anime dan manga Attack On Titan? Anime karya Hajime Isayama ini menjadi salah satu anime terbaik dalam satu dekade terakhir. Berkisah tentang umat manusia yang mempertahankan diri dari serangan raksasa, cerita Attack On Titan berkembang epsat menjadi masalah politik.
Melihat potensi yang sangat besar, film live-action Attack On Titan akhirnya muncul. Sayang, film ini gagal total dan nggak mampu memberikan sedikit pun kesan pada para penonton. Alih-alih menggambarkan kompeksitas karakter dan cerita, film ini justru memperlihatkan karakter-karakternya yang terlihat bahagia dan tidak takut mati. Apalagi komedi berlebihan dalam film ini juga jadi penghancur yang sebenarnya tak perlu.
Dragon Ball Evolution

Dragon Ball Z adalah anime yang masuk sebagai anime besar di genre Shonen. Karakter Goku telah jadi favort penggemar maupun non penggemar. Sialnya, anime Dragon Ball harus dirusak oleh film Dragon Ball Evolution.
Dalam versi film ini, karakter Goku diperankan oleh aktor non asia. Ceritanya juga menyimpang dari versi anime karena menghapus latar belakang Goku. Karena mendapat hujatan luar biasa, penulis naskah film ini, Ben Ramsey meminta maaf secara terbuka karena telah salah mengambil pendekatan saat menggarap film tersebut. Gila nggak tuh?
Ghost in The Shell

Lalu ada anime Ghost in the Shell, anime mecha ini punya durasi yang kurang dari satu setengah jam dan bisa menjadi bahan sempurna untuk dijadikan versi live-action. Penggemar berharap melihat dunia futuristik yang mengesankan dengan sentuhan filosofis yang mendalam seperti dalam versi animenya.
Sayang adaptasi live-action dari anime cult satu ini justru gagal total meskipun membawa aktris film Black Widow, Scarlett Johansson sebagai pemeran utama. Pemilihan pemeran kulit putih dianggap kurang etis oleh para penggemar. Apalagi film ini dianggap rendah karena plotnya yang kurang dalam. Versi adaptasi dari Ghost in the Shell nggak mampu sedikitpun menyamai kualitas versi originalnya.
Devilman

Terakhir ada film Devilman yang digarap Netflix. Film satu ini mengambil cerita dari anime Devilman Cry Baby. Bukannya berhasil, adaptasi ini justru dianggap sangat aneh, apalagi dengan gaya animasi CGInya yang kurang smooth. Ceritanya juga kurang mirip dengan versi animasinya.
Nggak sampai disitu, Devilman semakin terpuruk karena penggambarakan karakter dan akting para pemerannya yang begitu mengecewakan. Film ini memang layak menyandang salah satu film adaptasi anime paling rusak, gagal, hancur dan nggak jelas sepanjang sejarah.
Nah itu dia beberapa film adaptasi anime yang gagal total. Film-film tersebut mendapat hujatan serta penolakan keras dari para penggemar. Memang anime adalah bahan yang cukup sulit untuk dijadikan versi live-action. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus sempurna jika ingin mengadaptasi. Seperti gaya bercerita dan penggambaraan karakternya.
Akhir kata, gimana menurut kalian Popins? Apakah kalian sepakat kalau film-film dalam daftar ini gagal total? Atau kalian suka salah satunya? Film adaptasi anime mana yang menurut kalian berhasil? Yuk tulis pendapat kalian di kolom komentar~