Waktu sedang iseng browsing mencari bahan bacaan baru, saya tidak sengaja menemukan sebuah manhwa berjudul Back to the 2000s. Karena tergelitik dengan judulnya, saya mencoba membacanya. Eh, ternyata menarik. Oleh karena itu, saya ingin membaginya di sini.
Back to the 2000s — juga dikenal dengan judul Ulzzang Era — merupakan sebuah manhwa bergenre aksi dan drama yang ditulis oleh Man’s Story (yang juga menulis Juveline Offender) dan digambar oleh PTJ COMICS. Manhwa ini diterbitkan oleh Naver Webtoon mulai tahun 2023.
Kisah yang ada di dalam manhwa ini sedikit mengingatkan saya pada manga Tokyo Revengers. Nggak terlalu mirip sih. Tapi ada beberapa elemen yang bikin ingat pada manga satu itu. Supaya lebih enak, mari kita lihat lebih jauh.
Cerita Manhwa Back to the 2000s
Manhwa Back to the 2000s mengikuti kisah Park Chungil, seorang anak SMA, yang terlempar ke masa lalu saat ia menerima telepon warisan ayahnya yang meninggal. Di masa lalu, ia bertemu dengan ayah dan ibunya di masa mereka muda, dan berusaha menyelamatkan nasib ibunya yang meninggal secara misterius di saat ia berusia 4 tahun.

Cerita dimulai ketika Park Chungil pindah ke sekolah baru. Belum lagi ia sempat beradaptasi, ia diberitahu kalau ayahnya meninggal dunia. Ayahnya itu pergi tanpa kabar setelah ibunya meninggal dunia saat Chungil berusia 4 tahun. Chungil mendapat beberapa barang milik ayahnya, dan di antaranya ada sebuah ponsel jadul.
Tiba-tiba ponsel itu berdering. Chungil menerima telepon itu dan merasa kalau itu adalah usaha penipuan. Ia menantang si penelpon untuk datang ke tempatnya berada. Namun, ternyata justru Chungil-lah yang terlempar ke masa lalu, tepatnya ke tahun 2003. Di sana ia bertemu dengan ayah dan ibunya saat mereka masih SMA, dan ayahnyalah yang menelponnya dari masa lalu.
Uniknya, ia masih bisa menelpon masa depan memakai ponsel ayahnya itu. Saat ia menelpon pamannya, Park Gwangchul, yang membesarkannya, Chungil diberitahu kalau kematian ibunya tidaklah seperti yang terlihat. Chungil punya kesempatan memecahkan misteri kematian ibunya itu, bahkan juga bisa menyelamatkannya.
Begitulah Park Chungil pun menjalin persahabatan dengan ayah, ibu, beserta geng mereka, dan terlibat dengan perseteruan geng SMA juga gangster yang mungkin berhubungan dengan kematian ibunya.
Plot Ceritanya Menarik

Tokoh utama kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan seseorang dan terlibat dalam pertarungan gangster. Nggak salah kan kalau saya bilang bikin ingat manga Tokyo Revenger? Tapi jangan kuatir, ceritanya cukup berbeda kok.
Salah satu elemen cerita yang menarik di manhwa Back to the 2000s adalah Chungil bisa menghubungi masa depan melalui ponsel ayahnya. Namun, Park Gwangchul tidak bisa menelponnya dari masa depan. Adanya komunikasi yang terbatas ini menjadi sebuah plot menarik.
Kemudian, apa yang terjadi di masa lalu juga kemudian berpengaruh di masa depan. Jadi konsep perjalanan waktu di sini tidak seperti di film Marvel yang perubahannya menyebabkan cabang. Di komik ini garis waktunya linear.
Salah satu contohnya, ketika Park Chungil yang terpaksa berkelahi dengan Park Gwangchul versi muda dan melukainya, Park Gwangchul versi tua tiba-tiba memiliki bekas luka di wajahnya. Contoh lain, saat Chungil menyelamatkan ruang arcade tempat nongkrong geng ayahnya di rumah Choi Mungyu, nasib Mungyu di masa depan berubah.
Selain itu, Park Chungil juga tidak serta merta mendapat kepercayaan dari ayah dan teman-teman satu gengnya, termasuk pamannya, Gwangchul. Ia hanya mendapat kepercayaan dari ibunya di waktu muda akibat cerita yang ia karang. Park Sihu kemudian mencoba percaya pada Chungil setelah berbicara pada Gwangchul dari masa depan yang mengaku sebagai ayah Chungil.

Manhwa Back to the 2000s juga memanfaatkan situasi canggung itu beserta perbedaan tren jaman sekarang dan di masa lalu sebagai bahan humor. Misalnya tren fashion saat itu lebih beragam — kadang terlihat cringey — yang menyebabkan penampilan Park Chungil terlihat tidak trendy (nggak cocok jadi ulzzang).
Lalu, olahraga MMA, yang dipelajari Chungil, juga belum populer. Sehingga cara bertarungnya juga terlihat aneh di masa itu. Bahkan teknik armbar yang ia lakukan pada Park Sihu dibilang ia sedang menggosokkan “anunya” ke tangan Sihu.
Gambar Manhwa Khas PTJ COMICS
Back to the 2000s digarap oleh PTJ COMICS yang sebelumnya sudah menghasilkan berbagai manhwa populer seperti: Lookism, Questism, Viral Hit, Manager Kim, My Life as a Loser, dan lain-lain. Jadi kualitas gambarnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Tapi kalau mau melihat lebih detil lagi, gaya gambar di manhwa Back to the 2000s ini lebih mirip dengan manhwa My Life as a Loser dibanding lainnya.

Menurut saya, gaya gambar itu cukup menarik karena — entah bagaimana — kelihatannya sesuai dengan tema “2000s”. Warna yang punya saturasi tidak terlalu tinggi dan efek yang tidak terlalu mengkilat cocok dengan cerita kembali ke masa lalu.
Yah, memang sebenarnya gaya gambar ini tidak terlalu punya efek dengan ceritanya. Tapi ya itu tadi… Kelihatannya cocok saja.
Manhwa Yang Seru Dibaca
Sejauh ini, manhwa Back to the 2000s memang asik dibaca. Ceritanya cukup dinamis dan punya berbagai momen yang menarik. Lalu perkembangan soal misteri kematian ibu Park Chungil dan apa yang terjadi dengan Park Sihu di masa lalu juga berjalan dengan baik.
Bagi saya pribadi, permasalahan utamanya jelas bagaimana cerita ini berkembang di masa depan. Bagaimanapun, manhwa ini sudah punya sebuah “akhir” yang ditunjukkan di awal cerita. Jadi saya mengharapkan pada satu titik nanti cerita ini punya konklusi yang bagus.
Tapi hal itu bisa mengkhawatirkan kalau manhwa ini mengulur-ulur cerita atau mengembangkannya dengan plot tambahan lain sampai akhirnya inti cerita menjadi kabur, tanpa alasan yang kuat. Terus terang, saya berhenti mengikuti beberapa manga dan manhwa karena faktor ini.
Tentu saja, hal ini masih harus kita lihat ke depan. Toh, kalau kamu memang suka dengan ceritanya, ya kenapa tidak? Kalau berminat, manhwa Back to the 2000s bisa kamu baca di Webtoons dalam bahasa Indonesia.